Penculikan Bapak Proklamator Indonesia ke Rengasdengklok

Mutia Maulida Rizki
Mahasiswa jurusan sejarah peradaban islam uin syarif hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
2 November 2022 20:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Maulida Rizki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber:dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber:dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh bapak Ir. Soekarno ada satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yaitu peristiwa Rengasdengklok. Apa yang dimaksud dengan peristiwa Rengasdengklok? mari kita bahas!
ADVERTISEMENT
Latar belakang peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh golongan muda terhadap golongan tua yaitu Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam buku yang berjudul detik-detik proklamasi (2011) yang ditulis oleh Arifin Suryo Nugroho dan Ipong Jazimah, dijelaskan bahwa penolakan dari Bung Karno dan Bung Hatta menjadi dasar penculikan dari golongan muda ke Rengasdengklok.
Faktor-faktor penculikan
Berita Jepang yang menyerah kepada sekutu setelah pemboman Hiroshima dan Nagasaki terdengar oleh Sutan Syahrir dari sebuah radio luar negeri. Setelah mendengar berita tersebut, Sutan Syahrir langsung menghubungi temannya untuk memberita tahu golongan muda untuk cepat bertindak terkait kemerdekaan.
Golongan muda mengadakan rapat tanggal 15 Agustus 1945 di ruang laboraturium mikrologi, hasil rapat ini adalah mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia paling lambat tanggal 16 Agustus 1945. Ketua rapat yaitu Chaerul Saleh mengutus Wikana dan Darwis untuk mengirimkan surat yang berisikan desakan kepada Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi, Soekarno dan Hatta menolak karena menurut Soekarno kemerdekaan indonesia harus tetap dilakukan lewat PPKI. Golongan tua ingin memproklamasikan kemerdekaan indonesia tanpa ada pertumpahan darah dengan cara mengikuti langkah-langkah secara legal yang telah disiapkan sejak pembukaan BPUPKI.
ADVERTISEMENT
Para pemuda merasa kecewa setelah mendapatkan penolakan dari Soekarno, golongan muda mengadakan rapat kedua untuk menentukan langkah selanjutnya dan hasilnya mereka sepakat untuk membawa Soekarno dan Hatta keluar daerah Jakarta untuk menghindarkan mereka dari pengaruh Jepang.
Terjadinya peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 16 agustus pukul 03:00 pagi golongan muda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, dengan dalih melindungi mereka bilamana terjadi pemberontakan Peta dan Heibo. Tetapi kenyataannya tidak ada pemberontakan sama sekali (Sejarah Indonesia modern, 1200: 426).
Golongan muda kembali mendesak Soekarno dan Hatta terkait kemerdekaan Indonesia, mereka berusaha meyakinkan Soekarno-Hatta bahwa Jepang sudah benar-benar menyerah. Alasan lain mengapa golongan muda begitu menginginkan untuk segera diproklamasikan kemerdekaan adalah kekhawatiran bahwa Sekutu akan mendarat dan menjajah Indonesia kembali.
ADVERTISEMENT
Di Jakarta, Ahmad Subardjo dari golongan tua bertemu dengan Wikana dari golongan muda. Dalam pertemuan ini dicapai kesepakatan bahwa Proklamasi Kemerdekaan harus segera diadakan di Jakarta. Akhirnya Ahmad Subardjo menjemput Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Antara golongan tua dan golongan muda tidak terjadi perundingan, hanya telah diberi jaminan oleh Ahmad Subardjo dengan taruhan nyawa bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan selambat-lambatnya tanggal 17 agustus 1945.
Soekarno-Hatta kembali ke Jakarta untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan di rumah Laksamana Maeda. Teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dan dibacakan oleh Soekarno tanggal 17 agustus di kediaman Soekarno.
Itu dia peristiwa Rengasdengklok yang menjadi salah satu saksi kemerdekaan indonesia. Sangat penuh perjuangan, ya. Oleh karena itu kita harus menghormati para pahlawan kita yang sudah mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kita agar bisa hidup dengan bebas tanpa penjajahan.
ADVERTISEMENT