Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Suara Sosial: Bagaimana Media Sosial Mendorong Partisipasi Politik Anak Muda
31 Mei 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Mutia Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat di era digital, media sosial menjadi salah satu aspek penting bagi semua orang, terutama di kalangan anak muda yang sedang ada dalam usia produktif. Media sosial selayaknya sudah menjadi wadah utama dalam berkomunikasi, berbagi informasi, dan diskusi publik tanpa memandang bulu. Tentunya hal ini secara tak langsung membuat posisi media sosial amat penting dalam membentuk opini publik dan pergerakan sosial. Belakangan ini pula bisa kita lihat bahwa berbagai platform media sosial seperti Twitter, Facebook, Instagram, YouTube sudah menjadi sarana partisipasi bagi anak muda dalam menuangkan isu-isu penting mengenai politik, karena cepatnya informasi beredar dan ajakan yang kuat, pergerakan sosial mulai terbentuk di kalangan muda dan banyak dari mereka merasa terajak untuk menyuarakan pendapat lain. Fenomena ini jelas menunjukan betapa krusialnya posisi anak muda di politik era digital.
Salah satu cara media sosial mendorong partisipasi politik anak muda adalah melalui akses informasi yang cepat dan luas. Dalam waktu yang sangat singkat, berita terbaru dapat menyebar luas melalui berbagai platform. Dengan berbagai postingan dan algoritma media sosial, memungkinkan semua anak muda dari desa hingga kota menemukan konten politik sesuai minatnya sehingga mereka bisa mengikuti arus isu-isu politik terkini. Adanya kecanggihan teknologi masa kini, jelas mempermudah kita mengikuti perkembangan berita terbaru baik lokal maupun internasional yang dapat di akses dari berbagai sumber.
Selain penyebaran informasi yang cepat, media sosial menyediakan ruang diskusi dan berbagi opini secara terbuka bagi siapapun melalui postingan, komentar, ataupun thread diskusi. Anak muda dapat bertukar opini, mendiskusikan isu-isu penting, bahkan berdebat dengan orang lain. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran politik, tetapi juga memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan argumen yang lebih baik. Tak jarang hasil diskusi ini menghasilkan sebuah gerakan nyata yang berhasil menarik perhatian nasional dan internasional, yang menggerakkan ribuan orang untuk menuntut perubahan. Seperti peristiwa yang terjadi belakangan ini mengenai kebijakan kenaikan UKT yang berhasil membuat para petinggi buka suara karena ramainya tuntutan dari berbagai mahasiswa di Indonesia atau mengenai boycott brand yang mendukung genosida, yang juga berhasil membuat beberapa brand mengalami penurunan signifikan. Hal ini semakin memperkuat fakta bahwa media sosial dan anak muda menjadi alat efektif untuk memobilisasi aksi massa, menyebarkan informasi, dan menggalang dukungan.
Namun, perlu diingat bahwa media sosial juga memiliki sisi gelap. Informasi yang tidak akurat dan hoaks mudah menyebar dan dapat mempengaruhi opini publik secara negatif ditambah dengan adanya penyalahgunaan AI (Artificial Intellegent) oleh beberapa oknum membuat kita harus semakin jeli mencermati berita. Oleh karena itu, literasi digital menjadi semakin penting. Anak muda harus diajarkan untuk memverifikasi informasi dan mengenali berita palsu agar tidak terjebak dalam kesalahan opini.
Pada intinya, media sosial memainkan peran yang sangat penting dalam mendorong partisipasi politik anak muda di era digital ini. Melalui akses informasi yang cepat dan ruang diskusi yang luas, anak muda dapat dengan mudah mengikuti isu-isu politik terkini, berdebat, dan mengembangkan pemikiran kritis. Meski demikian, penting untuk menyadari adanya risiko penyebaran informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu, literasi digital menjadi hal penting agar anak muda mampu menyaring informasi dengan bijak dan berkontribusi positif dalam pergerakan sosial dan politik. Dengan pendekatan yang tepat, media sosial dapat menjadi alat yang kuat untuk memobilisasi aksi massa dan mendorong perubahan yang signifikan.
ADVERTISEMENT