Rahasia Andrea Hirata Menggarap Novel Terbarunya Brianna dan Bottomwise

Mutia Senja
Menulis di media daring dan luring. Menerbitkan dua buku fiksi: Manahan Selepas Hujan (2018) dan Dengan Seperangkat Cinta dan Rindu Dibayar Tunai (Diva Press, 2021). Tinggal di Yogyakarta.
Konten dari Pengguna
16 Juli 2022 6:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Senja tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sampul novel terbaru Andrea Hirata berjudul Brianna dan Bottomwise bakal terbit akhir Juli 2022. Sumber gambar: Bentang Pustaka/ dokumen istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sampul novel terbaru Andrea Hirata berjudul Brianna dan Bottomwise bakal terbit akhir Juli 2022. Sumber gambar: Bentang Pustaka/ dokumen istimewa
ADVERTISEMENT
Buku terbaru Andrea Hirata, Brianna dan Bottomwise, akan terbit bulan Juli 2022. Kabar ini sudah dipastikan oleh Penerbit Bentang Pustaka di akun resminya.
ADVERTISEMENT
Andrea Hirata pun sudah mengungkap sedikit rahasia tentang proses penggarapan novel terbarunya ini. Rahasia yang mungkin akan menjawab rasa penasaran kita tentang gagasan, proses, dan harapan-harapannya. Andrea Hirata yang karya-karyanya tidak pernah mengecawakan pembaca Indonesia selalu bikin penasaran. Paling tidak saya penasaran dengan gurunya. Berguru di mana ya beliau?
Bicara tentang guru dan karya yang luar biasa, tiba-tiba saya ingat pernah mendengar sebuah ungkapan menarik. Orang hebat dapat melahirkan karya-karya luar biasa, tetapi guru yang luar biasa mampu menghasilkan orang-orang hebat. Mungkin kamu juga pernah mendengarnya? Itu memang cukup populer.
Ungkapan tersebut mengingatkan saya dengan tokoh bernama Bu Muslimah Hafsari. Salah satu orang yang melatarbelakangi terbitnya novel Laskar Pelangi. Ia guru pujaan yang membuat Andrea kecil termotivasi untuk memperjuangkan cita-citanya. Hingga bertahun-tahun kemudian Laskar Pelangi pun muncul dan menggemparkan literasi Indonesia. Novel yang digarap berdasarkan Bu Mus, seorang guru pujaan, diganjar banyak penghargaan hingga tingkat internasional.
ADVERTISEMENT

Sepertinya figur seorang guru punya tempat istimewa di hati Andrea Hirata. Semua guru. Mulai dari guru yang mengajarinya membaca sewaktu kecil, sampai figur guru yang membimbingnya di kampus.

Ada cerita menarik tentang Andrea Hirata dan salah satu dosennya di University of Iowa. Saat itu dirinya masih seorang pelajar. Salah seorang dosen senior bidang tulis-menulis fiksi di University of lowa berkata bahwa ada satu tema yang paling sulit ketika menulis fiksi. Dosen senior itu, dengan yakin, menyebut musik sebagai tema yang sulit untuk ditulis.
Tak terbilang banyaknya novel, drama, film, yang gagal bercerita. Bahkan karya musikal pun banyak yang gagal. Mendengar pernyataan dosennya ini, Andrea Hirata justru terpicu. Ia segera menantang dirinya menulis sebuah cerita fiksi bertema musik!
ADVERTISEMENT
Tidak berhenti sampai di situ. Dosen itu mungkin tahu Andrea Hirata ingin menantang dirinya sendiri menulis fiksi bertema musik. Setelah mengatakan musik sebagai tema yang sulit, dosen itu pun bilang menulis dengan bahasa asing tak kalah sulit.
Semua hal sulit yang dikatakan dosennya jadi pemicu Andrea berkarya. Apakah dia berhasil? Brianna dan Bottomwise jawabannya. Buku terbarunya ini menuntaskan dua tantangannya sekaligus: tema musik dan menggunakan bahasa asing.
Tentang proses kreatif buku ini, Andrea Hirata yang tinggal di Amerika memanfaatkan waktunya untuk berkelana melakukan riset khusus tentang musik. Proses itu dijalaninya dengan serius walau di tengah jalan, ia mengaku pernah hampir menyerah.
ADVERTISEMENT

Andrea bercerita; “Menulis fiksi dalam Bahasa Inggris merupakan perjuangan tersendiri lalu semakin aku bercerita tentang karakter-karakterku, semakin mereka terpisah dari musik, dan semakin aku bercerita tentang musik, semakin karakter-karakter yang telah kubangun dengan bersusah-payah itu, rontok satu per satu dengan sendirinya.”

Kita tentu memahami bahwa setiap orang pernah mengalami masa sulit. Seseorang yang hendak melakukan hal besar, biasanya akan diuji dengan tantangan yang lebih besar pula. Pertanyaannya, bagaimana kita akan melewati masa sulit itu? Bagaimana Andrea Hirata menghadapi masa sulitnya?
Pertanyaan itu punya jawaban yang mengejutkan. Siapa atau apa yang membuat Andrea kembali menulis dan bangkir setelah hampir menyerah? Alma. Tokoh fiksi yang ia ciptakan sendiri. Alma yang pekerja keras. Alma yang punya mimpi besar menjadi gitaris rock. Alma yang rela mencuci tiga motor sepeda tetangganya supaya dipinjami gitar. Alma yang tidak bisa tidur sepanjang malam karena ibunya berjanji akan membelikan gitar esok hari.
ADVERTISEMENT
Mimpi besar Alma dan cerita-cerita yang dituliskan Andrea sendiri dalam diri Alma-lah yang justru menghidupkan kembali semangat Andrea. "Aku malu pada Alma," kata Andrea. Hubungan indah antara penulis dan karyanya entah kenapa selalu membuat saya terharu. Novel ini memang akan bercerita lebih banyak tentang musik, harapan, dan impian. Sebuah karya yang inspiratif, menyentuh hati, dan mengundang gelak tawa sepanjang 380 halaman. Mari kita buktikan bersama. Kita tunggu pre-order Brianna dan Bottomwise dari penerbit sambil mendengarkan lagu-lagu favorit. Semoga hari-hari kita diliputi kebahagiaan dan dijauhkan dari rasa sakit.