Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Gangguan Kecemasan Pada Remaja
20 November 2021 18:57 WIB
Tulisan dari Mutia Syifa K tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masa remaja merupakan sebuah fase transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Sebagai remaja tentunya akan banyak sekali perubahan yang kita alami, baik dalam perubahan fisik maupun perubahan dalam hormonal atau mental. Menjadi remaja yang akan melewati banyak hal baru dalam proses menjadi dewasa, kita akan merasakan berbagai macam perasaan seperti senang dan bergairah karena akan menemukan hal-hal baru atau malah merasakan kecemasan yang membuat hari-hari menjadi terasa kelabu.
ADVERTISEMENT
Kecemasan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan anxiety merupakan suatu perasaan tidak menyenangkan yang timbul sebagai respons dari situasi berbahaya atau ancaman yang tidak nyata. Perasaan cemas sebenarnya perasaan yang normal untuk dirasakan. Namun, beberapa remaja sering kali merasakan perasaan cemas yang berlebihan karena terjadi perubahan yang signifikan di dalam kehidupannya. Hal itu membuat para remaja memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari. Jika rasa cemas berlebih ini terjadi secara berulang, maka bisa jadi menandakan bahwa adanya gangguan kecemasan pada remaja. Untuk itu, mari kenali gangguan kecemasan pada remaja.
Apa itu gangguan kecemasan?
Gangguan kecemasan atau biasa kita dengar dan kenal dengan sebutan anxiety disorder merupakan gangguan yang menyebabkan kecemasan berlebih dengan gejala-gejala lain yang menyertai. Gangguan ini termasuk ke dalam gangguan psikologis yang berhubungan dengan adanya gangguan mental. Berbeda dengan rasa cemas pada umumnya yang timbul apabila kita akan memulai atau melakukan suatu hal baru, rasa cemas ini muncul tanpa memiliki alasan yang jelas dan terjadi secara tiba-tiba. Perlu kita ketahui, gangguan kecemasan sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu gangguan kecemasan umum (general anxiety disorder/GAD), gangguan panik (panic disorder), dan gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder).
ADVERTISEMENT
Apa penyebab gangguan kecemasan pada remaja?
Pada remaja masa kini, umumnya gangguan kecemasan timbul akibat adanya perubahan yang cukup ekstrem pada kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Tekanan dan ekspektasi yang tinggi dari keluarga maupun sosial terhadap diri seorang remaja sangat berpengaruh atas timbulnya rasa kecemasan yang berlebih ini. Banyak orang tua menganggap sepele rasa kecemasan yang dirasakan oleh remaja dan membandingkan masa remaja yang dialaminya dengan yang dialami oleh anak-anaknya. Padahal memasuki masa remaja di era digital yang serba cepat seperti sekarang ini juga merupakan tantangan yang harus dilewati oleh remaja dan tentunya akan lebih banyak lagi kecemasan yang dirasakan. Media sosial menjadi salah satu pengaruh besar terhadap kecemasan remaja. Dengan terbiasa melihat kehidupan orang lain di media sosial membuat diri kita sebagai remaja tanpa sadar menjadi lebih sering membandingkan hidup kita dengan orang lain meskipun hanya melihat dari unggahan foto ataupun story yang hanya beberapa hitungan detik saja. Selain itu, kita pun akan lebih banyak dan lebih mudah mendapatkan informasi dari berbagai macam sumber yang tentunya tidak selalu valid. Informasi tersebut tentunya akan menumpuk di dalam kepala dan menimbulkan banyak pertanyaan sehingga timbul rasa cemas berlebihan karena takut tidak bisa mengimbangi dunia luar.
ADVERTISEMENT
Tanda-tanda gangguan kecemasan
Untuk mengetahui tanda-tanda atau gejala yang timbul, tentunya kita juga harus memahami jenis-jenis gangguan kecemasan itu sendiri karena tentunya gejala yang ditimbulkan akan berbeda. Oleh karena itu, simak pemaparannya berikut ini.
1. Gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder/GAD)
Dikatakan bahwa penderita mengidap gangguan kecemasan umum apabila diri kita telah merasakan rasa cemas atau rasa takut yang berlebihan dengan disertai gejala lainnya selama sekurang-kurangnya 6 bulan lamanya. Kemudian, kita juga akan sering merasakan jantung berdebar-debar, berkurangnya nafsu makan, kesulitan untuk tidur/insomnia, mudah merasa lelah, sesak napas, dan sulit mengendalikan emosi. Selain itu, sebagai remaja penderita GAD, kita akan kehilangan fokus dan membuat aktivitas terganggu dan membuat diri kita menjadi pribadi yang tidak bersemangat dan murung.
ADVERTISEMENT
2. Gangguan panik (panic disorder)
Sebagai remaja dengan gangguan panik, biasanya kita akan sering mengalami serangan panik (panic attack) tanpa adanya alasan yang jelas secara berulang. Gangguan ini biasanya muncul dengan frekuensi dan tingkat keparahan yang bervariasi selama 10-30 menit atau bahkan lebih. Kita akan dengan tiba-tiba merasakan gemetar pada tubuh, berkeringat, sesak napas, timbul nyeri pada bagian perut/mual, merasa tidak berdaya, dan merasakan gelisah yang berlebihan. Biasanya, serangan panik akan terjadi saat kita sedang merasa sendirian. Namun, serangan panik ini bisa terjadi bahkan disaat kita tengah melakukan aktivitas.
3. Gangguan kecemasan sosial (social anxiety disorder)
Gangguan kecemasan sosial biasa disebut juga sebagai fobia sosial merupakan kondisi di mana kita mendapatkan kekhawatiran dan rasa takut berlebih saat akan atau berada di lingkungan baru, serta saat berada di tengah keramaian. Kita akan lebih memilih untuk menjauhi keramaian dan menghindari interaksi dengan orang lain karena selalu merasa seperti akan dipermalukan ataupun dikucilkan di depan banyak orang. Gejala yang akan kita rasakan antara lain: jantung berdebar, berkeringat, otot menjadi tegang, merasa mual, sesak napas, enggan untuk berbicara dihadapan banyak orang, dan merasa takut untuk dikritik. Hal-hal tersebut tentunya akan sangat mengganggu produktivitas diri. Selain itu, karena adanya gangguan ini tentunya kita juga kesulitan untuk bersosialisasi dan mendapatkan teman sehingga kita akan menjadi pribadi penyendiri dan pendiam karena perasaan cemas yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Tips dan langkah yang harus diambil
Sebagian besar remaja tentunya ingin mencoba hal-hal baru dan terkadang tanpa sadar menimbulkan risiko terjadinya gangguan kecemasan. Hidup sehat menjadi salah satu hal yang dapat menghindarkan seseorang terkena gangguan kecemasan. Selain itu, rutin mengonsumsi air putih dan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga juga dapat membantu tubuh kita menjadi lebih sehat. Dengan tubuh yang sehat, pikiran-pikiran positif akan timbul dan tentunya akan memberikan dampak yang baik bagi kesehatan fisik maupun mental. Melakukan meditasi dan berendam dengan air panas juga dapat dilakukan untuk membuat tubuh dan pikiran kita menjadi lebih rileks. Kemudian, membiasakan diri untuk menuangkan isi pikiran dengan bercerita kepada teman, keluarga, kerabat terdekat atau orang yang dipercaya. Dengan berbagi cerita, tentunya kita akan merasa lebih tenang dan tidak lagi merasakan kesendirian. Terakhir, jangan pernah melakukan self-diagnose dan merasa ragu untuk mendatangi tenaga ahli terkait seperti psikolog dan psikiater untuk mendapatkan bantuan apabila merasakan gejala-gejala seperti yang sudah kita ketahui di atas.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21. Terakhir diakses pada 18 November 2021 pukul 09:14 WIB. https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9
Eridani, D., Aditya, M., Rifki, M., & Rizal, R. (2018). Sistem Pakar Pendiagnosis Gangguan Kecemasan Menggunakan Metode Forward Chaining Berbasis Android. Edu Komputika Journal, 5(1), 62–68. Terakhir diakses pada 28 Oktober 2021 pukul 22:02 WIB. https://doi.org/10.15294/edukomputika
Mohammadi, A., Abasi, I., Soleimani, M., Moradian, S. T., Yahyavi, T., & Zarean, M. (2019). Cultural aspects of social anxiety disorder: A qualitative analysis of anxiety experiences and interpretation. Iranian Journal of Psychiatry, 14(1), 33–39. Terakhir diakses pada 15 November 2021 pukul 17:00 WIB. https://doi.org/10.18502/ijps.v14i1.420
Rizza, dkk. (2016). Kajian Status Gizi, Riwayat Penyakit, Imunisasi Dan Asi Eksklusif Pada Anak Usia 6-24 Bulan Selama 6 Bulan Terakhir Di Desa Sumbersari, Moyudan, Sleman. Yogyakarta : Pustaka Baru, 7–15. Terakhir diakses pada 18 November 2021 pukul 09:05 WIB. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/991/4/Chapter2.pdf
ADVERTISEMENT
NIMH » Anxiety Disorders. (n.d.). https://www.nimh.nih.gov/health/topics/anxiety-disorders/index.shtml. Terakhir diakses pada 15 November 2021 pukul 17:17 WIB.
https://www.youtube.com/watch?v=k_aFpRPwF3o Terakhir diakses pada 14 November 2021.