Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pola Asuh Orangtua Berpengaruh terhadap Kedisiplinan dan Keterlambatan Siswa?
20 Desember 2023 5:59 WIB
Tulisan dari Mutiara Agis Sarita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pola asuh orangtua merujuk pada cara orangtua memperlakukan, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan anak-anaknya (Yusuf, 2015). Ini mencakup beragam interaksi dan pengaruh yang diberikan orangtua untuk membentuk perkembangan dan pola pikir anak, termasuk metode pendidikan, nilai-nilai yang ditanamkan, serta cara mereka merespons dan mengarahkan perilaku anak. Dengan kata lain, pola asuh mencerminkan pendekatan dan gaya pengasuhan yang menjadi landasan bagi hubungan antara orangtua dan anak, serta memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kesejahteraan anak sepanjang kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Terdapat beberapa macam pola asuh orangtua, yaitu pola asuh otoriter yang cenderung menetapkan aturan sepihak tanpa kompromi, pola asuh permisif yang memberi kebebasan penuh pada anak tanpa batasan, dan pola asuh demokratis yang menerapkan aturan dan kebebasan secara seimbang (Desmita, 2009).
Dampak pola asuh orangtua menurut Penelitian Dr. Diana Baumrind (1967) menunjukkan bahwa pola asuh demokratis berdampak positif dalam mengembangkan kedisiplinan dan tanggung jawab pada anak. Sementara pola asuh otoriter dan permisif berkaitan dengan perilaku melanggar aturan dan ketidakpatuhan pada anak remaja.
Kedisiplinan Waktu dan Keterlambatan Siswa
Pengertian Kedisiplinan waktu merujuk pada kemampuan menaati aturan waktu dengan datang dan menyelesaikan tugas tepat waktu. Keterlambatan siswa adalah perilaku datang terlambat ke sekolah melewati batas waktu yang ditentukan (Rustiana, 2014).
ADVERTISEMENT
Beberapa faktor penyebab ketidakdisiplinan waktu dan keterlambatan siswa antara lain faktor internal seperti manajemen waktu yang buruk, maupun faktor eksternal seperti lingkungan keluarga dan teman sebaya (Utami, 2017).
Fenomena ketidakdisiplinan waktu telah terbukti memberikan beragam dampak merugikan bagi prestasi akademik dan perkembangan perilaku siswa. Berdasarkan studi yang dilakukan, siswa dengan tingkat kedisiplinan waktu dan ketepatan waktu rendah, cenderung menunjukkan prestasi belajar yang kurang maksimal jika dibandingkan dengan siswa lainnya.
Selain berpengaruh negatif terhadap prestasi akademik, ketidakdisiplinan waktu siswa juga berpotensi mendapatkan sanksi hingga hukuman dari pihak sekolah. Hal ini dilakukan dalam rangka menegakkan tata tertib dan aturan waktu yang berlaku. Adapun bagi siswa yang memiliki kebiasaan terlambat datang ke sekolah, mereka umumnya harus menanggung konsekuensi tidak mengikuti pelajaran diawal jam pertama. Ini sangat merugikan mengingat materi dan tugas yang disampaikan pada sesi ini biasanya amat krusial. Akibat ketinggalan penjelasan dan instruksi dari guru, siswa terlambat bisa kesulitan memahami materi selanjutnya yang saling berkesinambungan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Kedisiplinan Waktu dan Keterlambatan Siswa
Berdasarkan penelitian Ningrum (2018), pola asuh otoriter cenderung berkorelasi dengan tingkat kedisiplinan waktu dan keterlambatan siswa yang rendah. Sementara pola asuh demokratis terbukti meningkatkan kedisiplinan waktu dan menurunkan perilaku terlambat pada remaja. Hal ini menunjukkan bahwa pola asuh orangtua signifikan dalam membentuk perilaku disiplin dan manajemen waktu siswa.
Penelitian di SMPN 3 Surakarta menemukan mayoritas orangtua siswa menerapkan gaya pengasuhan otoriter. Hal ini berkorelasi dengan tingginya kasus keterlambatan siswa di sekolah tersebut, yaitu sebesar 83% (Ariani, 2021). Temuan serupa ditemukan pada penelitian di SMAN 1 Tomohon, dimana pola asuh orangtua otoriter berpengaruh pada perilaku kedisiplinan waktu dan ketepatan waktu siswa yang rendah (Tumimomor, 2014).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan pembahasan, ditemukan bahwa pola asuh orangtua yang otoriter cenderung berkorelasi dengan kedisiplinan waktu dan keterlambatan siswa yang rendah. Sementara, penerapan pola asuh yang demokratis terbukti mampu meningkatkan kedisiplinan dan ketepatan waktu siswa dalam berbagai kasus yang ditemukan.
Untuk orang tua dan lingkungan keluarga, disarankan untuk menerapkan pola asuh yang bersifat demokratis dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk turut mengelola waktunya sendiri, namun tetap dengan pemberian batasan-batasan yang jelas dan tegas. Penerapan aturan yang konsisten dibarengi dengan pendekatan yang hangat dan terbuka sangat penting agar anak tidak merasa tertekan namun tetap disiplin. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan keteladanan dan contoh langsung kepada anak terkait implementasi kedisiplinan dan manajemen waktu yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihak sekolah juga dituntut untuk senantiasa mengoptimalkan berbagai kebijakan dan program terkait peningkatan kedisiplinan waktu siswa. Misalnya dengan kampanye dan edukasi rutin terkait pentingnya disiplin waktu, optimalisasi tata tertib sekolah, serta evaluasi berkala aturan jam masuk sekolah. Selain itu, guru BK dan pihak sekolah juga disarankan untuk melakukan pendekatan personal kepada orang tua dari siswa-siswa yang kerap terlambat. Dengan demikian, diharapkan kedisiplinan waktu dan ketepatan waktu siswa Indonesia dapat terus meningkat di masa mendatang.
DAFTAR BACAAN
Ariani, D.P. (2021). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMP N 3 Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ditjen Dikdasmen Kemdikbud. (2017). Survei Nasional Masalah Ketidakhadiran Siswa Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Ningrum, P.R. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Disiplin Belajar Siswa. Jurnal Bioedukatika, 6(2), 65-70.
Prasetya, A.B. (2020). Regulasi Diri dan Dukungan Teman Sebaya terhadap Kedisiplinan Siswa SMK. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1), 58-65.
Rustiana, N.E. (2014). Efektivitas Konseling Kelompok dengan Pendekatan REBT untuk Mengatasi Perilaku Terlambat Siswa. Jurnal Bimbingan Konseling, 3(2), 76-82.
Tumimomor, F.J. (2014). Penanaman Disiplin Pada Anak Dalam Keluarga. Jurnal Acta Diurna, 3(4).
Utami, D.N. (2017). Faktor-faktor Penyebab Keterlambatan Kehadiran Siswa. Jurnal Penelitian, 11(2), 47-60.
Yusuf, S. (2015). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.