Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Belajar Bisnis di Talkshow Kumparan
30 September 2017 11:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Mutiara Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbisnis saat ini sudah menjadi pilihan untuk menambah pundi-pundi rupiah. Selain bisa membuka usaha sesuai keinginan, berbisnis dapat menjadi pembuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Berbisnis saat ini sudah menjadi pilihan untuk menambah pundi-pundi rupiah. Selain bisa membuka usaha sesuai keinginan, berbisnis dapat menjadi pembuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Berbisnis saat ini sudah menjadi pilihan untuk menambah pundi-pundi rupiah. Selain bisa membuka usaha sesuai keinginan, berbisnis dapat menjadi pembuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Berbisnis saat ini sudah menjadi pilihan untuk menambah pundi-pundi rupiah. Selain bisa membuka usaha sesuai keinginan, berbisnis dapat menjadi pembuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Untuk memulai suatu bisnis dibutuhkan keberanian, konsistensi, kreativitas dan inovasi seperti yang dilakukan oleh Lucy Wiryono (Presenter dan Co Founder Holycow Restaurant), David Soong ( Fotografer dan founder Axioo), dan Hanna Keraf (Co Founder Du'Anyam) sebagai pembicara dalam Talkshow Kumparan yang digelar Sabtu (30/9).
ADVERTISEMENT
Pada talkshow ini kali ini ketiga pembicara membagikan tips-tipsnya dalam membangun dan berinovasi dalam bisnis masing-masing. Sebagai pebisnis makanan, Lucy Wiryono memulainya atas dasar keinginannya untuk makan makanan enak dengan harga yang terjangkau dan sharing happiness. Ia dan suaminya, Chef Avit membangun bisnis Holycow dengan proses yang memakan waktu cukup panjang dengan berdasar pada tujuan tersebut.
Dalam menjalankan bisnis ini, jalannya tidaklah selalu mulus. Adanya kompetitor membuat Lucy dan suaminya harus bejerja lebih keras membuat ide-ide baru untuk menu makanannya, sehingga terciptalah produk-produk baru seperti beberapa di antaranya Holynasgor dan Flip burger yang tetap menggunakan prinsip yang sama, yaitu sharing happiness. Untuk menjaga konsistensi dan kualitas, bahan disiapkan di satu tempat dan didistribusikan ke seluruh cabang.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan bisnis David Soong sebagai fotografer. Memulai sebagai fotografer wedding dan mengembangkan bisnisnya ke cabang fotografi lainnya seperti menjadi fotografer keluarga dan bekerjasama dengan rumah sakit untuk menangkap momen pertama kelahiran.
Bisnis fotografi David juga menggunakan sistem teknologi tercanggih seperti lewat aplikasi pada gadget. Inovasi ini membuat bisnis David menjadi pioneer dalam bidang fotografi. Bisnis David pun berkembang di seluruh dunia lewat "Sweet Escape" dan menjaga kualitas dengan menjadikan cabang jakarta sebagai editor satu-satunya dan sistem delivery on time untuk memberikan kepuasan pada pelanggan.
Hanna Keraf memiliki bisnis yang tidak kalah unik, yaitu produk tenun dan anyam untuk memberdayakan perempuan di daerah Flores, NTT. Dengan tujuan mulia untuk membantu ibu-ibu mendapatkan penghasilan sehingga bisa mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik. Produk-produk anyam ini dipasarkan ke hotel-hotel dan perusahaan besar lainnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga bisnis ini tetap berjalan, Hanna dan timnya sangat fleksibel dalam menerima pesanan produk custom made, beliau juga harus mempelajari dan memahami kebutuhan dari ibu-ibu yang membuat anyaman tersebut serta keinginan klien mereka. Bisnis Hanna juga menggunakan sistem 'reward and punishment' bagi penganyam yang lebih kreatif dan yang stagnan agar bisa terus berkembang.
Pada intinya, bisnis harus dibangun denga percaya diri, kreativitas, inovasi dan selalu belajar dari sekeliling. Tidak ada bisnis yang dapat dijalankan dan tumbuh dengan cara instan.