Konten dari Pengguna

Minimnya Sopan Santun Remaja dalam Berbahasa di Sosial Media Twitter

Mutiara Sabila
Mahasiswi Universitas Pamulang
30 Mei 2022 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutiara Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Minimnya sopan santun remaja dalam berbahasa di sosial media Twitter membuktikan bahwa sebagian besar remaja zaman sekarang kurang mendapatkan ajaran bagaimana cara berperilaku yang baik dimanapun dia berada. Sebenarnya kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan remaja tersebut, bisa jadi sikapnya yang sekarang itu merupakan proses pertumbuhan jati dirinya yang dia dapatkan dari lingkungan sekitar. Contohnya seperti orang tua yang suka bertengkar dengan kasar di depan anaknya dan bisa juga faktor pergaulan kurang sehat yang dia dapatkan dari luar rumah.
ADVERTISEMENT
Twitter menjadi wadah bagi para remaja untuk berbagi keluh kesah nya dalam cuitan yang di posting dalam akun pribadinya. Banyak sekali orang yang gemar berkata kasar di dalam aplikasi Twitter. Alasannya hanya karena dia merasa kesal dan ingin mencurahkan nya di sana.
Sumber : pixabay.com
Twitter sendiri merupakan aplikasi sosial media yang dapat di pasang di telepon, komputer dan wadah penyedia aplikasi lainnya. Twitter agak sedikit berbeda dengan Instagram. Jika Instagram hanya dapat mengunggah foto dan video, Twitter dapat mengunggah foto dan video serta mengetik beberapa cuitan di sana. Twitter juga menjadi ladang informasi bagi pengguna yang menggunakan aplikasi tersebut dengan tujuan baik, yaitu menambah wawasan karena segala hal dan kejadian yang sedang trending semuanya berawal dari Twitter.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya sebagian besar pengguna di usia remaja menggunakan Twitter untuk mencari teman sejalan yang bisa diajak untuk berbuat hal-hal yang tidak berperilaku sesuai norma. Awalnya akun mereka saling mengikuti, lalu lanjut mengobrol di direct message, kemudian menjadi akrab dan mulai berbahasa informal satu sama lain. Tak tanggung-tanggung dengan percaya dirinya mereka menyebut alat kelamin dalam cuitan yang lewat timeline.
Sumber : pixabay.com
Sudah sepatutnya pengawasan orang tua benar-benar harus terfokus dalam memperhatikan kelakuan anak remaja nya dalam sosial media. Jangan sampai karena kata-kata nya di sosial media, dapat menghancurkan mental seseorang akibat kata-kata kasar yang terlalu pedas disampaikan menggunakan bahasa yang kurang sopan santun dengan dalih open minded. Jangan membenarkan yang salah dan Jangan menyalahkan yang benar.
ADVERTISEMENT