Konten dari Pengguna

Sejarah Perkembangan Antropologi

Mutia Alya Haura
Mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Pamulang
14 November 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Alya Haura tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Antropologi. Sumber : canva
zoom-in-whitePerbesar
Antropologi. Sumber : canva
ADVERTISEMENT
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk manusia (antrops). Dalam antropologi manusia dipandang sebagai suatu yang kompleks dari aegi fisik, emosi, sosial, dan kebudayaan. Antropologi sering disebut pula sebagai ilmu tentang manusia dan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Antropologi menurut para ahli
- Wiliam A. Haviland, menyatakan bahwa Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dengan tujuan menyusun generalisasi yang bermanfaat untuk memahami manusia dan perilakunya.
- Koentjaraningrat, Antropologi sebagai kajian tentang manusia dan aneka warna, bentuk fisik dan kebudayaannya.
- Prof. Dr. Harsojo, Antropologi ilmu pengetahuan yang mempelajari manusia sebagai makhluk masyarakat, terutama pada sifat-sifat khusus badani, cara-cara produksi, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai.
Antropologi juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Perkembangan ilmu antropologi dibagi menjadi empat fase sebagai berikut :
• Fase pertama ( Sebelum tahun 1800-an )
Sekitar abad ke 15-16, bangsa-bangsa eropa berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia dan menemukan suku-suku asing. Kegiatan ini dilakukan oleh para musafir, pendeta, pelaut, misionaris penyebar agama, pedagang, dan para pegawai jajahan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, dan bahasa daei suku tersebut. Bahan-bahan tentang deskripsi suku tersebut dikenal dengan nama etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Bahan etnografi itu menarik para pelajar Eropa untuk mencari tau dan timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan bahan etnografi tersebut.
ADVERTISEMENT
• Fase kedua ( tahun 1800-an )
Pada fase ini, mulai penyusunan dan penganalisaan bahan. Bahan yang tertuang pada lukisan suku bangsa terutama diluar eropa telah menimbulkan kesadaran dikalangan pelajar untuk untuk mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif untuk memperoleh tentang tingkat-tingkat sejarah tentang penyebaran kebudayaan manusia.
• Fase ketiga ( awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di a
Eropa mulai berlomba-lomba menbangun koloni di negara-negara lain seperti Asia, Afrika, Australia, Amerika. Tapi muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan , cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Pemerintah kolonial mencegahnya dengan berusaha mencari kelemahan suku asli tersebut kemudian menaklukannya. Karena itulah mereka mulai mempelajari bahan etnografi dari suku-suku bangsa asli luar Eropa.
ADVERTISEMENT
• Fase keempat ( setelah tahun 1930-an )
Pada fase ini, Antropologi berkembang pesat. Era pembaharuan dan penemuan ilmu antropologi. Tujuannya bersifat praktis dan akademis dengan bertambahan bahan pengetahuan, ketajaman metode ilmiah. Transisi penting dalam disiplin ilmu antropologi menuju pemahaman yang lebih inklusif dan kritis tentang manusia dan kebudayaannya di tengah perubahan sosial global.
Secara keseluruhan, sejarah perkembangan antropologi mencerminkan perubahan paradigma dalam cara kita memahami manusia dan kebudayaannya melalui waktu.