Asrama jadi solusi sekolahkan anak di era milenial ini

Belakangan ini, para orang tua semakin selektif dan hati-hati dalam memilih sekolah bagi anaknya. Hal tersebut disebabkan karena kekhawatiran terhadap pergaulan remaja yang semakin bebas di era milenial yang saat ini di dukung oleh mudahnya akses dunia luar melalui teknologi kekinian. Anak lebih memilih menyibukan diri dengan gawai yang ia miliki ketimbang meningkatkan kualitas belajarnya. Belum lagi tindak kejahatan yang marak dikalangan remaja, seperti tindak kejahatan asusila yang sering menjadikan remaja usia sekolah sebagai korban.

Sehingga, sekolah-sekolah hari ini sudah mulai mengedepankan pendidikan agama dan moral sebagai nilai dasar yang diajarkan kepada siswa-siswanya. Tapi yang menjadi permasalahan hanya beberapa sekolah di kota tertentu yang dapat dikatakan menjadi sekolah yang bonavide dalam mengusung konsep tersebut. Sementara peminatnya bisa saja datang dari luar daerah dari lokasi sekolah tersebut. Di bandung, sejak tahun 1986 telah berdiri sekolah dari Yayasan Pendidikan Daarul Hikam yang mengusung konsep dasar diatas. Selain sekolah, Daarul Hikam juga menyediakan asrama untuk mengakomodir para siswa yang berasal dari luar bandung bahkan luar pulau jawa. “Karena perkembangan yayasan yang begitu signifikan, mulai banyak peminat-peminat dari luar pulau seperti sumatera dan kalimantan. Nah, mereka ini butuh tempat tinggal, makanya kita sediakan asrama sebagai tempat tinggal” ucap Entin Supartini, Kepala Asrama Putri Daarul Hikam yang berlokasi di Jl. Dago Pakar Utara, Bandung.

Menurut beliau, Asrama ini bisa jadi solusi kekhawatiran para orang tua terhadap kondisi anaknya, baik dari segi makanan, kenyamanan tempat tinggal, pergaulan bahkan kegiatan belajarnya. “Kalo siswa di asrama ini kan mereka punya nilai lebih, utamanya di agamanya yah, karena kita sangat tekankan disini pendidikan agamanya juga. Cuman dari segi akademisnya juga, anak asrama ga kalah sama anak-anak yang lainnya, buktinya tahun lalu UN tertinggi di DH itu anak asrama”. “Kita kan ada program tadaruz, belajar tahsin, tahfidz dan sholat berjamaah. Nah kita juga terapkan adanya sanksi buat yang tidak ikut shalat berjama’ah atau tidak ikut program yang telah kita tentukan. Untuk meningkatkan kemampuan anak juga kita ada muhadharah di setiap minggunya.”

“Awalnya milih asrama tuh dipaksa orang tua. Kan aku jauh dari Riau, pas tanya papah boleh ngga sekolah di Bandung, kata papah boleh asal di Asrama. Eh, ternyata disini enak dibanding nge-kost. Makannya dijaga, temennya juga enak dan sholatnya juga ada yang ngingetin.” Kata Intan, yang merupakan siswa terjauh yang bersekolah dan asrama di Daarul Hikam. Selain Intan ada juga Shenny siswa asrama yang berasal dari kota Bandung, “ Sama aku juga disuruh orang tua, padahal aku maunya sekolah di negeri, ngapain asrama kalo masih di bandung, dulu mikirnya gitu. Yah, kalo sekarang nyaman aja, ngerasa ada yang jagain gitu.” Ucap shenny.

Liburan semester gasal yang lalu (2/12/17), asrama putri Daarul Hikam juga mengadakan kegiatan pelatihan dasar dan pembentukan Organisasi Siswa Asrama Puteri Pakar (OSKAR). Selain untuk pembelajaran siswa dalam berorganisasi, OSKAR ini dibentuk agar program-program yang sudah ada di Asrama dapat berjalan maksimal dan ada juga program-program baru yang hadir dari ide siswa-siswa asrama. Kegiatan ini bekerja sama dengan para purna dari Protokol Pramuka UIN Bandung sebagai fasilitator. Hal inilah yang menjadikan asrama ini bisa unggul dari asrama-asrama yang lain. “Intinya kalo anak sekolah dan di asramakan itu, semuanya terkondisikan, bahkan mampu bersaing untuk menjadi siswa yang unggul yang mendapatkan prestasi.” Tutup Entin.