Konten dari Pengguna

Bergerak Melawan: Darurat Iklim serta Demokrasi

NASIKIN
Mahasiswa sekolah tinggi ilmu tarbiyah STIT buntet pesantren cirebon. Santri pesantren al-ma'mun buntet pesantren cirebon
3 Oktober 2024 5:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NASIKIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Sebuah Panggilan untuk Perubahan

(sumber gambar: Dokumentasi acara PBAK, pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan STIT buntet pesantren cirebon).
zoom-in-whitePerbesar
(sumber gambar: Dokumentasi acara PBAK, pengenalan budaya akademik dan kemahasiswaan STIT buntet pesantren cirebon).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa (STIT ) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Buntet Pesantren Cirebon adakan orasi yang bertemakan "Bergerak bersama melawan krisis iklim serta demokrasi". Pada hari kamis (26 september, 2024) di halaman Gor Mbah muqoyyim Buntet Pesantren Cirebon pada acara PBAK.
ADVERTISEMENT
Orasi tersebut Dibawakan oleh beberapa mahsiswa STIT Buntet Pesantren yang menyuarakan dua isu besar yang dihadapi Indonesia dan dunia saat ini. Keduanya saling berkaitan dan membutuhkan pendekatan bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Bergerak bersama merupakan jalan satu-satunya cara untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam menghadapi ancaman ini.
Darurat iklim sendiri merupakan perubahan iklim yang berdampak langsung pada masyarakat global, termasuk Indonesia, dengan meningkatnya bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai. Hal ini diperburuk oleh lambatnya aksi pemerintah dan kebijakan yang masih sering berpihak pada kepentingan industri besar yang merusak lingkungan. Jika kita tidak segera bertindak, bukan hanya ekosistem yang akan rusak, tetapi juga sumber penghidupan manusia yang akan hancur.
ADVERTISEMENT
Foto: Orasi dalam acara PBAK STIT buntet pesantren/ nasikin.
Dengan krisisnya demokrasi kita, hal ini sudah terjadi ketika suara rakyat terhambat oleh kekuasaan yang tidak mau mendengar. Di Indonesia, peringatan tentang darurat demokrasi muncul ketika keputusan Mahkamah Konstitusi terkait hak-hak warga dianggap penghambat oleh DPR, sehingga kami masyarakat, memunculkan ketidakpercayaan terhadap institusi demokrasi.
Oleh sebab itu bergerak bersama merupakan kolaborasi antar individu, komunitas, dan pemerintah untuk menghadapi darurat iklim dan demokrasi secara holistik. Dengan kolaborasi, kita bisa mendorong kebijakan yang berkeadilan lingkungan sekaligus memperkuat transparansi dan partisipasi demokratis. Melawan keduanya bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab semua warga negara. Kesadaran kritis dan aksi kolektif adalah kunci untuk mencegah kehancuran lebih lanjut.
Nasikin Mahasiswa (STIT) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Buntet Pesantren, santri pp. Al-ma'mun buntet pesantren cirebon.
ADVERTISEMENT