Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pendidikan Kesehatan Mental Yang Dibutuhkan Santri
1 Januari 2025 12:13 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari NASIKIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pendidikan, Kesehatan Remaja, Pondok Pesantren Al-Ma’mun buntet pesantren cirebon
ADVERTISEMENT
Pondok Pesantren Al-Ma’mun Buntet Pesantren Cirebon, kedatangan beberapa dosen dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren pada tanggal 7 desember 2024. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menjalin kolaborasi antara pondok pesantren dan perguruan tinggi guna menyelenggarakan seminar dengan tema "Pendidikan Literasi Kesehatan Mental yang Dibutuhkan Santri di Masa Depan". Seminar tersebut dihadiri oleh para santri, pengasuh pondok, dan sejumlah perwakilan dari institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Seminar ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental di kalangan santri, yang merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian yang sehat. Para dosen dari STIT Buntet Pesantren menyampaikan berbagai materi yang relevan, termasuk strategi untuk mendeteksi masalah kesehatan mental secara dini.
Acara ini dislenggarakan dengan dua kali pertemuan, di mana pertemuan pertama dilaksanakan pada 11 Desember 2024. Dan pertemuan kedua pada tanggal 12 desember 2024. Pertemuan pertama ini berfungsi sebagai pembukaan yang mencakup seremonial seminar dan pembagian kertas "Mental Health Inventory" kepada para santri.
Kesehatan mental mengimbangi hati, akal dan jiwa
Kang Akhsin Rahmat Hidayat., S.Psi. selaku pemateri pada seminar tersebut memberikan pemahaman tentang pengertian kesehatan mental, menurutnya kesehatan mental merupakan kondisi di mana seseorang mampu mengelola pikiran, perasaan, dan prilakunya dengan baik sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Definisi yang disampaikan oleh Kang Akhsin menyoroti tiga komponen penting dalam pandangan psikologi Islam yang mempengaruhi keseimbangan dalam mengelola hati (qalb), akal (aql), dan jiwa (nafs). Beliau menjelaskan bahwa fungsi utama hati (qalb) adalah sebagai pusat kesadaran spiritual yang memengaruhi niat, emosi, dan moralitas seseorang. Dalam Islam, hati yang bersih dan tenang merupakan kunci untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagaimana dijelaskan dalam (QS. Ash-Shu’ara: 88-89).
Sementara itu, fungsi utama akal (aql) adalah sebagai karunia Allah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Akal digunakan untuk berpikir, menganalisis, dan memahami perintah Allah melalui Al-Qur’an dan sunah. Adapun fungsi utama dari jiwa (nafs) adalah sebagai pusat keinginan, motivasi, dan dorongan dalam diri manusia. Motif sendiri merupakan energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan untuk menentukan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Dampak Buruk Jika Kesehatan Mental Tidak Dijaga
Menurut Kang Akhsin, kesehatan mental memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks yang lebih luas seperti spiritualitas, hubungan dengan orang lain, dan kemampuan untuk belajar. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai dampak buruk jika kesehatan mental tidak dijaga:
Penurunan Kualitas Ibadah
Kesehatan mental yang buruk dapat membuat seseorang merasa tertekan atau kesulitan untuk fokus saat beribadah. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa dampak, seperti:
1. Kehilangan Ketenangan Hati: Stres dan kecemasan dapat mengganggu kedamaian batin yang diperlukan saat menjalankan ibadah.
2. Ibadah yang Hanya Dilakukan Secara Fisik – Tanpa keterlibatan mental yang penuh, ibadah hanya menjadi rutinitas tanpa makna, yang dapat mengurangi semangat iman dan motivasi spiritual.
ADVERTISEMENT
3. Keterasingan dari Komunitas Keagamaan – Ketidakmampuan untuk beribadah dengan khusyuk bisa membuat seseorang merasa terisolasi dari komunitas keagamaannya, yang pada gilirannya memperburuk kondisi kesehatan mental.
Gangguan dalam Hubungan Sosial
Kesehatan mental yang buruk sering kali berdampak pada kemampuan individu untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Beberapa dampaknya adalah:
1. Isolasi Sosial – Ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dapat membuat seseorang menarik diri dari lingkungan sosial dan kehilangan dukungan dari orang-orang terdekat.
2. Konflik Interpersonal – Emosi yang tidak terkelola dengan baik dapat memicu konflik dengan teman, keluarga, atau rekan kerja, yang pada akhirnya menambah jarak dalam hubungan.
3. Kesulitan dalam Berkomunikasi – Gangguan mental dapat menyebabkan kesulitan dalam mengekspresikan perasaan dan pikiran secara efektif, yang memperburuk tantangan dalam membangun hubungan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Penurunan Kemampuan Belajar
Ketidakstabilan mental juga dapat merugikan kemampuan belajar dan kinerja akademik seseorang. Beberapa akibatnya adalah:
1. Kesulitan Memproses Informasi – Kecemasan dan stres bisa menghambat kemampuan otak untuk menyerap dan memproses informasi, sehingga mengganggu hasil belajar.
2. Penurunan Motivasi dan Keterlibatan – Gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan hilangnya minat dan motivasi untuk belajar, serta berkurangnya partisipasi dalam kegiatan akademik.
3. Dampak Jangka Panjang – Jika masalah ini tidak segera diatasi, penurunan kemampuan belajar bisa berdampak pada karier dan pencapaian di masa depan, dengan mengurangi peluang untuk meraih kesuksesan.
Seminar yang diadakan pada 7 hingga 12 Desember 2024 di Pondok Pesantren Al-Ma’mun Buntet Pesantren Cirebon dengan tema "Pendidikan Literasi Kesehatan Mental yang Diperlukan Santri di Masa Depan" berhasil memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan santri, serta cara-cara untuk merawat dan mengelola kondisi mental agar dapat berfungsi secara optimal. Acara ini mendapatkan respon positif yang sangat besar dari para santri dan peserta lainnya, yang sangat antusias menerima informasi yang disampaikan. Pembicara utama, Kang Akhsin Rahmat Hidayat, S.Psi., menjelaskan dengan rinci bahwa kesehatan mental mencakup keseimbangan antara hati (qalb), pikiran (aql), dan jiwa (nafs), yang kesemuanya memainkan peran penting dalam mendukung kesejahteraan secara menyeluruh, baik dari sisi spiritual maupun sosial.
ADVERTISEMENT
KESIMPULAN, Seminar ini juga menyoroti bahwa penurunan kualitas kesehatan mental bisa berdampak besar, seperti gangguan dalam menjalankan ibadah, perasaan terasing dari lingkungan sosial, serta menurunnya kemampuan dalam belajar. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental, terutama bagi para santri yang sedang dalam proses pengembangan karakter dan kepribadian. Ditekankan pula pentingnya deteksi dini terhadap masalah kesehatan mental serta pendekatan menyeluruh untuk menangani masalah tersebut. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental di kalangan santri diharapkan dapat menciptakan lingkungan pesantren yang lebih sehat, peduli, dan produktif. Seminar ini merupakan langkah awal yang sangat positif untuk meningkatkan literasi kesehatan mental di kalangan santri, yang akan sangat bermanfaat dalam mempersiapkan mereka menghadapi tantangan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Nasikin & Nur Insani, mahasiswa (STIT) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Buntet Pesantren Cirebon, Santri PP. Al-Ma'mun Buntet Pesantren.