Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
MBTI: Sains atau Pseudosains?
11 November 2022 10:26 WIB
Tulisan dari Annisa Myprincessa Ramadhanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era sekarang, MBTI adalah topik yang sangat lumrah dan bisa kita dengar kapan pun dan di mana pun. MBTI sering dijadikan tolak ukur kepribadian dari satu individu.
ADVERTISEMENT
Nah, banyaknya fenomena pengidentifikasian kepribadian menggunakan MBTI memunculkan banyak perdebatan mengenai kebenaran dari MBTI itu sendiri. Jadi, sebenarnya MBTI ini ilmiah atau tidak, sih? Ayo kita bahas satu per satu!
MBTI Itu Apa?
Tes MBTI atau Myers-Briggs Type Indication merupakan sebuah tes yang didesain untuk memberi gambaran umum tentang kepribadian, keunggulan, dan preferensi psikologis seseorang.
Konsep MBTI ini sendiri berasal dari teori Carl G. Jung yang berhasil menarik perhatian Katherine Cook Briggs dan anaknya, Isabel Briggs-Myers. Teori ini menyatakan ada 2 karakter utama manusia yang terdiri dari tipe umum yang mendasari introvert dan ekstrovert, serta tipe fungsional sebagai karakteristik yang mengikat.
ADVERTISEMENT
MBTI membagi kepribadian menjadi 8 kategori yang terdiri dari Introversion (I), Extroversion (E), Intuition (N), Sensory (S), Thinking (T), Feeling (F), Judjing (J), dan Perceiving (P). 8 kategori ini kemudian membentuk 16 tipe kepribadian.
Bagaimana Penerapan MBTI?
Tes MBTI berupa pertanyaan pilihan ganda yang terdiri atas 93 buah pertanyaan menurut gaya Amerika dan 88 pertanyaan menurut gaya Eropa. Semua pertanyaan tersebut merupakan survei eksperimental yang merujuk kepada preferensi psikologis individu dan tidak ada jawaban benar/salah.
Beberapa lembaga sudah menjadikan tes MBTI sebagai salah satu prosedur dalam menilai kinerja para karyawan. Namun, ada banyak pakar yang tidak setuju dengan hal ini karena sebagian besar dari mereka menganggap bahwa MBTI kurang akurat dan belum bisa disebut sebagai ilmu yang pasti.
ADVERTISEMENT
Apa Saja Perbedaan Tiap Tipe MBTI?
Introvert dan ekstrovert adalah pengelompokan bagaimana individu mengisi kembali energi psikologis mereka. Para ekstrovert cenderung melakukannya dengan cara bersosialisasi dengan dunia luar dan banyak orang, sedangkan para introvert melakukannya dengan cara mengisi waktu sendirian.
Tipe I dan S ini berbicara tentang bagaimana individu memproses sebuah informasi yang diterima. Sensory bertumpu pada fakta yang ada, tetapi Intuitive bertumpu pada intuisinya.
Tipe T dan F berbicara tentang bagaimana individu mengolah dan mengambil keputusan. Seseorang dengan tipe T cenderung mengandalkan logika mereka, sedangkan seseorang dengan tipe F cenderung mengandalkan perasaan dan gut feeling.
ADVERTISEMENT
Nah, tipe J dan tipe P ini membahas tentang preferensi individu dalam menjalani hidupnya. Tipe J lebih cenderung hidup terstruktur, sedangkan tipe P cenderung lebih fleksibel.
Semua kategori di atas kemudian membentuk 16 tipe MBTI, yaitu ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP, INTP, INTP, INFJ, INFP, ESTJ, ESTP, ESFJ, ESFP, ENTJ, ENTP, ENFJ, dan ENFP dengan karakteristik masing-masing.
Beberapa Sudut Pandang Tentang MBTI
Keberadaan MBTI ini mendapat berbagai pertentangan dari para ahli, terutama psikolog. "Dalam ilmu sosial, kami menggunakan empat standar, yaitu apakah kategorinya dapat diandalkan, valid, independen, dan komprehensif," jelas Adam Grant, Profesor Psikologi Universitas Pennsylvania. Sains sendiri memiliki prinsip dan karakteristik sendiri yang terdiri dari harus rasional, objektif, empiris, dan bersifat akumulatif.
ADVERTISEMENT
Beberapa ahli menyatakan bahwa konsep MBTI sendiri belum memeuhi prinsip-prinsip tersebut, misalnya MBTI tidak sepenuhnya objektif karena hasilnya sendiri didapat dari survei preferensi tiap individu yang masih sangat subjektif dan hasilnya tidak didapatkan melalui prosedur yang saintifik.
Ada banyak penelitian lain yang berusaha membuktikan relevansi tipe kepribadian tertentu dengan perilaku setiap hari, misalnya, seberapa baik individu itu melaksanakan tugasnya tetapi yang menjadi permasalahan adalah banyaknya hasil yang menunjukkan bahwa individu dengan tipe MBTI yang sama memiliki kualitas kinerja yang berbeda, termasuk secara kognitif. Fakta-fakta ini makin memperkuat keraguan mengenai validitas dari MBTI = sains.
Kesimpulan
Kompleksitas dari MBTI ini memang akhirnya memicu perdebatan-perdebatan ringan, apalagi di sosial media. Pada akhirnya banyak yang sepakat bahwa MBTI tidak bisa digunakan sebagai parameter dalam forum formal karena basis ilmunya dinilai tidak ilmiah, dalam kata lain, MBTI termasuk pseudosains, bukan sains.
ADVERTISEMENT
Namun, topik MBTI tetap seru untuk diangkat, kok! Membahas tipe-tipe kepribadian MBTI di percakapan ringan bersama teman tidak akan menjadi masalah besar. Bahkan, terkadang MBTI ini bisa menjadi afirmasi baik dan langkah kecil bagi beberapa orang untuk memahami dirinya sendiri atau orang lain (selama tidak dalam konteks formal) dan biasanya, di akun menfess twitter sering muncul pertanyaan-pertanyaan berikut:
Di kolom komentar ada banyak orang yang sedang berbincang mengenai fakta-fakta (yang sebenarnya biasanya bersifat sangat general) MBTI baik diri mereka sendiri maupun MBTI orang lain.
Maka dari diskusi ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa MBTI yang tidak bisa disebut sains ini masih memiliki manfaat positif untuk banyak orang, jadi kalau kalian termasuk orang yang percaya dan suka membahas MBTI, silakan saja selama kalian tahu batas-batas di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Referensi
Arviana, G. N. (2021, July 13). Tes MBTI: Definisi, Penerapan, dan Tipe-Tipe Kepribadiannya. Glints Blog. https://glints.com/id/lowongan/tes-mbti-adalah/
Psychological Testing: Myers-Briggs Type Indicator. (n.d.). https://www.mentalhelp.net/psychological-testing/myers-briggs-type-indicator/