Potensi Tak Terbatas Di Balik Keterbatasan

Ary Adiati
Diplomat pada Direktorat Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI.
Konten dari Pengguna
22 Juni 2024 9:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ary Adiati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lukas Kbarek, seorang putra Papua berprestasi, bersama Menlu RI.
zoom-in-whitePerbesar
Lukas Kbarek, seorang putra Papua berprestasi, bersama Menlu RI.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Papua menyimpan potensi luar biasa, tak hanya pada alamnya, tapi juga pada generasi mudanya. Juara III Duta Muda ASEAN Indonesia (DMAI) tahun 2019, Lukas Kbarek, telah membuktikan bahwa anak muda Papua mampu bersaing bahkan hingga tingkat internasional. Perjalanan Lukas merupakan bukti tekad dan semangat pantang menyerah dalam mengejar mimpi.
"Saya memiliki mimpi yang kuat sebagai anak Biak, Papua, untuk bisa menunjukkan bahwa anak daerah juga punya kapasitas, hanya memerlukan ruang dan kesempatan untuk bisa memaksimalkan potensi yang kita punya,” ujar Lukas.
Sejak SMA, Lukas telah merantau ke Yogyakarta untuk meneruskan pendidikan dengan beasiswa Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). Pengalaman ini memberikan pandangan baru tentang kesenjangan akses pendidikan di Papua dan luar Papua. "Kami punya gap dalam hal mengakses fasilitas pendidikan serta perbedaan materi ajar yang cukup jauh. Tentunya membuat saya perlu belajar penyesuaian lagi, ditambah culture shock sebagai anak yang masih sangat muda pada 2013 dan merantau pertama kali keluar Papua," ungkap Lukas.
ADVERTISEMENT
Namun, pengalaman merantau itu justru semakin menguatkan tekadnya meraih cita-cita lebih tinggi. Setelah lulus S1 Hukum Internasional di Bali, Lukas mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi DMAI 2019.
"Saat itu, saya cukup tertarik dengan dunia Hukum Internasional, terutama diplomasi di ASEAN. Tanpa pikir panjang, saya langsung mendaftar," ujar Lukas.
Proses seleksi DMAI menguji kemampuan Lukas dalam berbagai hal. "Tantangannya, saya belum terlalu familiar dengan ASEAN, terutama dalam hal diplomasi. Saya harus belajar banyak tentang berbagai inovasi dan kegiatan di ASEAN," ungkapnya. Lukas menulis essay dengan fokus pada konsep "Spider Network", sebuah ide untuk menguatkan jalur komunikasi organisasi kepemudaan di ASEAN agar menghindari hoax. Tantangan lainnya adalah kemampuan mengedit video, yang belum dimilikinya saat itu. "Saya harus cari teman yang lebih paham dan menjelaskan keinginan saya untuk video," katanya. Terakhir, Lukas menghadapi tantangan kemampuan berbahasa Inggris. "Saya baru mulai belajar Bahasa Inggris di tahun 2017, jadi kemampuan saya masih terbatas. Tapi, saya tidak pernah berhenti mencari cara, seperti bergabung ke berbagai komunitas dan layanan bahasa, sehingga melatih kemampuan saya dalam Bahasa Inggris," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Semua usaha Lukas berbuah manis. Dia berhasil meraih Juara III DMAI 2019.
Setelah itu, Lukas semakin termotivasi untuk menorehkan prestasi lebih tinggi. Dia melanjutkan studi S2 di University of Lancaster, Inggris dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). "Saya bersyukur dapat beasiswa LPDP dan kini melanjutkan studi di Inggris. Saya ingin menunjukkan bahwa anak muda Papua mampu meraih mimpi yang lebih besar," kata Lukas.
Lukas di kampusnya sekarang, University of Lancaster, Inggris.
Lukas, yang akan kembali ke Papua setelah menyelesaikan pendidikan di Inggris, ingin menjadi pengajar dan mendorong anak muda Papua untuk meraih mimpi setinggi mungkin. "Jangan pernah berhenti bermimpi, kita punya kemampuan dan kapasitas untuk meraihnya," pesan Lukas.
Kisah Lukas Kbarek mengingatkan kita bahwa anak muda Papua juga memiliki potensi yang luar biasa. Untuk itu, dukungan yang tepat sangatlah penting agar potensi mereka bisa termanfaatkan dengan baik. Dukungan itu tidak hanya berupa kata-kata semangat, tetapi juga akses pendidikan yang memadai, beasiswa, dan peluang berkarir yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Membangun Peluang yang Lebih Luas
Kisah Lukas Kbarek menjadi bukti nyata bahwa anak muda Papua memiliki potensi luar biasa untuk bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Perjuangannya meraih mimpi, dimulai dari merantau ke Yogyakarta hingga meraih beasiswa untuk melanjutkan studi di Inggris, menginspirasi kita untuk membuka peluang yang lebih luas bagi generasi muda Papua. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis yang komprehensif.
Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi anak muda Papua. Memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitasnya menjadi kunci untuk membuka jalan bagi mereka meraih mimpi. Perluasan dan penyederhanaan akses program beasiswa, serta peningkatan kampanye dan informasi tentang beasiswa akan membantu anak muda Papua memahami peluang yang tersedia dan meraih mimpi mereka.
ADVERTISEMENT
Selain beasiswa, peningkatan kualitas pendidikan vokasi juga sangat penting. Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan di Papua. Pemerintah perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas program pendidikan vokasi di Papua agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Investasi pada fasilitas dan guru yang berkualitas di bidang vokasi akan membantu menghasilkan lulusan yang siap bekerja.
Papua memiliki wilayah yang luas dan beragam, termasuk daerah terpencil yang masih kekurangan akses pendidikan yang layak. Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan infrastruktur pendidikan, mengirimkan guru berkualitas, dan menyediakan fasilitas belajar yang memadai di daerah terpencil. Peningkatan kesejahteraan bagi para tenaga pendidik juga harus menjadi perhatian utama. Fasilitas hidup yang layak akan memotivasi para guru untuk bekerja dengan maksimal di daerah terpencil.
ADVERTISEMENT
Pengembangan kurikulum lokal yang kontekstual dengan memperhatikan tipologi wilayah di tanah Papua dapat meningkatkan relevansi dan daya tarik pendidikan bagi anak muda Papua. Kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan dan budaya lokal akan membuat pendidikan lebih bermakna dan mendorong anak muda untuk bangga dengan identitas Papua. Hal ini sejalan dengan ke
bijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yang menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa dan relevan dengan konteks budaya dan lingkungan.
Lukas Kbarek melaksanakan Community Development Project dengan Komin Papua di Desa Anggraidi Biak Papua
Selain itu, Pemerintah juga perlu menyusun standarisasi kompetensi untuk pejabat yang mengatur masalah pendidikan di Papua, mulai dari kepala dinas pendidikan hingga kepala sekolah. Penerapan skema reward and punishment akan memperkuat pengawasan dan mendorong peningkatan kinerja para pengelola pendidikan.
ADVERTISEMENT
Dengan langkah-langkah konkret dan komitmen yang kuat dari semua pihak, kita dapat membuka jalan bagi anak muda Papua untuk meraih mimpi dan berkontribusi pada kemajuan daerah. Generasi muda Papua, dengan potensi yang luar biasa, dapat menjadi agen perubahan dan membangun Papua yang lebih maju dan sejahtera.
Foto: Lukas Kbarek