Konten dari Pengguna

Cerpen: Kisah Cinta Deri

Muh Zaky Maulana Malik
Mahasiswa Manajemen Bisnis IKOPIN UNIVERSITY
15 Desember 2022 10:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh Zaky Maulana Malik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto:ttps://www.shutterstock.com/id/image-photo/sick-man-depressed-make-him-like-699213295
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto:ttps://www.shutterstock.com/id/image-photo/sick-man-depressed-make-him-like-699213295
ADVERTISEMENT
Kini Deri bermenung di depan cermin. Ia tak pernah menyangka hidupnya akan sepahit ini. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, apakah aku tak pantas dicintai? Nyata, cinta tak mengenal materi: ia sudah memberikan segala yang diinginkan Desi, wanita yang dicintainya. Tapi Desi malah meninggalkannya dengan sangat tidak manusiawi. Sakit hati yang sedang dirasakannya bermula dari sini:
ADVERTISEMENT
Desi meminta uang dua juta kepada Deri untuk biaya liburan ke Pangandaran. Karena Deri sangat mencintainya, Deri segera mentransferkannya. Dari gaya chat-nya, Desi tampak sangat senang dan ia pun sangat berterima kasih kepada Deri. Deri pun merasa senang. Deri semakin yakin bahwa “perjuangannya untuk mendapatkan Desi” akan berhasil. Deri tetap yakin bisa memiliki Desi meskipun di hati kecilnya ia tahu kalau Desi dikejar banyak lelaki.
Keesokan harinya, di Instagram, tanpa pernah disangka sama sekali oleh Deri, ia mendapati Desi mengunggah story bersama seorang lelaki. Tubuh Deri mendadak lemas. Ia menyesal karena tak menanyakan kepada Desi dengan siapa ia pergi liburan. Sangkanya Desi liburan bersama teman-temannya.
Segera Deri menanyakan siapa lelaki itu. Dengan segera juga Desi berkata, kalau itu adalah pacarnya. Deri membalas, aku kira kamu tak punya pacar. Desi membalas, punya. Kenapa kamu tak terus terang dari awal? Habis kamu tak menanyakannya. Deri hanya membacanya.
ADVERTISEMENT
Deri mendadak menyesal tak menurut kepada teman-temannya untuk tak terlalu jor-joran kepada wanita. Sangkanya wanita itu akan terus baik seperti saat sekolah dulu. Wanita itu memang baik. Selama dalam masa pdkt, wanita itu ramah, tak jual mahal. Memang ia sedikit matre karena mengetahui kalau gaji Deri dua digit. Tapi Deri pun mengakui kalau itu salah dirinya. Ia terlalu cepat berterus terang mengenai profesi dan gajinya sehingga Desi memanfaatkannya. Tapi Deri pun tak merasa dimanfaatkan oleh Desi setiap Desi meminta uang atau barang kepadanya. Ia lebih merasa: kalau Desi meminta kepadanya, artinya ia membutuhkan dirinya. Seperti misalnya ketika ia meminta kado jam tangan kepadanya. Ia tahu Desi membutuhkan jam tangan. Ia juga tahu kalau Desi dikejar banyak lelaki. Tapi kenapa Desi hanya meminta jam tangan kepadanya? Itu karena Desi membutuhkannya. Begitu kesimpulan Deri yang ia simpan rapat-rapat di dalam hatinya.
ADVERTISEMENT
Orang tua Desi pun sudah dekat dengannya. Bahkan kalau Deri boleh percaya diri, orang tuanya pun akan merestuinya seandainya mereka menjalin ikatan. Kepercayaan diri Deri berkembang dari seringnya ia berkunjung ke rumahnya sambil membawakan buah tangan. Pernah ia pun memberi kado ulang tahun kepada orang tua Desi. Seingat Deri, dulu ia memberi kado sepatu Adidas untuk bapaknya dan tas Guess untuk ibunya. Kepada dua adiknya pun Deri pernah memberi kado juga. Kepada Aldo yang kelas enam SD ia memberi kado Nintendo switch lite sedangkan kepada Dea yang sudah menginjak kelas dua belas ia memberi kado iphone.
Seingat Deri, terakhir ia memberikan kado kepada keluarga Desi adalah sebulan yang lalu, kepada Aldo. Bukan main gembiranya Aldo saat mendapati pacar kakaknya–begitu ia menyangka Deri –menghadiahinya kado yang sangat ia impikan. Saking gembiranya ia bahkan menyuruh kakaknya untuk segera menikah dengan Deri karena menurutnya Deri itu orang baik. Mendengar hal itu orang tuanya pun ikut mendorong Deri agar segera melamar Desi. Beberapa lama kemudian, Desi mengajak Deri berjalan-jalan keluar.
ADVERTISEMENT
Tibalah mereka di taman. Wajah Desi tampak murung. Ia mulai berbicara. Ia mengaku kalau ia butuh uang untuk membeli smartphone baru sebab smartphone lamanya rusak. Ia ingin iphone 13 pro seperti teman-temannya. Mendapati Desi sedih, Deri tak tega untuk menolaknya. Segera ia mentransfer uang secara digital sambil memperlihatkannya kepada Desi. Wajah Desi berubah cerah dan berseri-seri. Ia berkata, terima kasih Deri. Kamu itu lelaki yang sangat pengertian. Aku Bahagia kenal sama kamu. Mendapati Desi berbicara demikan, Deri lantas bertanya, kapan kita jadian. Desi diam. Dalam hati Deri berkata, aku terlalu cepat. Aku harus lebih sabar.
Pada saat berjalan pulang, sekonyong-konyong Desi berhenti. Matanya memandangi jaket yang dikenakan seorang wanita di seberang jalan sana. Lama ia memandanginya hingga Deri bertanya, kamu mau jaket itu? Desi mengangguk. Deri mentransfer uangnya lagi.
ADVERTISEMENT
Kalau dihitung-hitung, Deri sudah keluar uang empat puluh juta untuk Desi termasuk keluarganya. Jumlah yang sangat besar bagi seseorang yang baru bekerja selama dua tahun. Sebenarnya Deri ikhlas. Meskipun demikian, manusia itu–tanpa disadari olehnya dirinya sendiri–sering berharap kalau usahanya akan membuahkan hasil.
Deri sudah lama menaruh hati kepada Desi. Desi ini adalah teman SMK-nya dulu. Desi merupakan kembang kelas, bahkan sekolah. Kecantikannya dikenal seluruh sekolah. Maka, tak aneh kalau salah satu siswa, yaitu Deri, menyukainya juga.
Kelebihan Desi tak hanya pada kecantikannya. Prestasi akademiknya pun cantik. Sejak kelas sepuluh hingga kelas dua belas, ia selalu menempati posisi tiga besar juara kelas. Hatinya pun cantik. Setahu Deri, selama sekolah, Desi tak pernah berpacaran. Dari desas-desus yang beredar, Deri akhirnya tahu, alasan Desi tak ingin berpacaran adalah karena pacaran itu dosa.
ADVERTISEMENT
“Dasar munafik!,” maki Deri, “ia tak ingin berpacaran tapi saat ini ia sedang liburan bersama pacarnya menggunakan uangku.”