news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Bekasi Punya Bakmi Jawa Khas Gunung Kidul

Nabiila Putri caesari
Mahasiswa Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta yang menyukai film, fotografi, ekonomi dan musik.
Konten dari Pengguna
1 Juli 2022 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabiila Putri caesari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bakmi Jawa Mas Gondrong yang berlokasi di Jl. Mustikajaya, Kota Bekasi. Sumber foto: Nabiila Putri Caesari
zoom-in-whitePerbesar
Bakmi Jawa Mas Gondrong yang berlokasi di Jl. Mustikajaya, Kota Bekasi. Sumber foto: Nabiila Putri Caesari
ADVERTISEMENT
Bakmi Jawa dikenal sebagai makanan khas Yogyakarta. Di Bekasi, Jawa Barat tepatnya di Ruko Bumyagara, Mustikajaya terdapat warung makan tradisional yang menawarkan bakmi Jawa khas yang dimasak dengan tungku arang.
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak tahun 2005 dengan nama “Bakmi Jawa Mas Gondrong”, bakmi ini sudah memiliki beberapa cabang diantaranya di Kranji, Tambun, dan Yogyakarta. Sejak dari dulu kuliner khas Gunung Kidul ini selalu menjadi makanan favorit yang tidak pernah sepi pengunjungnya, tempat yang disediakan selalu penuh baik di meja maupun lesehan.
Kardio (51) akrab disapa Mas Gepeng, salah satu pemilik dari Bakmi Jawa Mas Gondrong, mengatakan bahwa tempat usahanya selalu melayani pesanan setiap harinya dari petang hingga malam hari.
"Buka setiap hari pukul 04.00 WIB sampai 22.00 WIB, tetapi dalam sebulan ada 2 kali libur biasanya hari Senin, Selasa dan lebaran. Namun, pukul 21.00 WIB biasanya sudah tutup, karena cepat habis dan orderan penuh di Gojek,” katanya saat di wawancarai, Kamis (30/6/2022).
ADVERTISEMENT
Kuliner Bakmi Mas Gondrong menawarkan nuansa tradisional yang dikenal sebagai makanan khas Yogyakarta. Salah satu keistimewaan bakmi Jawa ini dapat ditemukan dari cara memasaknya dengan menggunakan alat tungku arang ditujukan agar rasanya lebih autentik.
“Kita masaknya masih tradisional, pakai anglo, keren kalau orang Jawa bilang ini yang menjadi ciri khas dari bakmi jawa,” ucapnya dengan wajah tersenyum.
Selain pada proses memasaknya, mie yang disajikan adalah produksi sendiri dengan campuran khas beberapa bumbu tradisional yang digunakan untuk meracik. Lalu, ditambahkannya suwiran daging ayam kampung yang melimpah, dan besar-besar. Karena dimasak menggunakan arang, jadi aroma dari rebusan mie dan cita rasanya begitu kuat.
Aroma dari kuah kaldu ayam yang berwarna putih kental, gurih sangat menggugah selera. Tekstur mie kuning yang kenyal mulur, namun tidak lembek. Campuran dari telur ini justru membuat rasa bakmi godog semakin gurih paduan rasa dari bumbu kemiri dan bawang putih dan telur yang dimasak bersama dalam kuahnya.
ADVERTISEMENT
Mas Gepeng kembali menjelaskan “Untuk proses memasak, terdapat dua varian untuk menyantapnya, sebagai pembeli kalian bisa memilih dua varian berbeda, bisa godog atau nyemek. Lalu, mie kuningnya akan kami buatkan sesuai keinginan pembeli dan disajikan dengan kuah kaldu ayam kemudian dicampur telur yang dikocok,” jelas Mas Gepeng.
Pada awal terjadinya pandemi, bakmi Jawa sempat tidak melayani pembeli selama kurang lebih 2 minggu, namun pemilik memberanikan diri untuk membuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Mas Gepeng mengatakan bahwa untuk makan ditempat akan adanya jarak satu sama lain dan mendaftarkan warung makannya di platform online adalah salah satu cara untuk mengurangi penyebaran Covid-19 di tempat kulinernya.
Selain itu, pandemi memberikan efek penurunan pendapatan bakmi Jawa sekitar 10% dari biasanya. Dahulu sebelum adanya virus yang melanda seluruh dunia, bakmi jawa ini dapat menghabiskan 7-10 kg mie namun saat ini hanya mencapai 5 kg mie saja.
ADVERTISEMENT
“Sekarang mienya kurang lebih hanya 5 kg saja tapi kalau dulu sebelum adanya Covid-19 bisa mencapai 7-10 kg. Yang penting modal tetap balik untuk membayar teman - teman disini, sedikit sih tapi alhamdulilah mencukupi,” tuturnya.
(Nabiila Putri Caesari/Politeknik Negeri Jakarta)