Konten dari Pengguna

Gawatnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

nabila nur abidah
saya seorang mahasiswa di universitas pamulang
17 November 2024 12:16 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari nabila nur abidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi pendidikan yang menggambarkan suasana kelas dengan murid-murid dan guru yang sedang berinteraksi aktif. (sumber: https://chatgpt.com)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi pendidikan yang menggambarkan suasana kelas dengan murid-murid dan guru yang sedang berinteraksi aktif. (sumber: https://chatgpt.com)
ADVERTISEMENT
Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah?Semua pasti tau bahwa jawabannya adalah, IYA. Menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2018 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2019 lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-74 dari 79 negara lainnya dalam survei.
ADVERTISEMENT
Tentu saja kondisi ini sangat di sayangkan, dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) di Indonesia seharusnya pendidikan bisa meningkatkan kualitas SDM Indonesia namun nyatanya tidak seperti itu.
Baru-baru ini beredar vidio yang menunjukan seorang konten kreator yang membuat sebuah vidio seperti wawancara kepada sejumlah siswa-siswi sekolah menengah atas, didalam vidio tersebut sang pria bertanya beberapa pertanyaan dasar seperti "siapa bapak pendidikan Indonesia". Atas pertanyaan tersebut para siswa/i itu hanya terlihat menjawab soal itu dengan asal dan salah.
Tidak hanya itu, bahkan saat pertanyaan lainnya di suarakan oleh konten kreator itu tentang "negara apa yang termasuk dalam benua eropa", para siswa/i itu juga menjawabnya dengan asal dan salah. salah satu dari mereka malah menjawab "Garut" yang jelas bahwa garut bukanlah negara apalagi bagian dari negara di eropa. Selanjutnya jawaban siswa/i lainnya juga menjawab dengan jawaban yang salah.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri memiliki sistem nasional pendidikan yang menerapkan wajib belajar 12 tahun. Yaitu sembilan tahun pendidikan dasar yang meliputi enam tahun di sekolah dasar serta masing-masing tiga tahun di SMP dan SMA. Apakah waktu 12 tahun itu adalah waktu yang sangat kurang untuk mengetahui atau mengajarkan hal-hal dasar seperti tokoh-tokoh pahlawan di Negara kita? tidak tentu saja, 12 tahun adalah waktu yang panjang untuk mengajarkan atau mempelajari pengetahuan umum itu.
Lantas apa yang menjadi penyebab dari pendidikan di Negeri ini menjadi rendah? mari kita bahas.
Rendahnya Kualitas Sarana Fisik
Rendahnya kualitas sarana fisik merupakan salah satu faktor utama yang menghambat pencapaian tujuan pendidikan, terutama di daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang. Fasilitas yang tidak memadai, seperti kursi dan meja yang rusak atau tidak layak pakai, mengurangi motivasi siswa untuk belajar. Mereka lebih sulit untuk merasa termotivasi di lingkungan yang tidak mendukung kegiatan belajar yang optimal.
ADVERTISEMENT
Rendahnya Kualitas Guru
Hasil studi menunjukkan setidaknya ada lima kualitas guru yang dianggap dapat menghambat belajar, yaitu: Guru tidak memahami kebutuhan belajar siswa Guru sering tidak hadir Guru cenderung menolak perubahan, Guru tidak mempersiapkan pembelajaran dengan baik, Guru tidak fleksibel dalam proses pembelajaran diujikan untuk siswa, yaitu ketika mereka berada di kelas. Capaian siswa dalam studi merupakan akumulasi belajar sejak tingkat pendidikan dasar. Permasalahan kualitas guru ini tidak terlepas dari rendahnya kompetensi yang dimiliki guru pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
Banyak daerah terpencil di Indonesia yang kekurangan guru berkualitas, atau memiliki tenaga pengajar yang kurang terlatih. Guru di daerah terpencil sering kali memiliki keterbatasan dalam mengakses pelatihan profesional dan teknologi pembelajaran, sehingga kualitas pembelajaran menjadi kurang optimal.
ADVERTISEMENT
Rendahnya Prestasi Siswa
Pencapaian prestasi siswa belum memuaskan. Hal ini disebabkan antara lain karena keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran yang terjadi hampir di semua sekolah yang ada di Indonesia. Masih rendahnya prestasi siswa ini bisa dilihat dari hasil pencapaian prestasi siswa Indonesia di dunia internasional yang masih sangat rendah. Siswa juga banyak yang hanya mengikuti pembelajaran hanya untuk sekedar formalitas dan tidak memahami atau menyerap ilmu yang telah di ajarkan.
Semua permasalahan tersebut harus dicari jalan keluarnya sehingga ke depan segala permasalahan tersebut dapat teratasi atau paling tidak bisa diminimalisir. Lalu apa yang bisa ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia?
Meningkatkan Kualitas Sarana Fisik
ADVERTISEMENT
Fasilitas pendidikan yang memadai dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Penyediaan gedung sekolah atau pengguruan tinggi yang layak, ketersediaan media pembelajaran, laboratorium yang memenuhi standdar, dan masih banyak lagi.
Meningkatkan Kualitas Guru
Sikap guru yang profesional, mengembalikan fungsi guru sebagai pendidik yang mempunyai tugas untuk mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik sehingga peserta didik mampu menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan inovatif. Setiap peserta didik mempunyai potensi masing-masing yang harus dimaksimalkan.
Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran lebih banyak menitikberatkan pada kuantitas hasil daripada kualitas proses. Perlu diubah paradigma pembelajaran di Indonesia. Dari yang menitikberatkan pada kuantitas hasil menjadi penekanan pada keduanya baik kuantitas maupun kualitas hasil pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Kurikulu Yang Relavan
Kurikulum yang diterapkan sering kali terlalu padat dan kaku, dengan orientasi pada penguasaan materi dan nilai ujian. Siswa dan guru jadi lebih fokus pada pencapaian akademis dibandingkan pengembangan keterampilan berpikir kritis, analitis, dan keterampilan hidup lainnya.
Indonesia tercatat sudah berganti Kurikulum sebanyak 11 kali paska kemerdekaan. Tetapi apakah dengan banyaknya perubahan itu pendidikan di Indonesia Sudah berkualitas? belum. Tantangan terbesar dalam proses impelementasi kurikulum ini diantaranya berasal dari kesiapan guru sebagai pembawa perubahan di kelas, dukungan sekolah dalam memberikan fasilitas penunjang baik bersifat materil maupun non-materil, hingga keragaman siswa dalam suatu kelas
Kurikulum yang fleksibel dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia masih perlu banyak perbaikan mulai dari ketersediaan sumber daya, kondisi fisik sekolah, kurangnya motivasi dari tenaga pendidik dan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, hingga kurangnya perhatian dari pemerintah. Oleh karena itu perlu adanya tindakan yang konkret dari seluruh pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sistem pembelajaran di Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang lebih interaktif, perbaikan infrastruktur, pemerataan fasilitas, serta reformasi dalam penilaian dan beban administrasi, sistem pendidikan Indonesia bisa menjadi lebih adaptif dan inklusif. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan orang tua sangat penting untuk mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan optimal bagi seluruh siswa.
ADVERTISEMENT
pendidikan mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dengan fungsi tersebut, pendidikan merupakan ujung tombak bagi terciptanya bangsa yang beradab dan bermartabat. Apabila para penyelenggara pendidikan mengukur dan menerjemahkan pengembangan kemampuan, watak, dan peradaban bangsa dengan angka-angka dan ijazah, maka yang muncul adalah berbagai permasalahan.