Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Profesi Radiografer di Dunia Kesehatan yang Jarang Diketahui
12 Desember 2024 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nabila Azahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa itu radiografer? Radiografer adalah tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan radiologi untuk mendeteksi suatu penyakit dengan menggunakan modalitas tertentu. Radiografer bekerja beriringan dengan dokter spesialis radiologi di unit radiologi. Dalam melakukan pekerjaannya, seorang radiografer harus siap berdampingan dengan radiasi sinar X. Hal inilah yang membuat profesi radiografer menjadi profesi yang berisiko dan kurang diminati.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik risikonya yang besar, profesi radiografer merupakan profesi yang memegang peran penting dalam dunia kesehatan. Dengan hadirnya radiografer, seorang dokter tidak perlu membedah tubuh pasien hanya untuk melihat keadaan organ tubuhnya. Berbagai penyakit pun dapat dideteksi oleh radiografer sehingga mempermudah dokter dalam mendiagnosa pasien. Semua hal tersebut dapat dilakukan oleh radiografer dengan menghasilkan gambar tubuh pasien melalui modalitas radiologi, seperti X-ray, USG (Ultrasonography), CT (Computed Tomography) scanner, MRI (Magnetic Resonance Imaging), PET (Positron emission Tomography), fluoroskopi, dan mammografi.
Berbagai macam modalitas radiologi harus dipelajari terlebih dahulu oleh seorang radiografer pada masa pendidikannya. Pendidikan seorang radiografer dapat ditempuh dalam dua jenis, yaitu diploma tiga (D III) ataupun sarjana terapan (D IV). Selama menempuh pendidikan seorang radiografer harus mempelajari banyak hal, seperti anatomi, radiografi, fisika radiasi, proteksi radiasi, dan masih banyak lagi. Namun, yang paling harus dikuasai oleh seorang radiografi adalah anatomi. Hal tersebut dikarenakan seorang radiografer harus mengetahui seluruh jenis tulang yang ada di manusia sebelum melakukan pemeriksaan pada pasien. Selain itu, seorang radiografer juga harus menguasai teknik pemeriksaan pasien yang dipelajarinya pada radiografi. Pendidikan tersebut ditempuh selama empat tahun dan di akhir terdapat uji kompetensi yang berguna untuk memastikan bahwa radiografer tersebut benar-benar siap dan layak untuk menjadi tenaga kesehatan.
ADVERTISEMENT
Meskipun prospek kerja dari seorang radiografer sangat luas dan sangat diperlukan, banyak sekali orang yang ragu untuk menjadi seorang radiografer. Hal ini dikarenakan ada banyak sekali stigma yang tumbuh di masyarakat mengenai profesi radiografi. Mulai dari stigma bahwa gaji seorang radiografer kecil, dianggap profesi yang tidak penting, hingga membahayakan bagi kesehatan. Yang paling utama adalah mengenai bahaya radiasi, banyak sekali orang tua yang melarang anaknya untuk menjadi radiografer karena dapat menyebabkan mandul. Padahal, dalam melakukan pekerjaannya seorang radiografer pasti sudah dibekali ilmu untuk memproteksi dirinya dari bahaya radiasi. Bahkan, para radiografer biasanya memiliki alat yang bernama dosimeter untuk mengukur dosis radiasi yang diterimanya selama bekerja. Jika dosis radiasi yang diterima oleh seorang radiografer melebihi batas normal, radiografer tersebut akan dikurangi jam kerjanya atau diberikan pelatihan khusus. Dengan demikian, semua radiografer dapat bekerja dengan aman tanpa takut terpapar bahaya radiasi.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, kehadiran seorang radiografer di dunia kesehatan sangatlah penting. Segala stigma mengenai profesi radiografer yang tumbuh di masyarakat karena kurangnya informasi harus dihilangkan. Pemerintah maupun ikatan radiografer harus memiliki upaya dalam mempromosikan profesi radiografer ke masyarakat. Tujuannya adalah agar semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi radiografer sehingga dunia radiologi Indonesia semakin berkembang dan dapat bersaing dengan negara lain.