Konten dari Pengguna

Boneka Labubu: Kesenangan atau Ancaman bagi Generasi Muda Indonesia?

Nabila Dhiya 'Ulhaq
Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan angkatan 2024 Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta
30 September 2024 15:33 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Dhiya 'Ulhaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Judul edit by Nabila Dhiya
zoom-in-whitePerbesar
Judul edit by Nabila Dhiya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini, media sosial dihebohkan oleh kemunculan boneka viral bernama Labubu. Popularitasnya tidak hanya terbatas di dunia maya, tetapi juga meluas ke kehidupan nyata, di mana para penggemar Labubu terlihat antusias menyambut karakter unik ini. Namun, apa sebenarnya Labubu?
ADVERTISEMENT
Apa itu Labubu?
Awalnya, Labubu merupakan bagian dari serangkaian karya seni patung yang dibuat terbatas untuk pameran yang diciptakan oleh seniman asal Hong Kong, Kasing Lung pada tahun 2015. Karakter ini mulai diproduksi tahun 2019 secara lebih luas dalam bentuk mainan koleksi oleh Pop Mart, perusahaan mainan asal China yang terkenal dengan produk blind box.
Labubu semakin menarik perhatian global setelah Lisa Blackpink, mengunggah foto Labubu miliknya di Instagram pada April 2024. Sejak saat itu, Labubu menjadi salah satu karakter andalan Pop Mart dan menarik perhatian para kolektor di seluruh dunia.
Tidak hanya sebagai barang koleksi, Labubu juga mencerminkan fenomena yang lebih dalam terkait perilaku konsumerisme dan dampak sosial-budaya. Dalam konteks ini, penting untuk menganalisis dampak dari tren Labubu terhadap generasi muda di Indonesia serta bagaimana kita dapat menyikapi fenomena ini secara bijak, khususnya menggunakan pendekatan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
ADVERTISEMENT
Dampak Negatif Tren Boneka Labubu terhadap Generasi Muda Indonesia
ADVERTISEMENT
Solusi yang Dapat Kita Lakukan sebagai Generasi Muda di Indonesia
Dari perspektif Pendidikan Kewarganegaraan, tren Labubu memberikan tantangan besar bagi remaja Indonesia dalam menjaga identitas nasional dan bersikap sebagai warga negara yang bijak. Pentingnya memiliki rasa cinta tanah air, mendukung industri lokal, dan menjaga persatuan serta kesetaraan sosial. Dalam menghadapi tren global, kita sebagai generasi muda Indonesia perlu bersikap kritis dan mengutamakan nilai-nilai kewarganegaraan sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Fenomena boneka Labubu yang sedang viral di Indonesia membawa berbagai dampak, baik dari segi konsumerisme, kesehatan mental, maupun identitas budaya. Melalui perspektif Pendidikan Kewarganegaraan, tren ini dapat disikapi dengan cara yang lebih bijak.
Dalam menghadapi fenomena global seperti Labubu, generasi muda Indonesia perlu bersikap kritis dan mengutamakan nilai-nilai kewarganegaraan. Kita harus meningkatkan apresiasi terhadap produk lokal, berpikir kritis dalam konsumsi, menjaga persatuan sosial, dan menyeimbangkan pengaruh budaya global dengan budaya lokal.
Dengan demikian, kita sebagai generasi muda di Indonesia tidak hanya menjadi konsumen yang cerdas, tetapi juga warga negara yang bertanggung jawab dan mencintai bangsanya sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menyadari dampak dari tren-tren global dan berusaha untuk mengembangkan sikap yang lebih bijak dalam menghadapinya. Dengan cara ini, kita dapat menjaga keseimbangan antara keinginan untuk beradaptasi dengan perubahan global dan kebutuhan untuk tetap menjaga identitas nasional dan nilai-nilai kewarganegaraan yang kuat.
ADVERTISEMENT