Konten dari Pengguna

Semangat Mahasiswi Baru di Tengah Keterpurukan Ekonomi Akibat Pandemi Covid-19

Nabila Fara
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
28 Oktober 2020 14:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Fara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses produksi makanan yang dilakukan oleh Ovi
zoom-in-whitePerbesar
Proses produksi makanan yang dilakukan oleh Ovi
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 tidak hanya mengancam nyawa seseorang, tetapi juga dengan perekonomiannya. Hampir seluruh masyarakat di Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang drastis sebagai dampak dari Coronavirus Disease (Covid-19). Hal ini sangat jelas dirasakan oleh keluarga dari Aurelia Nora Nadhira Yovita Effendi yang biasa disapa Ovi.
ADVERTISEMENT
Ovi adalah anak tunggal dari salah satu keluarga yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun 2020 ini, Ovi menjadi mahasiswi baru perguruan tinggi negeri di Yogyakarta melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Perempuan 18 tahun ini berasal dari keluarga yang perekonomiannya masuk ke dalam kategori berkecukupan, tetapi roda kehidupan selalu berputar terkadang kita berada di atas dan di bawah. Kehidupan perekonomian keluarga itu mulai berputar semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia.
“Dulu sebelum ada pandemi Covid-19 dan ekonomi masih dalam keadaan baik-baik saja kita bisa berbelanja bulanan seperti biasanya tanpa harus melihat merek dan harga yang ditawarkan,” jelas Ovi saat ditemui, Senin (26/10).
Saat pandemi Covid-19 mulai merajalela di Indonesia, ia tidak bisa lagi meminta uang kepada orang tuanya untuk membeli jajan, kuota internet, bensin, dan keperluan sekolah mengingat keuangan keluarganya yang semakin menipis.
ADVERTISEMENT
Mahasiswi semester satu ini sangat merasakan perubahan ekonomi yang begitu anjlok. Perekonomian semakin memburuk ketika gaji kedua orang tuanya dari awal pandemi Covid-19 hingga saat ini belum juga cair.
“Aku di sini harus bisa memutar otak untuk gimana caranya supaya keluargaku tetap bisa mendapatkan pemasukan di tengah kondisi seperti ini. Aku juga harus memprioritaskan apa yang sebenarnya lagi dibutuhkan dan tidak mengeluarkan uang untuk hal-hal yang belum mendesak,” ujar Ovi (18) mahasiswi semester satu.
Melihat kondisi perekonomian yang menurun, Ovi tidak ingin menjadi beban untuk kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk berwirausaha di bidang kuliner. Perempuan 18 tahun itu hampir menjual seluruh makanan yang bisa ia produksi sendiri.
ADVERTISEMENT
Ovi menyatakan bahwa pada awalnya ia ingin berjualan untuk mengisi waktu luang di sela-sela perkuliahannya yang cukup padat. Namun, setelah ia melihat kondisi perekonomian keluarganya yang tak kunjung membaik Ovi memutuskan berwirausaha untuk menambah pendapatan orang tuanya.
Tidak semua mahasiswa dapat membagi waktunya dengan baik antara kuliah dan kegiatan yang lain. Hal ini berbanding terbalik dengan manajemen waktu yang dimiliki oleh Ovi. Ia dengan sangat baik membagi waktunya untuk kuliah dan bekerja membantu keuangan keluarganya.
“Sebenarnya memang bukan hal yang mudah untuk aku membagi waktu antara kuliah dan jualan. Di sini prinsipku adalah kuliah itu hal yang paling utama. Biasanya aku promosi produk, membuat pesenan, dan mengantar pesenan ke konsumen di waktu kosong saat aku tidak ada jam kuliah. Kalau memang kuliah lagi padat-padatnya aku mengadakan sistem PO,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Melihat Ovi yang dapat dengan baik mengelola waktu antara kuliah dengan bekerja, kedua orang tuanya memberikan dukungan positif terhadap usaha yang sedang ia tekuni. Bahkan, mereka bangga dengan Ovi karena di usia yang masih sangat muda ia sudah bisa membantu meringankan perekonomian orang tuanya. Bentuk dukungan dari kedua orang tuanya diperlihatkan dengan membantu Ovi untuk mempromosikan usahanya ketika perempuan berjilbab itu sedang sibuk kuliah online. Selain itu, Ovi juga mendapatkan dukungan dari pemerintah berupa Bantuan Presiden (BANPRES).
Mahasiswi semester satu itu mengatakan bahwa BANPRES merupakan bantuan dari pemerintah untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bantuan tersebut digunakan Ovi sebagai tambahan modal untuk usahanya. Dengan adanya bantuan tersebut, ia merasa sangat terbantu untuk menambah modal usaha. Ovi juga menjelaskan bantuan itu dapat ia raih karena usahanya terdaftar dalam Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Yogyakarta, sehingga mahasiswi semester satu ini mendapatkan pesan untuk pencairan dana BANPRES.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat kita pungkiri bahwa di tengah situasi seperti ini pola konsumtif masyarakat semakin menurun. Hal tersebut berdampak kepada jumlah pemesanan yang masuk ke dalam usaha Ovi. Walaupun dengan begitu, mahasiswi semester satu ini tetap semangat berjualan untuk membantu keuangan orang tuanya.
“Pada awal pandemi pesanan yang masuk masih cukup banyak. Namun, semakin hari malah cenderung menurun. Hal itu biasa bukan menjadi suatu permasalahan yang besar. Aku sendiri selalu menyemangati diriku untuk terus semangat. Di sisi lain, aku menciptakan suatu strategi agar pemesanan yang masuk kembali meningkat. Salah satunya dengan promosi yang menarik seperti mengadakan promo,” jelas Ovi.
Hasil dari penjualan yang dilakukan Ovi sebagian besar diserahkan kepada kedua orang tuanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Apabila uang yang diberikan sisa, orang tuanya mengembalikan kepada Ovi untuk membeli keperluan pribadinya.
ADVERTISEMENT
Adapun Ovi berharap, dengan berwirausaha seperti ini ia dapat meringankan beban ekonomi keluarganya. Untuk kedepannya ia sangat berharap dapat membelikan orang tuanya rumah dari hasil kerja keras yang sudah Ovi rintis sejak berumur 18 tahun.
“Kita sebagai generasi penerus bangsa harus terus memiliki semangat yang membara dan pantang menyerah dalam keadaan apa pun. Di saat-saat sulit seperti ini seharusnya kita bisa jauh lebih kreatif untuk bertahan hidup. Tidak perlu malu untuk memulai berwirausaha di usia muda. Harus tetap optimis!” kata Ovi.