Konten dari Pengguna

Menjaga Etika dalam Pengaturan Jam Kerja Tenaga Kesehatan di Indonesia

Nabila Khairunisa
Seorang dokter umum yang berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasiennya. Saat ini, ia sedang mengejar pendidikan Magister Hukum Kesehatan di Universitas Gadjah Mada
6 November 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Khairunisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://pixabay.com/id/photos/
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://pixabay.com/id/photos/
ADVERTISEMENT
Di tengah krisis kesehatan yang berkepanjangan, tenaga kesehatan di Indonesia mengalami beban kerja yang semakin berat. Jam kerja yang berlebihan tidak hanya mengancam kesehatan fisik namun juga mental para tenaga medis, terlebih dapat memunculkan isu bioetika yang mendesak. Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan kesejahteraan tenaga kesehatan sebagai bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Bioetika mengajarkan kita untuk menghargai martabat individu, termasuk tenaga kesehatan yang berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Mereka bukan hanya mesin yang melayani pasien, tetapi juga manusia dengan batasan fisik dan emosional. Jam kerja yang panjang dapat mengakibatkan kelelahan, stres, dan bahkan burnout, yang pada gilirannya berdampak pada kualitas pelayanan. Ketidakmampuan untuk memberikan perawatan yang optimal dapat membahayakan keselamatan pasien dan merusak kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Virtanen pada tahun 2012, jam kerja yang berlebihan meningkatkan risiko Hipertensi dan diabetes dan kelainan pada muskuloskeletal.
Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu mengambil langkah konkret untuk mengatasi isu ini. Penetapan batasan jam kerja yang wajar dan pemberian insentif bagi tenaga kesehatan untuk bekerja dalam lingkungan yang sehat sangatlah penting. Selain itu, dukungan psikologis menjadi salah satu prioritas utama guna memastikan bahwa tenaga kesehatan memiliki sumber daya untuk menjaga kesehatan mental mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Di era di mana teknologi telah banyak membantu dalam proses pelayanan kesehatan, inovasi dalam manajemen sumber daya manusia juga harus diperhatikan. Pendekatan berbasis data untuk memantau beban kerja dan kebutuhan tenaga kesehatan dapat menjadi solusi yang efektif.
Akhirnya, membangun budaya kerja yang menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional sangatlah penting. Dengan mengedepankan bioetika dalam kebijakan dan praktik yang ada, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih manusiawi bagi tenaga kesehatan. Hanya dengan cara ini, kita bisa memastikan bahwa mereka tetap berdaya dan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Kesejahteraan tenaga kesehatan adalah investasi untuk masa depan kesehatan Indonesia. Mari kita jaga mereka, agar mereka dapat terus menjaga kita.