Konten dari Pengguna

Membangun Sistem Rekrutmen Berbasis Kompetensi Untuk SDM Yang Lebih Berkualitas

Nabila Renanda
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
5 November 2024 11:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Renanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/vectors/job-interview-work-job-employee-5577755/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/vectors/job-interview-work-job-employee-5577755/
ADVERTISEMENT
Sistem rekrutmen berbasis kompetensi merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada kemampuan spesifik, keterampilan, dan karakteristik perilaku yang relevan dengan posisi pekerjaan tertentu, bukan hanya sekadar meninjau latar belakang pendidikan atau pengalaman kerja calon karyawan. Pendekatan ini kian banyak digunakan dalam organisasi karena dianggap lebih efektif dalam menciptakan tim yang kompeten dan berkualitas, yang dapat berkontribusi pada keberhasilan perusahaan. Di Indonesia, meskipun pendekatan berbasis kompetensi ini mulai diadopsi oleh berbagai jenis perusahaan, masih ada sejumlah tantangan dalam penerapannya.
ADVERTISEMENT
Menurut teori kompetensi, kompetensi mencakup kombinasi dari pengetahuan, keterampilan, kemampuan, serta karakteristik pribadi yang membuat seseorang mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Implementasi rekrutmen berbasis kompetensi biasanya mencakup tiga tahap utama: pertama, mengidentifikasi kompetensi inti yang dibutuhkan dalam setiap posisi; kedua, melakukan penilaian kandidat berdasarkan kompetensi tersebut; dan ketiga, melakukan evaluasi berkelanjutan untuk memastikan kesesuaian antara kompetensi kandidat dan kebutuhan organisasi. Misalnya, untuk peran manajer proyek, kompetensi yang perlu diidentifikasi meliputi kemampuan manajemen proyek, komunikasi yang efektif, dan keterampilan memecahkan masalah.
PT Telkom Indonesia adalah salah satu perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan rekrutmen berbasis kompetensi. Telkom menggunakan pendekatan “Talent Management” untuk mengidentifikasi kompetensi dan potensi karyawan sesuai dengan visi perusahaan. Sistem ini mencakup analisis menyeluruh yang melibatkan tes keterampilan teknis dan pengujian psikologis guna menilai kesesuaian kandidat. Perusahaan teknologi seperti Gojek juga mengedepankan rekrutmen berbasis kompetensi dalam proses seleksi karyawan, dengan fokus pada kemampuan yang diperlukan untuk bekerja dalam lingkungan yang cepat dan dinamis. Gojek mencari kandidat yang memiliki keterampilan pemecahan masalah, keterampilan teknis, serta kemampuan berkolaborasi dalam tim yang terdiri dari berbagai disiplin.
ADVERTISEMENT
Namun, penerapan rekrutmen berbasis kompetensi di Indonesia masih memiliki tantangan, terutama dalam hal keterbatasan SDM yang mampu menilai kompetensi kandidat secara akurat. Selain itu, perusahaan kecil dan menengah sering mengalami kesulitan dalam menerapkan sistem ini karena keterbatasan anggaran serta kurangnya tenaga ahli yang bisa menjalankan proses rekrutmen berbasis kompetensi secara efisien.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa solusi dapat diterapkan. Pertama, pengembangan sistem penilaian kompetensi yang terstandar perlu dilakukan. Ini bisa dicapai dengan bekerjasama dengan konsultan HR atau menggunakan perangkat asesmen berbasis teknologi yang mempermudah identifikasi dan pengukuran kompetensi kandidat secara obyektif. Dengan adanya standar yang jelas, evaluasi kandidat menjadi lebih objektif.
Kedua, perusahaan dapat menggunakan teknologi dan big data dalam proses seleksi karyawan. Dengan kemajuan teknologi, perusahaan dapat memanfaatkan alat asesmen online yang dapat mengukur keterampilan teknis dan kompetensi perilaku kandidat, sehingga proses rekrutmen dapat lebih cepat dan mengurangi bias dari penilaian manual. Ketiga, perusahaan perlu melatih tim HR dan manajer rekrutmen untuk memahami dan mengaplikasikan metode berbasis kompetensi dengan benar. Pelatihan ini mencakup keterampilan dalam menilai kompetensi teknis, keterampilan interpersonal, serta nilai-nilai yang sejalan dengan budaya perusahaan.
ADVERTISEMENT
Keempat, perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan untuk menyiapkan lulusan yang lebih siap kerja sesuai kebutuhan pasar. Kolaborasi ini bisa berupa penyampaian masukan kepada universitas mengenai kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja sehingga lulusan yang dihasilkan memiliki keterampilan yang relevan dengan industri. Kelima, strategi employer branding yang menonjolkan kompetensi juga penting untuk menarik kandidat yang sesuai. Dengan mengkomunikasikan nilai-nilai perusahaan serta kompetensi yang dicari, perusahaan dapat menarik kandidat dengan kualitas yang diinginkan.
Pada akhirnya, sistem rekrutmen berbasis kompetensi memberikan pendekatan yang lebih efektif dalam memilih karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Di Indonesia, meskipun beberapa perusahaan besar seperti Telkom dan Gojek telah berhasil menerapkan pendekatan ini, tantangan masih dihadapi, khususnya bagi perusahaan kecil dan menengah. Dengan menetapkan standar kompetensi yang jelas, memanfaatkan teknologi, melatih tim HR, dan berkolaborasi dengan institusi pendidikan, rekrutmen berbasis kompetensi dapat membantu perusahaan menciptakan SDM berkualitas yang mendukung pencapaian tujuan jangka panjang.
ADVERTISEMENT