Konten dari Pengguna

Peran Pendekatan Humanistik Dalam Menciptakan Lingkungan Kerja Yang Positif

Nabila Renanda
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Bandung
27 Oktober 2024 10:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Renanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/vectors/success-business-career-motivation-8853111/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/vectors/success-business-career-motivation-8853111/
ADVERTISEMENT
Di era modern ini, perusahaan semakin memahami bahwa karyawan bukan hanya sekadar pelaksana tugas, melainkan aset utama yang berperan penting dalam keberhasilan perusahaan. Pendekatan humanistik dalam manajemen karyawan kini lebih relevan, karena menekankan pentingnya melihat karyawan sebagai individu yang memiliki kebutuhan, harapan, dan potensi yang beragam. Berbagai teori psikologi kerja, seperti Teori Kebutuhan Maslow dan Teori Motivasi Herzberg, menunjukkan bahwa perlakuan humanistik terhadap karyawan dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif.
ADVERTISEMENT
Menurut Teori Kebutuhan Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan dasar bertingkat, mulai dari kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri. Ketika perusahaan memahami dan memenuhi kebutuhan ini, karyawan akan merasa lebih dihargai, aman, dan termotivasi untuk bekerja lebih baik. Selain itu, Teori Motivasi Herzberg membahas dua faktor utama yang memengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor pemelihara seperti gaji dan kondisi kerja, serta faktor motivator yang mencakup pengakuan, tanggung jawab, dan kesempatan berkembang. Kedua teori ini menjelaskan bahwa karyawan tidak hanya termotivasi oleh imbalan finansial, tetapi juga memerlukan penghargaan dan peluang pengembangan diri dalam lingkungan kerja yang mendukung.
Contoh penerapan pendekatan humanistik terlihat pada perusahaan Gojek. Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, Gojek menghadapi tantangan dalam mempertahankan kepuasan dan loyalitas karyawan di tengah persaingan industri digital. Pada awalnya, Gojek mengalami tingkat turnover yang tinggi, menunjukkan adanya ketidaknyamanan di kalangan karyawan. Setelah menganalisis situasi tersebut, Gojek mulai menerapkan pendekatan humanistik dalam manajemennya.
ADVERTISEMENT
Gojek mengadakan berbagai program kesejahteraan, seperti program "Work-Life Balance" yang memberikan fleksibilitas kerja lebih tinggi. Selain itu, Gojek memperlonggar kebijakan cuti dan menyediakan dukungan kesehatan mental, seperti layanan konseling. Perusahaan juga memberikan kesempatan pengembangan melalui pelatihan dan workshop, baik yang terkait langsung dengan pekerjaan maupun pengembangan pribadi. Program ini membuat karyawan merasa lebih dihargai, didengar, dan didukung dalam mengembangkan potensi mereka, yang pada akhirnya meningkatkan loyalitas dan kinerja.
Langkah-langkah Gojek ini menunjukkan bagaimana pendekatan humanistik mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif. Pendekatan ini memprioritaskan kesejahteraan karyawan, menghasilkan hubungan kerja yang lebih harmonis dan menurunkan tingkat turnover. Dengan menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi serta ruang untuk pengembangan diri, Gojek mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik di industri.
ADVERTISEMENT
Agar perusahaan lain bisa menerapkan pendekatan serupa, penting untuk membangun budaya apresiasi, di mana karyawan yang berprestasi diberi penghargaan. Penghargaan ini tidak harus berupa insentif finansial, tetapi juga pengakuan verbal atau bentuk apresiasi lainnya. Selain itu, fleksibilitas jam kerja atau opsi bekerja dari rumah penting untuk mendukung keseimbangan kerja-kehidupan dan mengurangi stres karyawan.
Perusahaan juga bisa menyediakan program pengembangan diri seperti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan karyawan. Dengan kesempatan ini, karyawan akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi lebih banyak. Penyediaan ruang diskusi terbuka melalui pertemuan rutin atau survei juga penting agar karyawan dapat memberikan masukan. Evaluasi beban kerja secara berkala perlu dilakukan untuk memastikan tugas dibagi dengan adil, sehingga karyawan tidak merasa terlalu terbebani.
ADVERTISEMENT
Pendekatan humanistik dalam manajemen SDM bukan hanya sekadar konsep idealis, melainkan kebutuhan nyata untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. Dengan menganggap karyawan sebagai aset utama dan memperhatikan kebutuhan serta aspirasi mereka, perusahaan bisa membangun loyalitas dan kepuasan kerja yang lebih baik. Kasus Gojek menunjukkan bahwa pendekatan humanistik tidak hanya meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga menguntungkan bagi perusahaan secara finansial dan reputasi. Pendekatan ini adalah investasi jangka panjang yang mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan.