Konten dari Pengguna

Peran Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Generasi Z di Era Digital

Nabila Rika Nur Haliza
Mahasiswi Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret
6 November 2024 13:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Rika Nur Haliza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang belajar (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-wanita-perempuan-kaum-wanita-4144225/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang belajar (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-wanita-perempuan-kaum-wanita-4144225/)
ADVERTISEMENT
Saat ini, di era digital, semua proses dapat dijalankan dengan cepat dan mudah. Era ini semakin meluaskan interaksi, di mana sebelumnya populer dengan istilah era globalisasi. Generasi Z adalah generasi yang lahir pada kurun waktu tahun 1995 sampai dengan 2010 di mana sejak kecil telah akrab dengan teknologi. Mereka lebih suka berhubungan dengan smartphone, dengan sistem online, sehingga cenderung tidak bertemu langsung dengan teman-teman ataupun keluarga
ADVERTISEMENT
Pada 2020-an Indonesia telah memiliki penduduk dengan generasi milenial dari 50%, dan pada 2030 jumlahnya diperkirakan menjadi 70% dalam usia produktif. Dengan kemajuan teknologi digital semua proses dapat dijalankan dengan sangat cepat, sangat mudah, dan dengan itu individu yang satu berkompetisi dengan individu lain di dunia global dengan sangat ketat. Dengan adanya kemajuan teknologi, banyak individu yang terpengaruh dan terjebak dalam arus media sosial, sehingga mereka terhanyut dalam gaya hidup hedonis yang membuat mereka kehilangan jati diri. Pada level individu, benturan budaya dengan teknologi digital terkait dengan penggunaan media sosial.
Akibatnya individu tidak sadar akan atau sudah terpengaruh konten tertentu, dan kemudian akan terjadi konflik dan benturan dengan nilai dan norma budaya yang selama ini telah dianut. Adanya benturan tersebut menjadikan, sebagian mereka akan malas untuk kerja keras, dan sebagiannya lagi akan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk berusaha keras memenuhi kebutuhan konsumtif. Karena peluang melakukan yang semakin besar, dan dimudahkannya penggunaan gadget, di mana individu dengan mudah melihat, membaca, mendengar, dan menggunakan hal yang sebelumnya dianggap tabu.
ADVERTISEMENT
Pelayanan Bimbingan dan Konseling termasuk salah satu bagian terpenting dalam Pendidikan di sekolah, dengan tujuan untuk memfasilitasi siswa dalam mengembangkan potensi. Sementara itu, di Era ini peran guru Bimbingan dan Konseling perlu menguasai teknologi informasi agar dapat menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Guru BK perlu mengerti bagaimana menyikapi Gen Z, generasi yang memiliki ambisi besar untuk sukses, cenderung berperilaku praktis serta bebas, dan individu yang keras kepala akan sulit menerima nasihat, ia akan menolak nasihat yang tidak sepemikiran atau sejalan dengan dia.
Dengan demikian peran bimbingan dan konseling dalam konteks pendidikan generasi Z sangat dibutuhkan. Layanan bimbingan dan konseling hendaknya menggunakan teknik dan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk menyampaikan berbagai pesan. Teknik yang bisa diterapkan yaitu diskusi, focus group discussion (FGD), pemecahan masalah (problem solving), dan permainan simulasi (simulation games). Adapun media yang bisa digunakan yaitu media sosial seperti Facebook, Instagram, X, Whats App, Telegram, film atau macromedia flash, yang didukung dengan sarana seperti laptop, LCD proyektor, speaker, dan MP3/MP4 Players. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan tentunya harus mendukung bimbingan dan konseling berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan cara menyediakan fasilitas yang mendukung penyelenggaraan layanan yang akan diberikan tersebut.
ADVERTISEMENT
ilustrasi media sosial (sumber: https://www.pexels.com/id-id/foto/fotografi-close-up-ikon-ponsel-cerdas-267350/)
Disusun oleh: Nabila Rika Nur Haliza dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.