Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Gaya Hidup Sebagai Faktor Utama Hedonisme Mahasiswa
29 April 2023 20:27 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nabila Nayara Fawza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hedonisme, suatu pandangan hidup yang meyakini bahwa setiap orang akan bahagia jika seseorang tersebut terus mencari kebahagiannya dan senantiasa menghindari rasa sakit yang ada.
ADVERTISEMENT
Perilaku ini menjadikan kesenangan atau perasaan bahagia sebagai tameng untuk seseorang bisa bertahan hidup. Hedonisme biasanya ditunjukkan dengan membeli banyak barang mewah meskipun barang tersebut tidak dibutuhkan.
Ciri-ciri hedonisme yang lain di antaranya egois, memilih-milih teman, boros, dan materialistik. Hedonisme sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor, yakni dari faktor internal dan eksternal.
Adapun pengaruh internal, banyak orang yang menginginkan kebahagiaan yang diciptakan oleh dirinya sendiri. Salah satu cara untuk kita mendapat kebahagiaan sendiri adalah dengan self reward tetapi istilah ini banyak disalahgunakan menjadi perilaku hedon.
Contohnya adalah membeli barang hanya karena lucu, membeli banyak makanan atau minuman, dan melakukan secara terus menerus. Umumnya, self reward ini hanya dilakukan tiap kali diri sendiri telah melakukan sebuah pencapaian dan ingin memberi apresiasi karena telah berjuang dan berproses hingga berhasil.
ADVERTISEMENT
Sementara dari pengaruh eksternal salah satunya dari keluarga. Seseorang yang berasal dari keluarga berkecukupan senantiasa memiliki perilaku hedon karena biasanya sejak kecil ia selalu dimanjakan dengan fasilitas-fasilitas mewah dan segala kemauannya selalu diberikan hingga akhirnya ia pun terbiasa dengan perilaku tersebut.
Lingkungan merupakan faktor paling penting dalam segala aspek karena di mana lingkungan kita berada. Jika kita tidak pandai membatasi diri maka kita akan mudah terbawa arus. Sama halnya dengan hedonisme, beberapa orang melakukan hedonisme hanya agar terpandang dan diakui oleh masyarakat.
Hal ini ia lakukan untuk mengikuti trend yang ada dan memenuhi ekspektasi sosial. Ia pun akan mendapat pujian sosial dengan segala sesuatu kehedonan yang ia lakukan, seperti membeli barang mewah.
ADVERTISEMENT
Saat ini hedonisme sedang banyak terjadi di kalangan mahasiswa karena mahasiswa sedang berada pada fase remaja yang sedang labil, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan ingin diakui.
Bisa dilihat bahwa sekarang banyak mahasiswa yang menghabiskan uang dan waktunya ke cafe untuk nongkrong atau mengerjakan tugas dibanding pergi ke perpustakaan yang gratis dan memiliki suasana tenang untuk belajar. Mereka juga cenderung berpergian ke mall mewah untuk sekedar makan siang dibanding makan di kantin atau bahkan membawa bekal agar lebih hemat.
Tidak jarang dari mereka juga membeli banyak barang mewah dengan merek yang terkenal seperti Gucci, Louis Vitton, Prada dan masih banyak lagi. Mereka berusaha untuk terus mengikuti trend yang ada agar tidak terlihat kuno atau ketinggalan zaman. Dengan ini mereka akan merasa puas secara batin.
ADVERTISEMENT
Terlihat juga perilaku hedon oleh mahasiswi yang setiap bulan berbelanja makeup dan skincare. Hal ini mereka lakukan untuk mendapat perhatian dari sekitar dan sangat berpengaruh dalam realita sosial yang ada.
Di mana seseorang berpenampilan menarik akan selalu dilihat baik dalam sebuah organisasi maupun dalam mencari kerja. Tidak heran bahwa mahasiswi berusaha untuk merawat dirinya dan rela menghabiskan uang ratusan hingga jutaan rupiah.
Circle pertemanan di kampus juga bisa menjadi faktor seseorang menjadi hedon, terlihat adanya kesenjangan antara mahasiswa elite dan mahasiswa yang apa adanya. Hal ini membuat seseorang berani melakukan apa saja hanya agar dapat dipandang oleh orang-orang dan apabila mereka tidak dapat memenuhi ekspektasi tersebut mereka akan merasa kecewa dengan dirinya sendiri dan parahnya bisa menimbulkan bullying. Tentu ini dapat mempengaruhi kondisi mental seseorang.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya setiap orang berhak memilih untuk gaya hidup seperti apa yang akan mereka pilih. Seseorang yang termakan gengsi sosial akan memilih untuk berperilaku hedon.
Untuk menghindari budaya hedonisme tentunya mahasiswa harus pintar-pintar membatasi diri dan mengatur skala prioritasnya. Prioritas untuk mendapatkan nilai yang bagus dan menjadi mahasiswa berprestasi jauh lebih penting dibanding haus akan pengakuan menjadi mahasiswa elite.
Bergaya sesuai isi dompet juga akan membuat diri kita jauh lebih bahagia karena tidak ada tekanan-tekanan untuk kita membeli sesuatu lebih dari kemampuan kita. Kemudian, carilah circle pertemanan yang sehat tanpa memandang elite atau tidaknya karena dalam perkuliahan yang dilihat bukanlah seberapa fashionable dirimu tetapi bagaimana kamu berkembang dan berproses menjadi mahasiswa yang baik dan berprestasi.
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa yang dijuluki agent of change seharusnya tidak mudah termakan oleh trend yang ada. Ia akan pintar memilih trend mana yang baik untuk diikuti, serta ia akan bisa berpikir secara kritis tentang apa yang akan ia lakukan sehingga tidak merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
Live Update