Konten dari Pengguna

Generasi Z dan Krisis Kesehatan Mental: Apa yang Salah?

Nabilah Laili Isticharoh
Mahasiswi Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta & pegawai swasta di kantor digital marketing Tangerang, Banten.
22 Januari 2025 21:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilah Laili Isticharoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Generasi Z dan Krisis Kesehatan Mental: Apa yang salah? Foto: malline.id
zoom-in-whitePerbesar
Generasi Z dan Krisis Kesehatan Mental: Apa yang salah? Foto: malline.id
ADVERTISEMENT
Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, tumbuh dalam era digital yang penuh dengan kemajuan teknologi dan informasi. Meskipun memiliki akses luas terhadap informasi dan konektivitas, mereka menghadapi tantangan signifikan terkait kesehatan mental. Berbagai penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres di kalangan Generasi Z di Indonesia. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi krisis kesehatan mental pada Generasi Z di Indonesia dan menawarkan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Faktor-Faktor Penyebab Krisis Kesehatan Mental pada Generasi Z
1. Tekanan Akademik dan Persaingan yang Ketat
Generasi Z di Indonesia sering menghadapi tekanan akademik yang tinggi. Tuntutan untuk berprestasi dan persaingan dalam mencapai kesuksesan akademik dapat memicu stres dan kecemasan. Tekanan ini diperparah dengan ekspektasi sosial dan keluarga yang tinggi terhadap pencapaian akademik.
2. Penggunaan Media Sosial yang Berlebihan
Media sosial telah menjadi bagian integral dari kehidupan Generasi Z. Namun, penggunaan yang berlebihan dapat menyebabkan perbandingan sosial, cyberbullying, dan kecemasan terkait citra diri. Paparan konten negatif dan tekanan untuk memenuhi standar sosial tertentu di media sosial turut berkontribusi pada penurunan kesehatan mental.
3. Ketidakpastian Masa Depan dan Tekanan Sosial
Perubahan sosial dan ekonomi yang cepat menimbulkan ketidakpastian bagi Generasi Z. Kekhawatiran tentang prospek karier, stabilitas finansial, dan perubahan iklim dapat memicu stres dan kecemasan. Selain itu, norma sosial yang berubah dan tekanan untuk memenuhi ekspektasi masyarakat menambah beban psikologis.
ADVERTISEMENT
4. Kurangnya Dukungan Kesehatan Mental
Akses terhadap layanan kesehatan mental di Indonesia masih terbatas. Stigma terhadap gangguan mental membuat Generasi Z enggan mencari bantuan profesional. Kurangnya edukasi dan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental juga menjadi hambatan dalam penanganan masalah ini.
Dampak Krisis Kesehatan Mental pada Generasi Z
Krisis kesehatan mental berdampak signifikan pada kualitas hidup Generasi Z. Gangguan mental dapat menghambat perkembangan akademik, menurunkan produktivitas, dan mempengaruhi hubungan sosial. Selain itu, peningkatan risiko perilaku berbahaya, seperti penyalahgunaan zat dan perilaku menyakiti diri sendiri, juga menjadi perhatian serius.
Rekomendasi untuk Mengatasi Krisis Kesehatan Mental
1. Peningkatan Edukasi dan Kesadaran
Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu mengintegrasikan program edukasi kesehatan mental dalam kurikulum. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dapat mengurangi stigma dan mendorong individu untuk mencari bantuan saat diperlukan.
ADVERTISEMENT
2. Penyediaan Layanan Kesehatan Mental yang Aksesibel
Memperluas akses terhadap layanan kesehatan mental melalui fasilitas kesehatan, sekolah, dan komunitas sangat penting. Pelatihan bagi tenaga pendidik dan profesional kesehatan tentang deteksi dini dan intervensi gangguan mental dapat membantu dalam penanganan yang lebih efektif.
3. Pengaturan Penggunaan Media Sosial
Mendorong penggunaan media sosial yang sehat dengan memberikan edukasi tentang dampak negatif dan positifnya. Orang tua dan pendidik perlu berperan dalam memantau dan membimbing penggunaan media sosial oleh remaja.
4. Penguatan Dukungan Sosial dan Keluarga
Keluarga dan komunitas harus menciptakan lingkungan yang mendukung dan terbuka untuk diskusi tentang kesehatan mental. Dukungan emosional dari lingkungan terdekat dapat menjadi faktor protektif terhadap gangguan mental.
Krisis kesehatan mental pada Generasi Z di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tekanan akademik, penggunaan media sosial, ketidakpastian masa depan, dan kurangnya dukungan kesehatan mental. Pendekatan holistik yang melibatkan edukasi, penyediaan layanan, pengaturan media sosial, dan penguatan dukungan sosial diperlukan untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan demikian, Generasi Z dapat berkembang menjadi individu yang sehat secara mental dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT