Konten dari Pengguna

Mengenal Sugar Craving: Dampak Konsumsi Gula Berlebihan

Nabilah Zahra
Mahasiswa Marketing Communication Binus University
5 Desember 2022 1:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilah Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi, Sumber: freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi, Sumber: freepik.com
ADVERTISEMENT
Apakah anda sering merasa tiba-tiba ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis disela-sela kegiatan anda?
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, saya merupakan salah satu penggemar dari makanan dan manis. Saya tumbuh dengan mengonsumsi cokelat, permen, es krim dan juga minuman manis seperti susu cokelat atau teh manis yang disajikan setiap pagi di meja makan rumah saya. Hal kecil yang tanpa sadar menjadi sebuah kebiasaan dalam diri saya untuk mengonsumsi minuman manis di pagi hari yang akan berdampak pada kondisi mood saya seharian. Kebiasaan ini pun berlanjut hingga dewasa, dengan kebiasaan mengonsumsi makanan manis sebelum atau saat mengerjakan tugas dan pekerjaan, untuk membangun fokus dalam diri saya.
Apalagi sekarang, hal ini didukung dengan kebiasaan teman-teman saya yang sama dengan anak muda lainnya yang memilih coffee shop sebagai pilihan tempat untuk nongkrong, meeting, dan bekerja. Belum lagi dengan beberapa tren makanan akhir-akhir ini yang sering kali berhubungan dengan makanan manis yang membuat saya ikut ingin mencobanya dan makin terseret ke dalam gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Dampak dari kebiasaan yang terbentuk sejak kecil membuat tubuh saya menjadi sangat membutuhkan gula dalam kehidupan sehari-hari. Sering kali saya merasa kurang jika tidak mengonsumsi makanan atau minuman manis di tengah kegiatan-kegiatan saya yang tidak dapat diatasi sebelum saya benar-benar mengonsumsinya. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah sugar craving.
Apa itu sugar craving?
Sugar craving merupakan sebuah kondisi di mana otak seseorang sudah kecanduan gula karena konsumsi yang berlebihan. Kecanduan inilah yang ditandai dengan keinginan seseorang untuk terus ingin mengonsumsi gula yang dapat mengacaukan nafsu makan dan kondisi kesehatan dirinya.
Pada dasarnya gula memang berpotensi menyebabkan kecanduan dalam diri karena dapat melepaskan opioid dan dopamin di otak, sehingga dapat memberikan perasaan bahagia ketika mengonsumsinya yang ingin terus didapatkan oleh tubuh. Sehingga tubuh akan terus mencari penyebab dari perasaan bahagia tersebut dan akan berusaha untuk terus mendapatkannya dengan mengonsumsi gula. Kondisi ini juga diperparah dengan kebiasaan diri dalam mengonsumsi makanan atau minuman manis setiap harinya sejak dini.
ADVERTISEMENT
Meskipun terasa sulit untuk diatasi, konsumsi gula harus tetap dibatasi setiap harinya. Menurut Kemenkes, asupan gula maksimum hanya sebanyak 50 gram per harinya atau 4 sdm untuk mencegah berbagai penyakit, terutama diabetes. Namun, berdasarkan databoks.katadata.co.id hingga hari ini masih banyak masyarakat Indonesia yang masih mengonsumsi gula berlebihan setiap harinya hingga meningkatkan angka penderita diabetes pada 2021, yaitu hingga 19,47 juta.
Dan menurut perkiraan International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia pada tahun 2045 dapat mencapai 28,57 juta. Angka tersebut merupakan angka yang sangat besar sehingga harus segera dicegah dan diatasi sejak sekarang. Sudah lama konsumsi gula yang berlebihan telah menjadi topik yang sering diangkat dalam kehidupan masyarakat dan media, seperti penjelasan mengenai dampak negatif nya yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh hingga menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
Cara mengatasi sugar craving
Ketika diri merasa sangat ingin mengonsumsi makanan atau minuman manis, hal ini dapat diatasi dengan mengonsumsi buah-buahan yang juga manis dan segar. Karena meskipun sama-sama manis, buah terbukti mengandung berbagai vitamin yang baik untuk tubuh dan kandungan gulanya juga dinilai tidak berbahaya sehingga aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Dianjurkan pula untuk mengonsumsi air putih yang cukup untuk mengalihkan keinginan otak akan sesuatu yang manis.
Selain itu, olahraga teratur dan tidur yang cukup juga memberikan dampak dalam menciptakan pola hidup yang sehat. Karena kedua hal tersebut juga sama-sama dapat memberikan efek bahagia dan menenangkan kepada tubuh dan otak manusia sehingga bisa mengalihkan efek yang didapatkan dari mengonsumsi gula. Jika sangat ingin mengonsumsi makanan manis, dapat juga membuatnya sendiri di rumah dengan mengganti gula dengan madu atau stevia yang lebih sehat untuk tubuh dengan kandungan gula yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Penting juga bagi kita untuk memperhatikan konsumsi gula sejak kecil untuk menghindari kebiasaan mengonsumsi gula hingga dewasa. Selain itu, akan lebih baik untuk meningkatkan perhatian akan bahan dasar yang digunakan dalam makanan serta minuman yang diperjualbelikan secara bebas, seperti berapa jumlah gula yang digunakan dalam membuat minuman boba atau kopi yang kita minum sehari-hari. Karena meskipun rasanya enak dan dapat menjadi penenang bagi tubuh ketika stres, konsumsi gula yang berlebihan juga tidak sehat dan dapat menyebabkan ketergantungan (sugar craving) yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Referensi:
Pahlevi,R. (2021, November 24). Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Diproyeksi Capai 28,57 Juta pada 2045. Retrieved from databoks.katadata.co.id: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/24/jumlah-penderita-diabetes-di-indonesia-diproyeksikan-capai-2857-juta-pada-2045.
Rokom. (2022, September 27). Konsumsi Gula Berlebih, Waspadai Risikonya. Retrieved from sehatnegeriku.kemkes.go.id: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220927/2841159/konsumsi-gula-berlebih-waspadai-risikonya/#:~:text=Serta%20menjaga%20asupan%20gula%20garam,67%20gram%20(5%20sdm).
ADVERTISEMENT