Krisis Identitas Nasional dan Pengaruhnya pada Generasi Muda di Era Globalisasi

Azizah Nabila
MAHASISWA UIN SUNAN KALIJAGA
Konten dari Pengguna
9 Mei 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Azizah Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
[Museum Sonobudoyo]; sumber: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
[Museum Sonobudoyo]; sumber: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita sudah tidak asing lagi dengan identitas nasional. Identitas nasional berasal dari kata identity (identitas) yang berarti ciri-ciri atau jati diri yang melekat pada seseorang. Sedangkan nasional memiliki arti suatu negara atau kelompok-kelompok besar. Sehingga identitas nasional dapat diartikan sebagai ciri atau jati diri yang dimiliki oleh suatu negara yang menjadi pembeda dengan negara lain. Identitas nasional dalam suatu bangsa mengacu pada kebudayaan dan adat istiadat yag dimiliki suatu bangsa. Identitas nasional memegang peranan yang sangat penting bagi suatu negara karena di dalam identitas sendiri mengandung nilai-nilai, kesamaan ciri, cita-cita, serta tujuan yang ingin dicapai dari suatu bangsa.
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, sering terjadi kasus tentang krisis identitas nasional. Krisis identitas nasional menjadi masalah serius di Indonesia. Permasalahan ini terjadi akibat banyak pengaruh arus dari globalisasi. Sekarang banyak budaya asing yang sudah masuk dan berkembang di masyarakat Indonesia terutama pada generasi muda Indonesia. Hal itu dapat membahayakan identitas nasional Indonesia karena dengan pengaruh budaya asing dan perkembangan zaman, ciri khas dari indoensia sendiri semakin lama makin terkikis. Masyarakat dan generasi muda cenderung mengabaikan budaya lokal dan menerapkan budaya asing. Mereka menganggap bahwa budaya asing itu lebih modern dan ngetrend sedangkan budaya lokal itu sudah kuno dan ketinggalan zaman.
Generasi muda saat ini sudah banyak yang terpengaruh oleh budaya asing. Seperti saat ini banyak generasi muda yang minim pengetahuan tentang tarian daerah. Bahkan tarian tradisional dianggap remeh oleh sebagian dari mereka karena tidak mengikuti perkembangan zaman. Fenomena ini terjadi karena kurangnya rasa cinta terhadap budaya kita sendiri. Misalnya, sekarang banyak generasi muda yang ngefans dengan K-Pop. K-Pop adalah musik popular yang berasal dari Korea Selatan. Biasanya musik tersebut dinyanyikan disertai dengan dance atau tarian modern. Generasi muda saat ini lebih menyukai dan mempelajari dance tersebut daripada mempelajari tarian tradisional. Sekarang ini banyak juga kebaya yang dibuat model menjadi modern yang sudah tidak ada lagi ciri khas budaya yang melekat pada kebaya tersebut. Baru-baru ini kebaya crop top menjadi kontroversial karena menunjukkan bahwa inovasi tersebut bertentangan dengan tradisi. Hal tersebut merupakan salah satu faktor lunturnya jiwa nasionalisme dan cinta tanah air terhadap budaya sendiri.
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak akan budayanya, menjadikan keberagaman budaya sebagai identitas suatu negara. Namun, saat ini banyak generasi muda yang sibuk dengan budaya asing. Sekarang ini, banyak identitas nasional Indonesia yang diklaim oleh negara lain. Contohnya yaitu wayang kulit. Wayang kulit merupakan kesenian tradisional Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa. Wayang kulit pernah diklaim oleh Malaysia sebagai budaya dari mereka. Hal ini bisa terjadi karena ada beberapa orang Indonesia melakukan pertunjukan wayang kulit di negara tersebut. Itu membuat orang luar beranggapan bahwa wayang kulit merupakan budaya dari mereka. Namun itu semua dibantah oleh UNESCO yang mengakui bahwa wayang kulit merupakan warisan asli budaya Indonesia pada tanggal 27 November 2003.
[Wayang Kulit]; sumber: dokumen pribadi
Tidak hanya wayang kulit, masyarakat Indonesia pernah dikejutkan oleh Malaysia tentang kontroversi Tari Pendet yang tiba-tiba muncul disebuah iklan yang mengiklankan pariwisata negara Malaysia. Tari Pendet yang berasal dari daerah Bali bukan tarian Malaysia, sehingga membuat marah dan kesal bagi warna Indonesia. Iklan ini ditayangkan disebuah stasiun televisi swasta Singapura yang menyebabkan aksi protes di Indonesia. Pemerintah Malaysia menyatakan permintaan maaf dan mengklarifikasikannya, namun ditolak oleh Menteri Indonesia, karena permintaan tersebut diberikan secara informal melalui telepon.
ADVERTISEMENT
Adanya krisis identitas yang terjadi selama ini dapat dicegah agar tidak berkelanjutan. Krisis identitas dapat menjadi masalah serius bagi generasi muda saat ini. Banyak masyarakat dan generasi muda yang kurang sadar akan rasa cinta budaya tradisional, sehingga mengakibatkan budaya tradisional akan luntur hingga diambil oleh negara lain. Oleh karena itu penting bagi kita semua untuk melestarikan budaya yang kita punya sebagai pondasi dalam mewujudkan keamanan identitas nasional.
Banyaknya budaya asing yang masuk di Indonesia berdampak pada generasi muda, karena dapat membahayakan jika tidak terkendali. Dengan demikian perlunya kesadaran untuk menjaga nilai-nilai budaya tradisional sebagai identitas agar tidak memudar. Krisis identitas nasional pada generasi muda dapat dicegah melalui kontribusi mereka dalam sikap nasionalisme dengan gotong royong, saling memahami budaya satu sama lain, mengakui budaya tradisional Indonesia, melestarikan budaya dengan mempelajarinya, serta dapat menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang semakin maju, para generasi muda harus bisa memanfaatkan teknologi tersebut dengan baik dan menyaring hal-hal positif, sehingga tetap menjaga kearifan lokal budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di dalam dunia pendidikan, para generasi muda perlu menunjang pendidikan dalam meningkatkan nasionalisme. Misalnya dengan menunjang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKN) yang wajib ditanamkan sejak dini, agar meraka dapat memahami identitas nasional negaranya sendiri sebagai penerus bangsa. Dengan adanya mata pelajaran tersebut para generasi muda dapat belajar tentang nasionalisme supaya tidak berpengaruh oleh budaya asing yang marak terjadi di Indonesia selama ini.