Konten dari Pengguna

Tanaman Kumis Kucing untuk Mengobati Batu Ginjal

Nabila Novia Rahmadani
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
27 Desember 2022 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Novia Rahmadani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: www.shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: www.shutterstock.com
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan obat tradisional yang terbuat dari bahan alam. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanaman herbal dan racikan tradisional. Selain rempah-rempah, di Indonesia juga banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Dari dulu sampai sekarang, obat tradisional masih menjadi perbincangan dan dikonsumsi masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit karena khasiatnya yang bermanfaat bagi tubuh. Obat tradisional berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung bahan alami. Salah satu tanaman yang dijadikan sebagai obat tradisional adalah tanaman kumis kucing.
ADVERTISEMENT
Tanaman kumis kucing, juga dikenal sebagai Orthosiphon aristatus, adalah anggota dari keluarga Lamiaceae (Rini, TH., 2006). Selama berabad-abad tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) telah dipakai sebagai obat tradisional di Asia Tenggara (Neharkar V, Laware S., 2013). Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) merupakan salah satu tumbuhan Indonesia yang dapat digunakan sebagai obat (Kannappan, et al., 2010).
Tanaman Orthosiphon aristatus memiliki tinggi mecapai dua meter dan memiliki daun berbentuk lonjong (ketupat). Bermahkota putih atau ungu muda yang menjulang dari ujung cabang sepanjang 13-27 mm. Bagian atas mahkota ditutupi dengan rambut pendek, seperti kumis kucing putih atau ungu. Buah tanaman ini berwarna coklat tua, panjang 1,75-2 mm, bijinya berbentuk elips, hitam putih, berubah menjadi hitam kecoklatan saat matang (Mun’im A., dan Hanani E., 2011).
ADVERTISEMENT
Kandungan dalam Tanaman Kumis Kucing
Tanaman kumis kucing dibuktikan memiliki efek nefroprotektif pada beberapa zat aktif seperti tanin, saponin, flavonoid, phenol, serta terpenoid (Kannapan, et al., 2010). Kandungan mineral daun tanaman kumis kucing mencapai 12%, komponen utamanya adalah kalium (Budiman, 2013).
Kandungan zat pada tanaman kumis kucing yaitu; minyak atsiri bermanfaat sebagai zat anti radang, anti-inflamasi, dan antibakteri; glikosida orthosiphon berguna sebagai diuretik dan anti-inflamasi; garam kalium berguna dalam metabolisme energi dan sebagai katalis untuk sintesis glikogen dan protein; myo inositol berguna untuk mengatur respon seluler terhadap rangsangan, transmisi saraf dan pengaturan aktivitas enzim; flavonoid bermanfaat untuk mencegah osteoporosis, mencegah penyerapan glukosa di usus dan meningkatkan efektivitas vitamin C; alkaloid berguna sebagai antimikroba dan antioksidan; dan saponin bermanfaat sebagai antiseptik, antioksidan, dan pencegah kanker (Astuti, 2012).
ADVERTISEMENT
Tanaman Kumis Kucing dan Batu Ginjal
Tanaman kumis kucing digunakan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit saluran kemih, ginjal, hipertensi, diabetes dan asam urat. Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) sering digunakan untuk mengobati batu ginjal atau kandung kemih karena sifat diuretik, anti-inflamasi dan spasmolitiknya (Neharkar V, Laware S., 2013).
Menurut penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013), penyakit gagal ginjal dan batu ginjal merupakan penyakit ginjal yang paling banyak terjadi di Indonesia. Kejadian batu ginjal tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (1,2%), diikuti Aceh (0,9%), Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Tengah (0,8%).
Batu ginjal (nefrolitiasis) adalah suatu kondisi di mana satu atau lebih batu berada di dalam pelvis atau selaput ginjal. Secara umum, faktor internal dan eksternal mempengaruhi pembentukan batu ginjal. Faktor internal meliputi usia, jenis kelamin dan keturunan, sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat dalam urin, pekerjaan, dll (Krisna, DNP., 2010).
ADVERTISEMENT
Lokasi khas batu ginjal ada di vagina atau panggul, tempat mereka menumpuk dan menyumbat ureter dan kandung kemih. Batu ginjal dapat terbentuk dari batu kalsium dan kalsium oksalat atau kalsium fosfat. Namun, batu ginjal yang umum terjadi adalah batu kalsium. Penyebab pasti dari pembentukan batu ginjal masih belum diketahui, karena dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dua proses yang terlibat dalam batu ginjal, yaitu supersaturasi dan nukleasi. Kejenuhan terjadi bila terdapat banyak zat pembentuk batu di dalam urin, yaitu ketika volume urin berkurang dan bahan kimia yang mencegah pembentukan batu kemih berkurang. Selama nukleasi, kristal natrium butirat, asam urat, dan hidroksiapatit secara langsung membentuk nukleus. Ion kalsium dan oksalat kemudian menempel pada nukleus dan membentuk campuran batu. Proses ini disebut nukleasi heterogen. Kejadian penyakit ini diperkirakan 7% pada wanita dewasa dan 13% pada pria dewasa. Empat dari lima pasien adalah laki-laki dan usia puncaknya adalah pada dekade ketiga hingga keempat (THAI, 2005).
ADVERTISEMENT
Tanaman kumis kucing merupakan salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk penyakit batu ginjal, karena tanaman ini dapat mengecilkan ukuran batu saluran kemih melalui mekanisme diuretik. Secara historis, penggunaan tanaman kumis kucing telah dipelajari untuk mencegah akumulasi kristal kalsium oksalat yang memiliki efek diuretik (Almatar, et al., 2014).
Penelitian Juliana menjelaskan efek antilitogenik dari tanaman kumis kucing yang mungkin terkait dengan kandungan metoksi flavonoid dapat menjadi antagonis reseptor adenosin A1, ketika reseptor ini bekerja sebagai mekanisme diuretik dan retensi natrium (Butterweck, V. & Khan, S. R., 2009).
Cara Mengonsumsi Tanaman Kumis Kucing
Mengonsumsi racikan tanaman kumis kucing juga memiliki aturan tertentu dan tentunya tidak berlebihan dalam mengonsumsinya.
Dikutip dari situs gridhealth.id, berikut bahan-bahan dan cara membuat obat herbal untuk batu ginjal.
ADVERTISEMENT
Bahan:
- Sisakan 4-7 potong daun tanaman kumis kucing
- 7 benang menira
- 2 gelas air
Cuci bersih daun tanaman kumis kucing dan meniran. Kemudian rebus dua lembar daun dan sisakan 1 gelas air. Terakhir, minum air rebusan daun kumis kucing tiga kali sehari.
Namun, perlu diingat untuk tidak berlebihan menggunakan obat herbal. Karena jika terlalu banyak menimbulkan akibat yang tidak baik bagi tubuh kita.
Nah, sekarang Anda sudah mengetahui manfaat tanaman kumis kucing yang digunakan sebagai obat tradisional. Ternyata tanaman kumis kucing ini banyak sekali manfaatnya, ya teman-teman. Tak hanya terlihat cantik, tanaman kumis kucing juga bisa digunakan sebagai obat batu ginjal. Jadi, Anda tidak perlu khawatir jika sedang mencari obat herbal untuk batu ginjal, konsumsi saja tanaman kumis kucing yang banyak manfaatnya. Meski aman untuk dikonsumsi, perlu diingat bahwa ramuan ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Karena terlalu banyak itu tidak baik dan pasti mempengaruhi tubuh kita.
ADVERTISEMENT