Konten dari Pengguna
Digital Detox: Saatnya Rehat dari Dunia Maya dan Kembali ke Dunia Nyata
10 Juni 2025 15:54 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Stefani Nabila Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa lelah meskipun tidak melakukan aktivitas fisik berat sepanjang hari? Atau merasa cemas dan gelisah hanya karena tidak membuka media sosial selama beberapa jam? Jika iya, besar kemungkinan kamu mengalami kelelahan digital yang semakin sering dirasakan banyak orang saat ini. Istilah ini kian populer seiring meningkatnya waktu yang dihabiskan masyarakat di depan layar gawai. Inilah saatnya kita mengenal konsep digital detox sebagai solusi untuk menjaga kesehatan mental dan fisik di era digital.
ADVERTISEMENT
Digital detox adalah kegiatan menghentikan atau mengurangi penggunaan perangkat digital seperti ponsel pintar, laptop, dan televisi selama beberapa waktu. Tujuannya adalah memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat dari rangsangan digital yang terus menerus. Banyak orang menganggap aktivitas ini sebagai bentuk penyegaran diri atau upaya untuk lebih hadir dalam kehidupan nyata.
Di era serba online ini, hampir seluruh aspek kehidupan terhubung dengan internet. Pekerjaan dilakukan dari rumah melalui aplikasi rapat daring, belanja dilakukan melalui e-commerce, interaksi sosial berpindah ke platform media sosial, bahkan kegiatan belajar mengajar kini bergantung pada koneksi internet dan perangkat digital. Meski memberikan kemudahan, penggunaan perangkat secara berlebihan dapat memicu dampak negatif bagi kesehatan.
Salah satu dampak paling umum adalah gangguan tidur. Cahaya biru dari layar ponsel dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang mengatur siklus tidur. Akibatnya, seseorang jadi sulit tidur meskipun tubuhnya lelah. Gangguan tidur dalam jangka panjang dapat berujung pada stres, kelelahan kronis, hingga penurunan daya tahan tubuh. Selain itu, penggunaan media sosial yang intens juga bisa memicu kecemasan dan perasaan tidak aman. Melihat kehidupan orang lain yang terlihat sempurna di Instagram atau TikTok seringkali membuat seseorang membandingkan diri dan merasa tidak cukup baik. Fenomena ini dikenal sebagai fear of missing out atau FOMO. Rasa takut ketinggalan informasi atau tren bisa mendorong seseorang terus menerus membuka media sosial tanpa henti.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berdampak pada mental, penggunaan gawai yang berlebihan juga memengaruhi hubungan sosial. Banyak orang yang berada dalam satu ruangan namun sibuk dengan ponsel masing-masing. Komunikasi tatap muka menjadi jarang. Padahal interaksi langsung memiliki dampak positif terhadap kebahagiaan dan ikatan emosional antar individu.
Digital detox menawarkan jalan keluar dari semua masalah tersebut. Dengan menyisihkan waktu untuk melepaskan diri dari layar, kita memberi kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk memulihkan diri. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memulai digital detox. Salah satunya adalah dengan menetapkan waktu khusus dalam sehari untuk tidak menggunakan perangkat digital sama sekali. Misalnya satu jam sebelum tidur dan satu jam setelah bangun tidur. Cara lain adalah dengan mengganti waktu bermain gawai dengan aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berkebun. Kegiatan ini tidak hanya menyehatkan tubuh tapi juga membantu meredakan stres. Membaca buku cetak juga bisa menjadi alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada layar. Buku memberikan informasi dan hiburan tanpa cahaya biru yang mengganggu. Jika memungkinkan, lakukan digital detox secara total selama satu hari penuh. Banyak orang menyebutnya sebagai screen-free day. Selama sehari, jauhi semua bentuk perangkat digital dan habiskan waktu dengan aktivitas yang membawa kebahagiaan. Mungkin kamu bisa piknik bersama keluarga, memasak makanan favorit, atau mengobrol santai dengan teman lama.
ADVERTISEMENT
Tentu tidak semua orang bisa langsung melakukan digital detox secara ekstrem. Terlebih jika pekerjaan menuntut untuk selalu terhubung. Namun yang terpenting adalah menyadari bahwa kita memiliki kendali atas waktu dan perhatian kita. Tidak ada salahnya memulai dari hal kecil. Matikan notifikasi yang tidak penting. Batasi penggunaan media sosial hanya beberapa kali sehari. Gunakan waktu istirahat untuk benar-benar beristirahat, bukan malah menggulir layar tanpa tujuan.
Digital detox bukan berarti menolak teknologi. Teknologi tetap memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Namun kita perlu bijak dalam menggunakannya. Tujuan dari digital detox adalah menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan kehidupan nyata. Dengan begitu, kita bisa menjadi pribadi yang lebih sehat, lebih fokus, dan lebih bahagia.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah kamu siap mencoba digital detox? Cobalah mulai dari hari ini. Matikan ponselmu sejenak. Tatap dunia nyata di sekitarmu. Rasakan kehadiran orang-orang terdekat. Karena kadang, yang kita butuhkan bukan lebih banyak koneksi virtual, melainkan lebih banyak kehadiran yang nyata.