Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Pernah Ngerasa Sakit Tanpa Sebab Jelas? Yuk, Kenalan Sama Gangguan Psikosomatis
2 Desember 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nabila Reyzha Pramadany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu merasa pusing, mual, atau sakit perut saat sedang stres berat? Kalau iya, bisa jadi kamu sedang mengalami gangguan psikosomatis. Kondisi ini terjadi ketika masalah psikologis, seperti stres atau kecemasan, memengaruhi tubuh kamu sehingga muncul gejala fisik. Menariknya, ini bukan sekadar sugesti, ini adalah fenomena nyata yang menunjukkan betapa pikiran dan tubuh saling berkaitan.
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu biopsikologi, gangguan psikosomatis menjadi topik menarik. Para peneliti berusaha memahami bagaimana emosi, otak, dan tubuh “bekerja sama” hingga menciptakan kondisi tertentu. Mari kita bahas fenomena ini lebih dalam dan cari tahu bagaimana cara mencegahnya.
Bagaimana Gangguan Psikosomatis Terjadi?
Sebenarnya, apa sih yang terjadi dalam tubuh saat kamu mengalami gangguan psikosomatis? Bayangkan ini: kamu sedang menghadapi tekanan kerja yang besar. Otak kamu, melalui sistem saraf otonom, mengirimkan sinyal ke tubuh bahwa ada “ancaman”. Tubuh pun merespons dengan mengaktifkan hormon stres seperti kortisol. Dalam dosis kecil, hormon ini bermanfaat, misalnya untuk meningkatkan kewaspadaan. Tapi, kalau stres berlangsung lama, efeknya bisa merugikan.
Sebagai contoh, hormon stres yang terus-menerus dilepaskan dapat menyebabkan berbagai gejala fisik. Sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan, bahkan penyakit kronis seperti hipertensi, semuanya bisa muncul.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian Kohls et al. (2020), stres sosial seperti merasa dikucilkan atau gagal dalam sesuatu juga berperan besar. Hal ini bisa mengubah sistem dopaminergik di otak, yang bertugas mengatur emosi dan respons stres. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap gangguan fisik.
Namun, gejala-gejala ini bukan “pura-pura” atau hal yang dilebih-lebihkan. Ini adalah respons tubuh yang nyata terhadap tekanan psikologis. Misalnya, seseorang yang cemas berlebihan mungkin mengalami gangguan pencernaan karena sistem saraf simpatisnya terus aktif. Sistem ini, yang seharusnya hanya bekerja dalam situasi darurat, malah terus-menerus menekan fungsi tubuh lainnya, seperti pencernaan.
Bagaimana Cara Mencegah Gangguan Psikosomatis?
Nah, sekarang kamu sudah tahu apa itu gangguan psikosomatis. Pertanyaannya, bagaimana sih cara mencegahnya? Kabar baiknya, pencegahan ini bisa dilakukan dengan pendekatan yang sederhana tapi efektif. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu coba:
ADVERTISEMENT
1. Kelola Stres dan Latih Emosi Kamu
Siapa yang tidak pernah stres? Semua orang pasti pernah mengalaminya. Tapi yang penting adalah bagaimana kamu mengelolanya. Menurut penelitian Shahzadi et al. (2023), regulasi emosi sangat penting untuk mengurangi dampak stres pada tubuh.
Salah satu caranya adalah dengan reappraisal yaitu melihat masalah dari sudut pandang yang lebih positif. Selain itu, cobalah teknik relaksasi seperti:
• Latihan pernapasan (tarik napas dalam, hembuskan perlahan).
• Meditasi, yang membantu menenangkan pikiran.
• Olahraga, yang terbukti menurunkan kadar hormon stres.
Coba pikirkan, kapan terakhir kali kamu benar-benar mengambil waktu untuk diri sendiri?
2. Bangun Hubungan Sosial yang Sehat
Ternyata, hubungan sosial punya dampak besar terhadap kesehatan kamu, lho! Kohls et al. (2020) menjelaskan bahwa pengalaman sosial negatif, seperti merasa kalah atau dikucilkan, bisa memperburuk respons stres tubuh. Sebaliknya, memiliki dukungan emosional dari keluarga, teman, atau komunitas dapat membantu kamu menghadapi tekanan hidup. Jadi, jangan ragu untuk berbagi cerita dengan orang-orang terdekat. Terkadang, sekadar didengar saja sudah membuat beban terasa lebih ringan.
ADVERTISEMENT
3. Manfaatkan Pendekatan Spiritual
Percaya atau tidak, praktik spiritual seperti dzikir atau meditasi bisa memberikan ketenangan batin. Menurut penelitian Kamila (2020), dzikir efektif mengurangi kecemasan dan gejala psikosomatis pada berbagai populasi, termasuk lansia dan korban bencana. Cobalah luangkan waktu untuk merenung, berdoa, atau bermeditasi setiap hari. Aktivitas ini dapat membantu kamu merasa lebih damai, yang pada akhirnya membuat tubuh kamu lebih sehat.
4. Gunakan Terapi Modern
Kalau gejala psikosomatis kamu sudah sangat mengganggu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapi kognitif-perilaku (CBT) adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan ini.
Melalui CBT, kamu diajak mengenali pola pikir yang memicu stres dan belajar menggantinya dengan pola yang lebih sehat. Selain itu, dokter mungkin akan membantu mengatasi gejala fisik yang muncul, misalnya dengan obat-obatan jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
5. Terapkan Pola Hidup Sehat
Yang ini klasik, tapi tetap penting untuk makan makanan bergizi, tidur cukup, dan rutin berolahraga. Tubuh yang sehat jauh lebih tahan menghadapi tekanan psikologis. Jadi, pastikan kamu tidak melewatkan hal-hal dasar ini dalam keseharian kamu.
Pandangan Ibn Sina terkait Keseimbangan Jiwa dan Raga
Ternyata, konsep tentang hubungan pikiran dan tubuh ini sudah dibahas sejak zaman dulu. Ibn Sina, seorang ilmuwan terkenal, percaya bahwa kesehatan optimal hanya bisa dicapai jika keseimbangan antara fisik dan psikologis terjaga.
Menurutnya, jiwa manusia terdiri dari tiga tingkatan:
1. Al-Nabatiyyah (jiwa tumbuhan), yang mengatur fungsi dasar seperti makan dan tidur.
2. Al-Hayawaniyah (jiwa hewan), yang terkait dengan emosi dan naluri.
3. Al-Insani (jiwa manusia), yang bertanggung jawab atas akal dan spiritualitas.
ADVERTISEMENT
Ketiga aspek ini saling memengaruhi. Jika salah satu terganggu, kesehatan fisik juga bisa terdampak.
Gangguan psikosomatis adalah bukti nyata bahwa pikiran dan tubuh saling terhubung. Stres, kecemasan, atau emosi negatif yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik kamu. Untungnya, dengan pendekatan yang tepat, gangguan ini bisa dicegah. Kamu hanya perlu belajar mengelola stres, menjaga hubungan sosial, mempraktikkan kegiatan spiritual, dan menjalani gaya hidup sehat.
Ingat, kesehatan kamu ada di tangan kamu sendiri. Jadi, mulai sekarang, luangkan waktu untuk merawat pikiran dan tubuh kamu karena keduanya sama pentingnya!