Konten dari Pengguna

Terapi Jurnal, Terapi Mudah dan Bisa Dilakukan Sendiri

Nabila Salsabilla Setiawan Putri
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
23 November 2021 21:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Salsabilla Setiawan Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Pernah nggak sih ngerasa masalah yang lagi kamu hadapi sekarang itu berat banget? Mau cerita pun nggak tau mau cerita ke siapa. Mau ke psikolog juga budget kamu belum cukup. Nah, kalau begitu kamu perlu kenalan sama yang namanya terapi menulis atau biasa dikenal dengan terapi jurnal! Tapi, sebelum itu, kamu perlu tahu dulu apa itu jurnal atau journaling.
ADVERTISEMENT

Apa sih itu journaling?

Sumber: Unsplash
Journaling adalah kegiatan merefleksikan pikiran dan perasaan melalui rangkaian kata yang kita torehkan pada sebuah buku. Journaling juga sebagai cara kita mengekspresikan diri tanpa harus menerima penghakiman dari orang lain. Journaling membantu kita untuk menemukan diri, pikiran, juga perasaan yang tak mampu dengan mudah kita ketahui.
Kebiasaan menulis diary atau journaling sudah ada sejak tahun 1900-an hingga pertama kali mencuri perhatian publik pada tahun 1960-an ketika Dr. Ira Progoff, seorang psikolog di New York City, menawarkan kelas dan workshop terkait metode jurnal intensif. Pada tahun 1978, penulisan jurnal untuk pertumbuhan pribadi dan kesehatan emosional diperkenalkan kepada khalayak yang lebih luas melalui penerbitan buku.
Selanjutnya, hal menarik mengenai jurnal muncul di tahun 2013. Dalam sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Psychosomatic Medicine, para peneliti menemukan bahwa jenis jurnal tertentu dapat membantu menyembuhkan luka fisik, setidaknya yang kecil.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa bisa terapi dengan hanya menggunakan jurnal?
Bisa dong! Yuk kenalan sama terapi jurnal dan mekanismenya!
Terapi jurnal atau bisa disebut terapi menulis adalah teknik menulis atau menggunakan segala bentuk jurnal untuk mendapat efek seperti dari terapi psikologis. Terapi ini bisa dilakukan secara individual maupun dengan arahan psikolog. Terapi jurnal ini sangat cocok untuk membantu kamu yang tengah menghadapi masalah yang cukup berat namun belum memiliki budget yang pas untuk menemui psikolog. Tapi, jika masalah yang kamu hadapi saat ini sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari kamu, usahakan temui psikolog dulu ya!
Terapi jurnal merupakan salah satu bentuk terapi ekspresif yang memiliki banyak manfaat yang tidak hanya berkaitan dengan masalah kejiwaan, tetapi juga masalah fisik. Beberapa penelitian telah menunjukkan berbagai macam manfaat terapi jurnal terhadap kesehatan penulis secara keseluruhan. Mereka yang memiliki pengalaman traumatis dan stres membuktikan bahwa menulis pengalaman mereka yang paling traumatis selama 15 menit dalam 4 hari berturut-turut berkorelasi dengan perbaikan kesehatan mereka hingga 4 bulan selanjutnya. (Baikie, 2005)
ADVERTISEMENT
Terapi jurnal menekankan kamu untuk menemukan dan mengekspresikan pikiran juga emosi yang ada dalam diri namun kamu belum dapat menemuinya. Dengan menulis apa yang kamu pikirkan juga rasakan, kamu dapat menemui permasalahan sebenarnya. Kamu juga sekaligus dapat mengasah kemampuan berpikir kritis melalui rangkaian kata yang kamu torehkan.
Terapi jurnal ini dilakukan agar kamu mampu memahami diri, memvalidasi segala pikiran dan emosi yang ada dalam diri, dan memperoleh keruntutan mental dan emosional. Format apa pun yang dipilih, terapi jurnal atau disebut terapi menulis ini dapat membantu untuk mendorong pertumbuhan pribadi, melatih ekspresi kreatif, dan merasakan pemberdayaan dan kendali atas kehidupan. (Center for Journal Therapy, nd).
Terapi jurnal bisa menggunakan segala bentuk jurnal pada dasarnya. Akan tetapi, ada beberapa referensi jurnal yang bisa kamu gunakan dalam terapi jurnal kamu sendiri. Berikut list-nya:
ADVERTISEMENT
1. Bible Journal
Bentuk jurnal yang satu ini sangat populer sebelumnya. Bentuk jurnal ini membantu kamu untuk menorehkan segala pikiran dan emosi dengan melibatkan kitab suci. Tidak harus menggunakan bible dalam membuat journal ini. Kamu bisa menggunakan kitab suci sesuai agama yang kamu anut, misal Qur’an journaling, Wedha journaling, dsb.
2. Morning journal
Bentuk jurnal ini dilakukan setiap pagi sebelum melakukan aktivitas apa pun. Jurnal ini mengarahkan kamu untuk menulis apa saja yang ada di pikiran kamu, entah itu brainstorming atau keresahan kamu, dsb. sehingga kamu dapat menjalani hari dengan fokus dan tidak terbebani dengan banyak hal.
3. Gratitude journal
Jurnal yang satu ini cocok untuk kamu yang baru memulai mencoba menulis jurnal. Jurnal ini juga merupakan cara paling ampuh untuk membantu kamu berpikir positif. Dengan menuliskan hal – hal yang kamu syukuri, kamu menjadi lebih mudah menjalani hidup, bukan?
ADVERTISEMENT
Mungkin setelah ini timbul pemikiran buat kamu yang belum pernah sama sekali membuat journal. “Gimana sih caranya? Aku nggak tau mau nulis apa.”
Tenang! Berikut beberapa list pertanyaan yang dapat membantu kamu dalam menulis jurnal:
Setelah menyimak ulasan tadi, kamu diharapkan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaan kamu dalam cara yang positif, salah satunya dengan menulis jurnal. Kamu bisa memulainya dengan gratitude journal sebagai langkah awal. Menulis jurnal membuat kamu lebih mudah memahami diri dan membantu mengurangi sedikit beban yang kamu rasakan melalui tulisan yang kamu torehkan pada sebuah kertas. Meskipun begitu, menghubungi psikolog atau psikiater tidak ada salahnya, lho, jika terapi ini tidak mampu mengurangi sedikit pun beban kamu.
ADVERTISEMENT
Referensi:
ADVERTISEMENT