news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Minions Kerap Menjadi Tumpuan Indonesia, Kalah Langsung Di-Bully

Wanda Nabila
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Konten dari Pengguna
20 Januari 2022 10:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wanda Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo pada Daihatsu Indonesia Master 2021 di Bali International Convention Center (Foto: Badmintonphoto)
zoom-in-whitePerbesar
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo pada Daihatsu Indonesia Master 2021 di Bali International Convention Center (Foto: Badmintonphoto)
ADVERTISEMENT
Media sosial sudah seperti bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dengan adanya media sosial kita dapat berinteraksi dengan siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Siapa sih yang nggak tahu aplikasi Instagram? Pasti yang baca artikel ini udah tau Instagram dan bahkan memiliki akunnya. Instagram menjadi media sosial favorit dan wajib dimiliki oleh kebanyakan orang baik orang biasa, artis, musisi, bahkan atlet.
ADVERTISEMENT
Perlu kamu tahu, Instagram terdapat fitur untuk berbagi foto dan video berdurasi pendek, menyuarakan sesuatu hal dalam bentuk teks, dan terdapat fitur komentar untuk orang lain merespon dari foto atau video yang kita posting. Namun, pada kenyataannya masih banyak yang menyalahgunakan Instagram untuk bertindak merugikan orang lain. Nah, salah satu bentuk penyalahgunaan Instagram yaitu sebagai tempat untuk melakukan cyber bullying.
Apa sih cyber bullying?
Hertz dalam tulisannya berjudul The Inheritance of Educational Inequality: International Comparisons and Fifty-Year Trends mengungkapkan bahwa cyber bullying adalah penindasan ataupun kekerasan dalam bentuk mencela, mengejek, melontarkan kata-kata kasar, mengatakan kebohongan, melakukan ancaman, berkomentar agresif, semua dilakukan melalui media elektronik baik pesan teks, email, sms, room chat, dan website. Tindakan cyber bullying seperti halnya bullying tradisional yang face to face, namun kalau cyber bullying dilakukan melalui perantara media elektronik. Korban cyber bullying diserang secara psikis karena pelaku tidak dapat bertemu langsung.
ADVERTISEMENT
Fenomena cyber bullying sering terjadi di media sosial khususnya Instagram. Dimana kita dapat mengaksesnya kapan saja serta berinteraksi dengan orang lain melalui fitur-fitur yang telah tersedia di Instagram. Hal tersebut selaras dengan teori new media dari McLuhan yaitu adanya inovasi teknologi komunikasi membuat pergeseran dari media tradisional ke media baru seperti munculnya era media sosial sekarang. Media tradisional yang bersifat satu arah tetapi media baru dengan berkembangnya teknologi komunikasi dapat bersifat dua arah.
Kamu tahu minions?
Ya benar sekali, minions itu atlet bulutangkis ganda putra Indonesia yang sampai sekarang masih menduduki peringkat 1 dunia. Minions adalah julukan dari Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo. Mereka sudah 4 tahun berturut-turut menempati peringkat 1 dunia tanpa turun sama sekali. Keren banget kan atlet bulutangkis ganda putra kita!!
ADVERTISEMENT
Siapa sangka dengan banyaknya gelar yang telah minions raih, masih saja banyak yang membully mereka di Instagram. Ketika mereka tidak dalam performa terbaiknya dan kalah di pertandingan pasti langsung di-bully habis-habisan oleh netizen. Mereka seperti dituntut tidak boleh kalah sama sekali oleh warganet.
Setelah Olimpiade Tokyo yang digelar tanggal 24 Juli - 2 Agustus 2021, minions masih belum kembali ke performa terbaiknya. Di Bulan September-Oktober terdapat turnamen Sudirman Cup dan Thomas Cup, permainan minions masih belum stabil dan mengundang banyak komentar negatif. Sempat keluar dari keterpurukan ketika minions mengalahkan ganda putra Malaysia di babak 8 besar Thomas Cup. Disitulah menjadi titik balik minions dan membuktikan bahwa minions masih ada, asa minions belum usai.
ADVERTISEMENT
Setelah Thomas Cup terdapat 6 turnamen yang diikuti minions yaitu Denmark Open minions terhenti di babak 16 besar, runner up French Open, juara di Hylo Open, runner up Indonesia Master, juara Indonesia Open, dan runner up World Tour Finals. Sangat membanggakan bisa masuk 5x final beruntun dengan jadwal pertandingan yang sangat padat. Minions lagi dan lagi sering menjadi tumpuan Indonesia di setiap turnamen. Dimana pemain Indonesia yang lain tidak dapat melaju pesat ke final, minions menjadi satu-satunya penyelamat muka Indonesia.
Ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo menjadi runner-up BWF World Tour Finals, Bali (Foto: PP PBSI)
Apakah hanya berada di posisi runner up sudah cukup? Oh tentu saja tidak bagi para warganet. Dikolom komentar instagram @badminton.ina dan @badmintontalk_com menjadi sarang bully kepada minions setiap kali akun tersebut mengunggah postingan hasil dari pertandingan. Mereka memberikan hujatan untuk minions tanpa melihat bahwa minions berusaha sekuat tenaga untuk bangkit dari keterpurukan setelah Olimpiade Tokyo. Tidak mungkin minions akan menang terus di setiap pertandingan. Namanya pertandingan pasti ada menang dan kalah, namun warganet tidak memperdulikan hal itu yang penting harus menang.
ADVERTISEMENT
Cyber bullying yang diterima minions berupa pesan di kolom komentar yang penuh dengan hujatan. Hal tersebut merugikan pihak minions, karena ketika minions membaca komentar yang bernadakan hujatan pasti secara tidak langsung akan berpengaruh pada kondisi psikisnya. Maka dari itu perlunya memahami mengenai literasi digital dalam bermedia sosial.
Martin dalam tulisannya yang berjudul Digital Literacies for Learning mengungkapkan bahwa literasi digital merupakan kesadaran sikap dan kemampuan individu untuk dapat menggunakan fasilitas dan alat digital secara tepat untuk mengakses, mengevaluasi, mengidentifikasi, menganalisis, mengintegrasikan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Cyber bullying terjadi akibat dari rendahnya literasi digital seseorang. Literasi digital di Indonesia sangatlah rendah, untuk memahami literasi digital sangatlah penting untuk menghindari hal-hal negatif seperti cyber bullying. Literasi digital tercermin ketika kita bermedia sosial, karena literasi digital dapat mencerminkan kualitas kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi dan mengelola sebuah informasi. Dengan tanpanya literasi digital, seseorang akan bertindak sesuka hatinya tanpa memperdulikan bagaimana hak dan perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
Cyber bullying yang menimpa atlet bulutangkis Indonesia khususnya minions tidak akan terjadi jika kemampuan literasi digital warganet cukup baik. Kemampuan literasi digital yang baik akan membuat pengguna media sosial berpikir terlebih dahulu sebelum berkomentar. Pengguna media sosial harus memastikan bahwa apakah komentar yang kita tulis itu menyakiti orang lain atau tidak? Pantas atau tidak ketika kita berkomentar seperti itu? Bermanfaat atau tidak? Hal-hal ini sepele, namun sering dilupakan oleh pengguna media sosial. Jadi diharapkan untuk bijak dalam berkomentar di media sosial.
Ketika ingin mengomentari permainan dari minions atau atlet lain sebaiknya menggunakan kata-kata yang baik dan jika ingin memberikan kritik, sekiranya kritik yang membangun. Sebagai penikmat bulutangkis, sebaiknya kita menjaga jari-jari kita untuk tidak membully atlet-atlet Indonesia di saat mereka kalah. Kita kecewa itu wajar, tapi perlu diingat kalau atletnya juga jauh lebih kecewa dibanding kita. Jika kita menghujat mereka justru bukannya termotivasi tetapi psikis mereka yang kena, mereka pasti sudah berusaha yang terbaik dan kalau kalah ya berarti belum beruntung gitu saja.
ADVERTISEMENT