Konten dari Pengguna

Ruang Terbuka Hijau Berpotensi Mencegah Jakarta Tenggelam, Bagaimana Bisa?

Nabil Irfani Putra
Mahasiswa S1 Teknik Lingkungan Universitas Airlangga
11 Juni 2022 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabil Irfani Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ruang Terbuka Hijau

Ilustrasi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sumber: Nabil Irfani Putra/Dokumen pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sumber: Nabil Irfani Putra/Dokumen pribadi.
ADVERTISEMENT
Prediksi kota Jakarta tenggelam tampaknya akan menjadi masalah yang serius apabila tidak segera ditangani. Hal tersebut dikatakan oleh salah satu dosen perguruan tinggi di Indonesia bernama Dr Heri Andreas, S.T., M.T. dalam platform berita Indonesia. Pada tahun 2012 sudah dibuat skenario penurunan muka tanah dengan potensi tenggelamnya Jakarta mencapai 31%. Setelah skenario tersebut diperbarui, potensi Jakarta tenggelam menjadi 28%. Penurunan muka tanah tersebut bersifat dinamis sehingga harus selalu diupdate. Pasalnya beberapa wilayah di Jakarta mengalami penurunan tanah (land subsidence) yang disebabkan karena eksploitasi air tanah yang berlebihan. Selain itu, faktor lainnya adalah semakin tingginya permukaan air laut dan pendirian bangunan yang menekan struktur tanah ke lapisan bawah tanah. Hal itulah yang mengakibatkan permukaan tanah semakin menurun dan menimbulkan potensi tenggelamnya beberapa wilayah di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Penurunan tanah tersebut diperkirakan mencapai rata-rata kisaran 20 cm setiap tahunnya. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko memaparkan bahwa wilayah yang terancam akan tenggelam adalah wilayah bagian utara. Salah satu wilayah bagian utara yang berpotensi sering terjadinya bencana banjir adalah Sungai Ciliwung. Dampak yang ditimbulkan dari terjadinya banjir tersebut yaitu menyebabkan penurunan permukaan tanah. Sungai Ciliwung ini menjadi penyebab dari bencana banjir yang sering terjadi di wilayah Jakarta. Peristiwa tersebut terjadi ketika luapan air yang berasal dari Sungai Ciliwung menyebabkan terjadinya banjir di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur pada 23 Juni 2021. Hal tersebut dikarenakan pesatnya pertumbuhan penduduk di wilayah perkotaan yang akan mengakibatkan kebutuhan lahan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal mengalami peningkatan dan adanya alih fungsi lahan yang diakibatkan adanya perluasan wilayah kota dan desakan urbanisasi. Maka dari itu, diperlukan solusi untuk mencegah terjadinya banjir di sekitar Sungai Ciliwung.
ADVERTISEMENT
Green Open Space atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan solusi dalam mengatasi permasalahan banjir yang sering terjadi di sekitar Sungai Ciliwung karena dapat menambah daerah resapan air hujan di sekitar sungai. Konsep pembangunan RTH ini akan menciptakan suatu area yang memiliki komposisi vegetasi yang mendominasi, baik tumbuh secara alamiah maupun sengaja ditanam dan penggunaannya bersifat terbuka. Pembangunan RTH ini menjadi salah satu wujud dari pelaksanaan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Pembangunan RTH ini juga dapat dijadikan tempat wisata penduduk lokal karena terdapat pemandangan hijau yang dapat menyejukkan mata dan membuat suasana lingkungan menjadi asri. Tidak hanya itu, dengan adanya RTH ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan sustainable city di sekitar pemukiman dekat Sungai Ciliwung.
ADVERTISEMENT
Pembangunan RTH di sekitar Sungai Ciliwung ini akan terwujud dengan adanya dukungan dari pemerintah dalam membuat suatu standarisasi untuk mendirikan suatu bangunan dan dukungan masyarakat akan kesadaran pentingnya RTH agar banjir yang disebabkan oleh Sungai Ciliwung tidak semakin besar. Konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat menjadi solusi untuk mencegah banjir yang sering terjadi di sekitar Sungai Ciliwung sehingga dapat mengurangi penurunan permukaan tanah. Konsep pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dapat menjadi langkah terbarukan untuk mencegah banjir yang sering terjadi di sekitar Sungai Ciliwung dan mengurangi terjadinya penurunan permukaan tanah di wilayah Jakarta sehingga dapat mencegah adanya potensi Jakarta tenggelam di masa depan.