Ulasan Film Sri Asih: Bentuk Improvisasi yang Baik Setelah Gundala

Nabilla Dardiani
Fresh graduate with Bachelor Degree of Communication at Mercu Buana University, Voice Over Talent, Content Writer.
Konten dari Pengguna
20 Januari 2023 13:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilla Dardiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ulasan ini sudah ditulis sebelumnya di akun Twitter penulis (@nabilladardiani) secara terbatas. Tulisan ini sifatnya subjektif berdasarkan sudut pandang penulis.
Sri Asih (sumber: youtube.com)
Sebelum lahirnya Sri Asih ke bumi perfilman Indonesia, Gundala merupakan tokoh pahlawan super pertama yang dikeluarkan BCU dengan petir sebagai kekuatannya. Membawa angin segar bahwa Indonesia memiliki tokoh pahlawan super layaknya Marvel. Gundala membawa kita kepada permasalahan yang cukup dekat dengan Indonesia, soal penguasa. Dikemas dengan apik bersama aksi-aksi menawan dari Gundala.
Kalau dulu rasanya Gundala adalah sosok pahlawan yang keren dan hebat, Sri Asih tentu ada di atasnya. Namun sayang, hanya sedikit di atas. Mengapa demikian?
Sri Asih diceritakan sebagai sosok pahlawan perempuan yang diberi anugrah kekuatan berupa sangat kuat, ibarat tak terkalahkan. Ia memiliki selendang yang bisa dikendalikan untuk menghadapi lawan, juga mampu melipatgandakan dirinya.
ADVERTISEMENT
Bila dilihat dari alur cerita, pengenalan sosok Sri Asih terbilang cukup lama. Siapa sosok Sri Asih, bagaimana awal mula tumbuhnya sosok Sri Asih dalam diri Alana, bahkan musuhnya siapa diceritakan cukup lama dan bertele-tele. Memang terkesan detail, namun hal ini tentu memengaruhi alur selanjutnya. Karena akhirnya, cerita dalam film ini menjadi loncat-loncatan. Terlihat beberapa adegan bisa terjadi dan hilang begitu saja tanpa penjelasan, sehingga terkesan tidak tuntas alias menggantung.
Isi cerita film Sri Asih ini sebetulnya bagus, hanya saja mungkin pengemasannya agak kurang matang. Sehingga, banyak hal terlupakan begitu saja. Tapi, kalau kamu suka dengan film yang mengandung plot twist, film ini menyuguhkannya. Kamu akan temui beberapa plot twist yang mengasyikan.
ADVERTISEMENT
Melihat daftar pemain film Sri Asih yang terdiri dari Pevita Pearce, Dimas Anggara, Jefri Nichol, Reza Rahardian, Randy Pangalila, Christine Hakim, dan masih banyak lagi aktor dan aktris kawakan lainnya, tentu film ini tidak meragukan. Pemilihan Pevita Pearce sebagai Sri Asih saya rasa cukup tepat, tatapan mata yang tajam nan menggoda merepresentasikan sosok pahlawan super wanita yang kuat juga anggun. Tidak hanya untuk Pevita, semua pemain memainkan perannya dengan sangat baik.
Film ini bergenre laga atau aksi. Ya, secara Sri Asih adalah film bertema pahlawan super. Namun sedikit menyayangkan, sebagai film laga, ada beberapa adegan berantem yang menurut saya justru berstandar FTV. Beberapa adegan berantem yang dilakukan antar tokoh terlihat begitu unreal (tidak nyata). Pada adegan Kala, Sri Asih, dan Tangguh dengan para penjaga, khususnya. Entah bagaimana bisa dengan sekali pukul, para musuh ini bisa langsung tepar.
ADVERTISEMENT
Kalau Sri Asih mungkin saja, karena saking kuatnya. Namun bagaimana dengan Kala atau Tangguh?
Sehingga maaf dikatakan seperti FTV, karena memang kebanyakan adegan berantemnya seperti itu. Pemeran utama akan terlihat dominan daripada musuhnya secara instan. Ya, dengan cara mereka langsung dibuat kalah.
Selanjutnya, dari segi music scoring, film Sri Asih boleh juara! Rasanya diri ini tidak diberi napas dengan efek-efek suara yang disajikan. Penonton terus diperdengarkan musik menegangkan yang tentunya mengikuti adegan yang diperlihatkan. Sungguh menambah kesan tegang. Tapi ada beberapa bagian yang saking tegang dan mengagetkannya, saya justru menganggap Sri Asih cocok sebagai film horor hihi.
Secara pengambilan gambar, semuanya sangat mantap. Pencahayaan, pewarnaan yang digunakan pun sangat menggambarkan situasi yang sedang ditampilkan. Apresiasi setinggi-tingginya untuk Bapak Arfian, selaku sinematografer film Sri Asih. Kamu bisa cari tahu tentang Bapak Arfian dan apa saja film yang telah dipegangnya. Sungguh luar biasa.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan, saya merasa penceritaan film Sri Asih ini agak kurang masak. Sehingga banyak bagian yang tertinggal atau diloncat begitu saja tanpa adanya penjelasan. Atau mungkin, BCU akan mengeluarkan versi uncut-nya? Hahahaha, kita tidak pernah tahu!
Satu lagi mungkin yang menjadi catatan, film ini tidak ada takarir atau subtitle. Entah, saya merasa sedikit kesulitan ketika ada pemain yang bicaranya terlalu cepat dan jadi tidak jelas, atau bahasa Inggris yang tidak biasa saya dengar. Jadi, semoga di film berikutnya, BCU boleh ya menggunakan takarir.
Dari ulasan di atas, saya beri nilai 7,5/10 untuk film Sri Asih! Tentu dari Gundala ke Sri Asih, BCU melakukan improvisasi yang baik. Hanya saja belum sempurna. Berharap, semoga improvisasi yang lebih baik lagi bisa dilakukan di seri hero lainnya. Mungkin pada film Virgo... atau Godam? Kita tunggu saja.
ADVERTISEMENT
Adanya BCU yang menghadirkan cerita tentang superhero di Indonesia patut diapresiasi. Karena mereka menghadirkan cerita yang bagus, juga relate dengan masalah-masalah di Indonesia. Ini adalah karya bangsa yang bagus, sehingga pantas untuk didukung!
Semangat dan sukses untuk Bumilangit Cinematic Universe.