Konten dari Pengguna

Opini dan Keluh Kesah terhadap Ideologi Pancasila

NABILLA NUR ANISYAH
Mahasiswa Fakultas Teknik, S1 Teknik Kimia, Universitas Jember
29 Oktober 2022 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NABILLA NUR ANISYAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pancasila. (sumber foto : dokumen pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pancasila. (sumber foto : dokumen pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pancasila lahir sebagai hasil keputusan bersama para pendiri bangsa Indonesia. Pancasila sendiri merupakan pedoman atau falsafah hidup bagi seluruh rakyat Indonesia. Para pendiri bangsa Indonesia berharap Pancasila membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Pancasila sendiri merupakan ideologi dasar bangsa Indonesia. Namun kenyataannya, harapan para pendiri bangsa Indonesia sendiri pupus, dan nilai-nilai Pancasila yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari justru digerogoti oleh peradaban di era yang semakin maju dan berkembang ini.
Para pendiri rumusan pancasila. (sumber foto : dokumen pribadi)
Dimulai dengan nilai pertama "nilai ketuhanan", saya akan memaparkan penyimpangan dari nilai ini yang dialami oleh Indonesia. Misalnya, bom bunuh diri yang dilakukan teroris di sebuah gereja Surabaya pada masa lalu. Hal ini jauh dari nilai sila pertama. Pasalnya, meski dimaksudkan untuk jihad dan membela agama, namun memakan banyak korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Nilai kedua Pancasila adalah "nilai kemanusiaan". Nilai Pancasila kedua erat kaitannya dengan hak asasi manusia. Contoh peristiwa panas yang dialami polisi saat ini adalah penembakan mati seorang anggota polisi oleh seorang rekan. Dalam kasus ini, hak asasi korban diabaikan, namun pelaku dibebaskan karena statusnya yang tinggi.
(sumber foto : shutterstock.com/RUCHUDA BOONPLIEN)
Nilai pancasila ketiga adalah "nilai persatuan". Misalnya Organisasi Papua Merdeka, organisasi ini adalah gerakan nasionalis yang aktif sejak tahun 1965 dan masih kuat hingga sekarang. Tujuan Organisasi Papua Merdeka adalah untuk memisahkan Papua Barat dari wilayah Indonesia dan mencari kemerdekaannya sendiri. Organisasi semacam itu jauh dari nilai sila ketiga.
Nilai keempat adalah "nilai kerakyatan". Ada banyak penyimpangan dari nilai sila keempat ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Antara lain, ketidakadilan hukum terhadap orang miskin, korupsi, dan sebagainya.
korupsi yang diakukan oleh para petinggi atau pejabat negara. (sumber foto : shutterstock.com/Andrey_Popov)
Nilai kelima adalah "nilai keadilan". Soal keadilan menurut saya, keadilan di negara kita masih sangat kurang. Contohnya tidak meratanya distribusi pendidikan dan bantuan sosial di daerah terpencil Indonesia. Sebab, banyak bantuan pemerintah yang dibatasi oleh pihak tertentu sehingga berdampak signifikan terhadap masyarakat sekitar. Selain itu, masih banyak kasus masyarakat yang masih menderita kemiskinan.
lingkungan kumuh salah satu tanda kemiskinan yang masih banyak terjadi. (sumber foto : istockphoto.com/Marcus Lindstrom)
Masih banyak penyimpangan, ini membuktikan bahwa bangsa Indonesia kurang relevan dengan Pancasila. Jika penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila ini terus berlanjut yang dikhawatirkan Bung Karno akan terjadi, seperti yang pernah dikatakan Bung Karno.
ADVERTISEMENT

"apabila bangsa Indonesia ini melupakan pancasila, tidak melangsungkan dan bahkan mengamalkan maka bangsa ini akan hancur berkeping-keping. oleh karena itu manusia Indonesia harus mengimplementasikan seluruh nilai-nilai pancasila tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara" (Bung Karno)

Oleh karena itu, sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya memahami nilai Pancasila dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara khusus, pemerintah dan penguasa harus dapat lebih memahami penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut agar tidak terjadi penyimpangan darinya. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Indonesia harus memahami secara komprehensif agar penyimpangan yang terjadi tidak terulang kembali.