Konten dari Pengguna

Cara Gen-Z Menyikapi Radikalisme demi Mencegah Aksi Terorisme di Era Digital

Nabilla Putri Ramadhani
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
9 Oktober 2024 9:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilla Putri Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : dokumentasi pribadi
zoom-in-whitePerbesar
sumber : dokumentasi pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi muda di era masa kini lebih dikenal dengan Generasi Z atau Gen-Z, yaitu generasi yang lahir bersamaan dengan kemajuan teknologi. Pengasuhan pada generasi ini seringkali membutuhkan bantuan teknologi dan internet. Lahir antara tahun 1995 sampai 2012, generasi ini tidak pernah merasakan hidup tanpa teknologi dan internet. Ciri utama Gen-Z adalah mereka sangat bergantung pada internet dan teknologi, karena sejak lahir Gen-Z sudah terbiasa berdampingan dengan teknologi. Sebagian besar Gen-Z adalah pelajar dan mahasiswa yang merupakan agen perubahan di dalam masyarakat dan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, Gen-Z harus menghadapi tantangan baru yang kompleks yaitu radikalisme dan terorisme. Jadi bisa dibilang Gen-Z dapat membantu masyarakat untuk mencegah paham-paham radikal yang berkembang di media sosial. Sasaran dari paham radikal sebenarnya adalah Gen-Z itu sendiri, namun jika Gen-Z sudah dipersiapkan dan diberi pengetahuan radikal sedini mungkin, maka gempuran paham-paham radikal yang ditujukan kepada mereka tidak akan berhasil dan membuat mereka goyah.
ADVERTISEMENT
Radikalisme sendiri adalah sebuah paham yang ada di masyarakat yang menuntun adanya perubahan dengan jalan kekerasan. Dari sudut pandang agama sendiri, radikalisme dapat diartikan dengan fanatisme agama yang sangat tinggi sehingga menimbulkan sikap umat yang mendorong orang-orang yang berbeda pandangan untuk menggunakan kekerasan agar sesuai dengan ideologi yang diwakilinya. Maraknya radikalisme pada di Indonesia merupakan sebuah fenomena, bukti nyata yang tidak bisa diabaikan atau dihilangkan begitu saja. Radikalisme yang sedang meningkat di Indonesia, ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan terorisme. Serangan teroris ini telah menghabiskan banyak potensi dan energi umat manusia serta merampas hak hidup banyak orang, termasuk mereka yang tidak memahami persoalan ini. Dapat disimpulkan bahwa radikalisme adalah gejala umum yang bisa terjadi dalam masyarakat dengan motif beragam, budaya, sosial, politik, maupun agama yang ditandai dengan tindak kekerasan yang ekstrim dan anarkis sebagai wujud penolakan terhadap gejala yang dihadapi. Tentu saja dampak radikalisme sangat berbahaya tidak hanya bagi individu, namun juga bagi bangsa.
ADVERTISEMENT
Pemberitaan Indonesia sudah mencatat berbagai kasus yang diakibatkan oleh paham radikalisme, seperti perusakan tempat ibadah, diskriminasi, bom bunuh diri, terorisme, dan gerakan yang melanggar dan menyimpang dari ketentuan agama. Karena Gen-Z tidak lepas dari kemajuan teknologi saat ituah kelompok radikal memanfaatkan peluang untuk menjadikan Gen-Z sasaran paham radikalnya. Sudah banyak Gen-Z yang teradikalisasi dan menjadi teroris, hal tersebut adalah salah satu contoh keberhasilan perekrutan yang dilakukan kelompok radikal. Gen-Z dapat melakukan cara-cara berikut ini untuk menangani isu radikalisme dan mencegah adanya terorisme :
1. Pendidikan dan Kesadaran Digital
Gen-Z tumbuh dengan adanya kemajuan teknologi dan internet, karena itu mereka bisa memiliki akses informasi yang lebih luas. Untuk menangani radikalisme dan terorisme, penting bagi Gen-Z untuk meningkatkan literasi media dan informasi, seperti :
ADVERTISEMENT
a. Mengidentifkasi tentang berita palsu
b. Kritis terhadap sumber informasi yang didapatkan
2. Aktif di Media Sosial
Gen-Z berada pada era digital oleh karena itu media sosial sangat berperan penting dalam kehidupan Gen-Z dan dapat digunakan untuk melawan radikalisasi jika dilakukan dengan bijak. Cara yang dapat digunakan dengan memanfaatkan media sosial adalah dengan kampanye menggunakan platform instagram, twitter, dan facebook untuk menyebarkan pesan positif dan mengedukasi masyarakat tentang bahaya radikalisme
3. Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial dapat dicontohkan dengan volunteer, terlibat dalam kegiatan sosial akan memberikan rasa dan keterhubungan yang kuat antara satu sama lain. Hal ini dapat memberikan afirmasi positif dan kesempatan untuk berkontribusi pada masyarakat
4. Menyadari Tanda-Tanda Radikalisasi
ADVERTISEMENT
Memahami tanda-tanda dari radikalisasi adalah langkah penting dalam mencegah individu terjerumus ke dalam paham tersebut. Gen-Z harus mengenali tanda tersebut baik di diri sendiri maupun orang lain
a. Perubahan perilaku yang mencolok : Perubahan drastis dalam periaku dan terlibat dalam aktivitas yang mencurigakan bisa menjadi indikator radikalisasi
b. Dukungan untuk paham radikal : Penting untuk mengamati seseorang apakah mendukung atau membagikan paham radikal secara aktif dapat menjadi salah satu tanda peringatan.
Jika Gen-Z sudah dipersiapkan dengan baik sedini mungkin, Gen-Z berpotensi besar untuk mempengaruhi dan mencegah radikalisme dan terorisme dengan memanfaatkan keahlian mereka dalam teknologi di era digital ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya Gen-Z yang aktif menyuarakan semangat persatuan dan anti radikalisme di berbagai media sosial yang ada.
ADVERTISEMENT