Konten dari Pengguna

Apakah Playlist Musik Bisa Menggantikan Terapi Psikologis dalam Mengurangi Stres

Nabilla Rahindah Wijaya
Mahasiswa - Universitas Pembangunan Jaya - Program Studi Psikologi - Angkatan 2023-
8 Januari 2025 12:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabilla Rahindah Wijaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber by Nabila Rahindah
zoom-in-whitePerbesar
Sumber by Nabila Rahindah
ADVERTISEMENT
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan yang dirasakan ketika tuntutan lingkungan melebihi sumber daya yang dimiliki individu untuk mengatasinya. Menurut Robbins, stres dapat berdampak positif, disebut eustres, atau negatif, dikenal sebagai distress (Dewi, M. P. 2009). Distress yang berkepanjangan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental, menyebabkan gejala seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur (Aristawati, Meiyuntariningsih, dan Putri 2022).
ADVERTISEMENT
Ditengah upaya manusia untuk mengelola stres, musik hadir sebagai salah satu alat yang efektif dan mudah untuk diakses. Musik dikenal memiliki kemampuan yang cukup unik untuk mempengaruhi suasana hati, emosi, bahkan fungsi tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa musik dapat memicu perubahan dalam mood individu, meningkatkan perasaan positif seperti kebahagiaan, ketenangan, atau gembira, serta mengurangi tingkat stres dan kecemasan (Fitri Dwi Ramadhani 2024). Di era digital, playlist musik yang tersedia di berbagai platform streaming menjadi alternatif populer untuk mengelola stres. Artikel ini akan mengeksplorasi sejauh mana playlist musik dapat menggantikan terapi psikologis dalam mengurangi stress.
Peran Musik dalam Mengelola Stres
Pada saat ini musik sudah banyak sekali digunakan sebagai alat untuk mengelola emosi dan memperbaiki suasana hati seseorang. Karakteristik musik, seperti tempo, melodi, harmoni, dan lirik, dapat memengaruhi respons emosional seseorang. Musik dengan tempo lambat dan melodi yang menenangkan cenderung membantu meredakan stres, sedangkan musik dengan tempo cepat dapat meningkatkan energi dan motivasi (Fitri Dwi Ramadhani 2024).
ADVERTISEMENT
Penelitian meta-analisis oleh Dewi, M. P. (2009), Menemukan bahwa musik secara signifikan dapat menurunkan stres, baik melalui efek relaksasi fisiologis maupun pengaruh psikologisnya. Musik dapat mengurangi kadar kortisol, hormon yang terkait dengan stres, serta memengaruhi gelombang otak untuk menciptakan keadaan relaksasi (Aristawati, Meiyuntariningsih, and Putri 2022; Dewi, M. P. 2009).
Kelebihan Playlist Musik
1. Aksesibilitas: Playlist musik dapat dengan mudah digunakan atau diakses oleh semua individu melalui berbagai macam platform, seperti Spotify dan Youtube. Dengan platform–platform tersebut seorang individu dapat memilih lagu sesuai dengan kebutuhannya.
2. Efektivitas Biaya: Playlist musik juga tidak memerlukan biaya yang signifikan untuk dinikmati oleh setiap individu dan yang pasti dalam konteks psikologi ini music tidak memerlukan biaya untuk setiap sesi terapi dalam mengurangi stress.
ADVERTISEMENT
3. Fleksibilitas: Musik juga memiliki fleksibilitas karna dapat didengarkan dimana dan kapan pun anda berada, menjadikan sebuah pilihan yang sangat praktis untuk mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari.
Keterbatasan Playlist Musik
Meskipun memiliki dan menawarkan banyak kelebihan, music juga memiliki keterbatasan yang perlu kita perhatikan.
1. Kurangnya Personalisasi: Terapi psikologis dirancang untuk menangani kebutuhan individu secara spesifik, sementara playlist musik dapat bersifat umum yang memungkinkan tidak menyentuh akar dari masalah stres individu.
2. Tidak Berinteraksi: Playlist musik juga tidak dapat memberikan feedback atau bimbingan seperti yang dilakukan oleh terapis professional.
3. Potensi Efek Negatif: Musik dengan tempo nada yang sangat cepat dapat mempengaruhi suasana hati secara negatif, terutama bagi sebagian individu yang sedang berada dalam kondisi emosional rentan.
ADVERTISEMENT
Perbandingan dengan Terapi Psikologi
Terapi psikologis, seperti terapi kognitif-behavioral (CBT) atau terapi musik formal, menawarkan pendekatan yang lebih terarah dalam mengatasi stres. Penelitian menunjukkan bahwa terapi musik yang dilakukan oleh profesional dapat meningkatkan subjective well-being secara signifikan, seperti yang dibuktikan dalam penelitian pada dewasa awal dengan riwayat perceraian orang tua (Aristawati, Meiyuntariningsih, and Putri 2022). Sebaliknya, playlist musik lebih cocok sebagai alat pendukung, bukan pengganti. Musik dapat membantu mengurangi gejala stres secara sementara, tetapi tidak mampu menangani penyebab mendasar dari masalah psikologis (Fitri Dwi Ramadhani 2024).
Kesimpulan
Playlist musik bisa menjadi alat yang efektif untuk mengurangi stres, tetapi tidak dapat menggantikan terapi psikologis sepenuhnya. Musik lebih cocok sebagai solusi sementara atau pelengkap dalam pengelolaan stres. Jika Anda mengalami stres berkepanjangan atau masalah mental yang kompleks, penting untuk mencari bantuan dari profesional yang kompeten. Dengan kombinasi yang tepat antara musik dan terapi psikologis, Anda dapat mencapai keseimbangan emosional yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup Anda.
ADVERTISEMENT
Referensi
Aristawati, Akta Ririn, Tatik Meiyuntariningsih, and Ananda Putri. 2022. “Terapi Musik Untuk Menurunkan Stres Dan Meningkatkan Subjective Well-Being Pada Dewasa Awal Yang Memiliki Riwayat Perceraian Orang Tua.” PHILANTHROPY: Journal of Psychology 6(1): 43. doi:10.26623/philanthropy.v6i1.4904.
Dewi, M. P. 2009. “Musik Untuk Menurunkan Stress.” Jurnal Psikologi 36(2): 106–15. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/unduh/285258 (December 29, 2024).
Fitri Dwi Ramadhani. 2024. “Pengaruh Musik Terhadap Mood Dan Emosi Peran Musik Dalam Kesehatan Mental.” Circle Archive 1(4): 1–14. http://www.circlearchive.com/index.php/carc/article/view/103 (December 29, 2024).
Penulis by : Nabila Rahindah Wijaya (2023031025) & Gregorius Rizcy Orlando Pradana (2022071012)