Konten dari Pengguna

Akibat Covid-19 yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran bagi Masyarakat Indonesia

Nabillah Novi Mellinda
Mahasiswa di Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan
29 April 2021 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabillah Novi Mellinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penyakit yang tak ada ujungnya. Kapan akan hilang? Kapan akan sehat? Kapan akan seperti dahulu? Pertanyaan itulah yang akan selalu tinggal di pikiran kita, sebab tak ada jawaban yang pasti. Perjuangan untuk bertahan hidup mencegah agar tak tertular adalah tujuan utama. Namun, tak sedikit nyawa diambil karenanya. COVID-19 ialah namanya. Virus ini merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan terhadap jenis penyakit menular tersebut wajib dilakukan secepat mungkin. Perubahan Sistem pendidikan merupakan salah satu tindakan pencegahan virus tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan diubahnya sistem pembelajaran di Indonesia sangat membuat masyarakat terkejut karena belum adanya persiapan sebelumnya. Begitu pula dengan pemerintah Indonesia yang terpaksa harus mengubah sistem pembelajaran di saat pandemi.
Ilustrasi pembelajaran secara online (Sumber : pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembelajaran secara online (Sumber : pixabay.com)
Pembelajaran jarak jauh/online adalah pilihan tepat untuk sistem pembelajaran saat pandemi COVID-19. Tak hanya di Indonesia saja yang menggunakan sistem pembelajaran tersebut namun negara lain yang terjangkit virus COVID-19 juga menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh/online.
ADVERTISEMENT
Sistem pembelajaran online pun tidaklah mudah. Selain harus disiplin untuk belajar secara mandiri, ada pula fasilitas yang mesti disediakan, baik itu perangkat belajar maupun pulsa untuk koneksi internet. Dengan kata lain, sistem pembelajaran online ini membuat kesenjangan sosial ekonomi semakin melebar saat pandemi. Kemudian, banyak pula ketidakefektifan sistem tersebut yang membuat masyarakat resah di antaranya: Komunikasi satu sama lain terhambat, bagi murid yang datang ke sekolah bukan untuk mencari ilmu maka dengan diadakannya pembelajaran jarak jauh murid tersebut semakin tidak mengerti atau malas, jika sinyal kurang baik maka pembelajaran terhambat khususnya di daerah pedesaan, akan sulit bagi murid yang memiliki smartphone atau teknologi lainnya namun tidak memiliki kuota yang cukup, tidak sedikit murid SD dan bahkan anak TK beserta orang tuanya belum bisa menguasai penggunaan smartphone, lebih lagi harus mengikuti pelajaran menggunakan aplikasi yang sama sekali belum mereka kenal sebelumnya dan sebagian guru yang sudah berumur serta jarang menggunakan smartphone atau media teknologi lainnya untuk mengajar secara online/jarak jauh akan terkejut.
ADVERTISEMENT
Kemenaker (20/4) mencatat sudah lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal maupun informal yang di PHK. Pada kondisi seperti ini, tidak sedikit orang tua merasa kesulitan dalam menyediakan kesempatan pendidikan yang maksimal bagi anak-anak mereka. Dalam kondisi yang lebih buruk, orang tua bisa bingung untuk memilih, memberi makan keluarganya atau membiayai pendidikan anak dan Inilah yang sangat berpotensi membuat angka putus sekolah meningkat.
Sejak kebijakan belajar online diterapkan secara keseluruhan mulai tanggal 16 Maret 2020, munculah persentase meningkatnya angka putus sekolah di berbagai wilayah. Mulai dari Papua, Maluku Utara, hingga Jakarta. Wilayah tersebut merupakan Daerah yang tergolong zona merah dalam penyebaran virus COVID-19. Diperkirakan akan ada kenaikan angka putus sekolah juga dari kawasan perdesaan. Akibat kondisi tersebut kemungkinan besar persentase pengangguran akan meningkat dalam jangka panjang. Hal Ini yang menyebabkan tingkat kemiskinan naik.
ADVERTISEMENT
Sebagai langkah solusi praktis, saya berpendapat agar ditegakkannya pelatihan secara online bagi para guru untuk bisa melakukan pengajaran yang dapat dimengerti muridnya, orang tua diharuskan memantau anaknya untuk mengikuti pembelajaran atau mengerjakan tugas dari guru dengan benar, guru diimbau untuk lebih kreatif agar muridnya lebih semangat untuk belajar dan mengerjakan tugas, disediakannya kuota gratis untuk para murid secara merata, disediakannya biaya bagi murid yang tidak memiliki biaya untuk membeli smartphone, dan diadakannya pelatihan atau seminar secara online dan gratis bagi anak yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang kuliah agar bisa mencari pekerjaan dengan keahlian yang dia dapat.
Jadi, mari kita dukung dan buktikan sebagai generasi maju bangsa Indonesia bahwa dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh/ online ini tidak akan menghambat prestasi kita untuk menjunjung tinggi derajat dan martabat bangsa Indonesia dan berharap pandemi segera hilang.
ADVERTISEMENT