Indahnya Toleransi dalam Islam

Nabillah Novi Mellinda
Mahasiswa di Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
12 Januari 2023 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabillah Novi Mellinda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perbedaan agama : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perbedaan agama : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apakah di dunia ini selalu tentang toleransi? Apakah di dunia ini selalu tentang menghargai dan menerima? Atau bahkan selalu tentang yang baik dan buruk?. Masing-masing dari kita akan menjawab "iya" pada salah satu pertanyaan, dan "tidak" pada pertanyaan lain. Namun, hal ini akan berubah dengan seiring waktu yang ada.
ADVERTISEMENT
Aku mau kasih tahu bahwa toleransi merupakan kata yang sudah tidak asing bagi aku dan kita dengar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman adat, budaya, ras, agama dan lainnya. Oleh karena itu, dapat kita ketahui bahwa toleransi adalah sifat atau sikap toleran atau penyimpangan yang dapat diterima dalam pengukuran kerja. Sedangkan, bagi aku toleransi dalam islam adalah sebuah sikap terpuji dalam bersosialisasi antar sesama manusia harus saling menghargai sesuai batas-batas yang sudah ditetapkan oleh islam.
Menurut aku junjung tinggi nilai-nilai perbedaan, baik itu perbedaan suku, agama, ras, budaya, maupun antar golongan sangat penting bagi islam bahkan sejak islam datang selalu dijelaskan dengan harmonis mengenai berbagai perbedaan yang ada pada umat manusia. Dijelaskan pula bahwasanya umat muslim dilarang untuk memaksakan keyakinan mereka yang memeluk agama non islam. Ketika Allah menjadikan "khatamul al-anbiya" sebagai syariat islam sesuai yang disampaikan oleh Rasulullah, artinya keberagaman manusia sudah diikat ke dalam satu syariat sampai akhir zaman. Maka, keberagaman apa pun yang dimiliki oleh manusia akan dapat dipahami dengan benar oleh umat manusia itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan aku dan kalian bisa menyadari akan keberagaman dan toleransi yang sempurna, maka aku dan kalian dapat hidup dengan damai dan tenteram. Toleransi juga tidak akan sempurna apabila hanya menghiasi lembaran kitab suci, karena toleransi harus dibangun dengan pihak lain, kelompok lain, dan agama lain. Sehingga, dia akan sempurna dalam toleransi kebangsaan.
Menurut aku ada beberapa prinsip toleransi antarumat beragama yaitu sebagai berikut,
1. Kebebasan beragama, tidak boleh ada paksaan dalam beragama baik paksaan itu secara halus maupun kasar.
2. Penghormatan dan eksistensi agama, manusia berhak memeluk agama yang diyakininya karena tidak akan ada gunanya jika memaksa seseorang untuk mengikuti suatu keyakinan tertentu.
3. Agree in disagreement, tuhan melarang manusia yang tidak sepaham dan seagama dengan harapan menjauhi sikap saling bermusuhan.
ADVERTISEMENT
Aku juga mau kasih tahu kebebasan dalam menjalankan agama yang merupakan dari syariat islam dicerminkan dalam QS Al kafirun /109:6. Pada ayat terakhir disebutkan :
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
Artinya : Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku.
Dari arti ayat tersebut dapat aku dan kalian pahami bahwa islam menjunjung tinggi toleransi. Akan tetapi toleransi yang aku maksud dalam islam adalah dalam bersosialisasi atau berinteraksi dan bermuamalah secara baik dengan non muslim. Kebebasan beragama merupakan dasar terciptanya toleransi antar umat beragama, tanpa adanya kebebasan beragama tidak akan ada toleransi antarumat beragama.
Menurut aku dalam UUD 1945 sebelum amandemen dari 5 pasal diantaranya, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, kemerdekaan berserikat dan berkumpul serta mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, jaminan kemerdekaan beragama dan berkepercayaan, serta hak atas pengajaran, hak atas akses sumber daya alam menjadi 17 pasal dengan 38 substansi hak-hak yang beragam dan terkait dengan hak asasi manusia setelah UUD 1945 diamandemen.
ADVERTISEMENT
Aku mau kasih tahu bahwa sikap teladan yang diterapkan oleh Nabi Muhammad yang merupakan tokoh teladan toleransi sejati. Saat terjadinya Fathu' Makkah (pembebasan kota Makkah) pada 20 Ramadhan 8 Hijriyah 630M, beliau memberikan teladan toleransi yang dicatat oleh sejarah dengan tinta emas. Pada saat berada di puncak kekuasaan dan kekuatan baik militer maupun politik, Nabi Muhammad tidak balas dendam kepada warga Makkah karena dahulu pernah memusuhinya, menyakiti serta mengusir beliau dan para sahabatnya dari tanah airnya Makkah, lalu beliau dan para sahabatnya hijrah ke Madinah. Ketika kafir quraisy sudah menduga akan dihabisi oleh pasukan muslim, kemudian Nabi Muhammad memberikan pengampunan. Mereka dibolehkan untuk meninggalkan Makkah dengan aman, tanpa ada kekerasan.
ADVERTISEMENT
Dari fakta tersebut aku dan kalian tahu bahwa peristiwa toleransi terbesar sepanjang sejarah peradaban umat manusia. Nabi Muhammad memilih berdamai, dan tidak melakukan kekerasan, memaafkan bukan mendendam, menenggang rasa bukan meluapkan kemarahan, menghargai perbedaan dan menjaga martabat lawan, melindungi serta menyelamatkan jiwa bukan memusuhi dan menumpahkan darah. Toleransi yang diteladani Nabi Muhammad membuat warga Makkah berbondong-bondong masuk islam. Toleransi sejati adalah kunci kemenangan dan keagungan peradaban islam (QS an nashr'/110:1-3).
Maka dari itu, aku dan kalian dapat mengambil hikmah bahwa toleransi itu merupakan prinsip, nilai, dan akhlak terpuji yang tidak dibatasi oleh identitas agama. Toleransi merupakan pernyataan ketulusan dan keikhlasan hati untuk memaafkan, menjunjung kedamaian, harmoni, dan menjauhi konflik. Akhlak toleransi yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad sangat indah karena melintas batas agama, budaya, suku bangsa, status sosial, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT