Aksi Muslim Pro-Lingkungan Belum Tentu Selaras Dengan Perintah Agamanya?

Nabillah Dwi Marsa'a
Mahasiswi UIN Jakarta 2023 Jurusan Pendidikan Kimia
Konten dari Pengguna
1 Juli 2024 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabillah Dwi Marsa'a tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar diambil dari galeri pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Gambar diambil dari galeri pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Alam merupakan sarana bagi manusia sebagai bentuk bukti pengesaan terhadap Allah dengan menjaga dan melestarikannya. Dengan memanfaatkan sumber daya alam secara benar dan sesuai porsinya, manusia tentu akan mendapat berbagai manfaat dari hal tersebut. Dan hal inilah yang dapat menciptakan keselarasan dalam kehidupan. Namun faktanya, pelestarian dan penjagaan lingkungan jarang dipedulikan. Bukan hanya itu, bahkan sebagian besar kerusakan alam atau eksploitasi alam secara semena-mena disebabkan oleh ulah tangan manusia.
ADVERTISEMENT
Manusia sebagai pemimpin di muka bumi dan amanahnya
Dalam alqur'an surat al-baqarah ayat 30 telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia sebagai Khalifah fil Ardh (pemimpin di muka bumi) yang seharusnya tanggung jawab seorang Khalifah ialah menjaga keselarasan kehidupan di muka bumi. Namun apakah amanah yang diperintahkan oleh Allah pada manusia sudah di emplementasikan dengan benar? Apakah semua muslim tentu sudah bersikap serius dalam aksi pro lingkungan?
Jika kita tilik keadaan sekitar, ternyata masih banyak perilaku muslim yang menyimpang dalam aksi pro lingkungan. Masih banyak muslim yang belum sadar akan amanah yang diemban mereka. Masih banyak muslim yang melalaikan dan bahkan sengaja berbuat kerusakan dimuka bumi hanya sebagai pemenuhan hasrat untuk menguasai sumber daya alam dan tidak tanggung jawab dalam penanganannya. Perilaku-perilaku inilah yang melahirkan dampak luar biasa pada alam sekitar. Contoh dampak terjadinya eksploitasi oleh ulah manusia adalah kerusakan alam sering terjadi, timbul gas rumah kaca, climate change, banjir di berbagai tempat karena kurangnya daerah resapan air, krisis air bersih, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Konteks Agama Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamiin
Islam merupakan agama Rohmatan lil ‘alamiin, yang berarti Islam ialah “Rahmat bagi seluruh alam”. Sejatinya, makna rahmat di sini bukan hanya rahmat bagi manusia saja, akan tetapi rahmat untuk seluruh alam dan seisinya. Maka dari itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang segala bentuk perilaku fasiq manusia yang dapat merusak alam, dan sudah seharusnya setiap Muslim paham mengenai hal fundamental ini. Namun pada faktanya, tidak semua muslim sadar dan paham akan hal tersebut.
Aksi yang harus kita lakukan
Pentingnya kesadaran akan pemahaman yang baik dapat menghasilkan kesadaran berperilaku yang baik dalam diri kita. Maka dari itu, tanggung jawab seorang muslim untuk belajar mengenai lingkungan dan amar ma'ruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah keburukan) kepada muslim yang lain dalam perkara ini sangat dibutuhkan. Walaupun hal ini merupakan aksi sederhana yang dapat kita perbuat, akan tetapi dampaknya luar biasa. Bayangkan saja apabila seluruh manusia di muka bumi berbondong bondong sadar akan pentingnya aksi mereka terhadap alam tempat mereka tinggal dan juga mereka turut saling bahu membahu mengajak kepada perilaku baik dan mencegah keburukan di muka bumi? bukankah keselarasan dalam segala aspek dapat terjamah?
ADVERTISEMENT
keselarasan tersebut terkait:
1. Keselarasan antar individu satu dengan yang lain (antar sosial).
2. Keselarasan manusia sebagai khalifah fil Ardh dengan Sang Pencipta.
3. Keselarasan manusia dengan alam semesta.
4. Keselarasan manusia dengan dirinya sendiri.
Oleh karena itu, sebagai makhluk yang dianugerahi akal yang sempurna dan diciptakan dengan sebaik-baik penciptaan, seharusnya manusia patut menjalankan amanah mereka dengan sebaik mungkin, dengan memakmurkan bumi Allah dan memegang kendali atas keselarasan yang ada di bumi. Wallahu alam bishowab.