Konten dari Pengguna

Perawatan Paliatif: Jalan Menuju Kehidupan Lebih Baik bagi Pasien HIV/AIDS

Nabila Syahdana Rafidah
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember
11 November 2024 13:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nabila Syahdana Rafidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : freepik.com
ADVERTISEMENT
Apa sih perawatan paliatif itu?
Perawatan paliatif adalah pendekatan “care” not “cure” yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup bagi pasien yang menderita penyakit progresif atau mengancam jiwa. Sebagai bagian penting dari layanan kesehatan terintegrasi, perawatan paliatif dilakukan di semua level perawatan dan dimulai sejak diagnosa ditegakkan hingga akhir kehidupan (Kurniati, 2015).
ADVERTISEMENT
Apa yang ingin dicapai dari perawatan paliatif bagi pasien?
Nah, tujuan utamanya adalah meringankan nyeri dan penderitaan, serta memberikan dukungan fisik, psikososial, dan spiritual agar pasien dapat menghadapi kematian dengan bermartabat dan memiliki kualitas kematian yang baik (quality of death).
Melalui identifikasi dini, pengkajian yang menyeluruh, dan penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya, baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual, perawatan paliatif membantu pasien dan keluarga menghadapi tantangan berat akibat penyakit serius. Selain memusatkan perhatian pada pasien, perawatan paliatif juga memberikan dukungan kepada keluarga yang mengalami kehilangan atau berduka, sehingga pendekatan ini mendukung kesejahteraan pasien dan orang-orang terdekatnya secara holistik dan berkesinambungan (Hasrima et al., 2022).
Pasien HIV/AIDS adalah individu yang terinfeksi oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit. Pada tahap awal, infeksi HIV sering kali tidak menunjukkan gejala signifikan dan dapat dikelola dengan pengobatan antiretroviral, yang membantu memperlambat perkembangan penyakit (Purnawati, 2016). Namun, jika infeksi tidak tertangani dengan baik, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu tahap akhir di mana sistem imun tubuh sangat lemah dan tidak mampu melawan infeksi oportunistik maupun kanker.
ADVERTISEMENT
Pasien dengan AIDS stadium akhir umumnya mengalami penurunan drastis dalam kualitas hidup, disertai dengan gejala berat, infeksi berulang, dan komplikasi lain seperti gangguan metabolisme dan kondisi fisik yang semakin melemah. Pada tahap ini, perawatan paliatif seringkali diperlukan untuk meredakan gejala, mengurangi penderitaan, dan mendukung pasien secara fisik, psikologis, serta spiritual agar mereka dapat menghadapi kondisi mereka dengan bermartabat.
sumber : freepik.com
Mengapa perawatan paliatif itu penting bagi pasien HIV?
Perawatan paliatif menjadi semakin penting dalam pengelolaan pasien HIV di era pengobatan modern, terutama untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan tantangan seperti penuaan, multimorbiditas, dan kebutuhan pengambilan keputusan yang kompleks. Pasien HIV sering mengalami gejala fisik dan psikososial yang diakibatkan oleh virus, pengobatannya, dan proses penuaan yang lebih cepat, seperti nyeri, kelelahan, gangguan gastrointestinal, komplikasi neurologis, depresi, kecemasan, dan isolasi sosial (Tamsukhin et al., 2024). Dalam konteks ini, peran perawat sangat penting dalam memberikan perawatan holistik yang mencakup dukungan fisik, emosional, sosial, dan spiritual bagi pasien.
ADVERTISEMENT
Dalam manajemen perawatan nyeri, perawat menggunakan berbagai strategi, baik farmakologis maupun non-farmakologis, seperti teknik relaksasi, terapi pijat, dan konseling untuk mengurangi ketidaknyamanan pasien. Selain mengelola nyeri, perawat juga memberikan dukungan psikologis dan membantu pasien menghadapi berbagai gejala yang mengganggu kualitas hidup mereka. Kolaborasi antara perawat dan tim kesehatan lainnya menjadi kunci untuk memastikan perawatan yang komprehensif dan membuka peluang penelitian serta pengembangan praktik terbaik dalam perawatan paliatif untuk pasien HIV.
WHO dan UNAIDS merekomendasikan integrasi perawatan paliatif di setiap tahap penyakit HIV, menjadikannya bagian dari perawatan rutin. Program yang menggabungkan perawatan paliatif dengan pengobatan HIV, baik berbasis rumah sakit maupun rawat inap, tidak menggantikan ART tetapi melengkapinya, sehingga dapat memperbaiki hasil klinis dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Keterlibatan dini perawatan paliatif terbukti meningkatkan kualitas hidup dan kelangsungan hidup pasien, menjadikannya prioritas dalam perawatan HIV secara keseluruhan (Muhtamah, 2020).
ADVERTISEMENT
sumber : freepik.com
Selain itu, pendidikan dan pendampingan keluarga juga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan paliatif bagi pasien HIV/AIDS, karena keluarga yang memberikan dukungan akan meningkatkan semangat hidup dan kepercayaan diri pasien dalam menjalani keseharian, minum obat ARV, merawat diri, dan tetap produktif. Pendampingan ini membantu pasien merasa didukung dan diterima, yang berdampak positif pada kualitas hidup mereka (Marni et al., 2020). Dengan adanya dukungan penuh dari keluarga, diharapkan pasien HIV/AIDS dapat menjalani hidup dengan optimis dan mendapatkan kehidupan yang lebih berkualitas. Integrasi perawatan paliatif dalam penanganan HIV bukan hanya memberikan perhatian pada aspek fisik, tetapi juga memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual, sehingga pasien dan keluarga bisa menjalani proses ini dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Daftar Pustaka
Hasrima, Shafwan, A., Wa, O., Rahmadania, Indra, Narmawan, Nazaruddin, Firman, Kurnia, V., Harmanto, Sudirman, E., & Pauzi, M. (2022). Keperawatan Paliatif dan Menjelang Ajal. In Eureka Media Aksara (Vol. 5, Issue 3). https://repository.penerbiteureka.com/media/publications/558779-keperawatan-paliatif-dan-menjelang-ajal-d3905137.pdf
Kurniati, I. D., Setiawan, R., Rohmani, A., Lahdji, A., Tajally, A., Ratnaningrum, K., Basuki, R., Reviewer, S., & Wahab, Z. (2015). Buku Ajar Keperawatan Paliatif.
Marni, M., Ratnasari, N. Y., Husna, P. H., & Soares, D. (2020). Hubungan dukungan keluarga dan depresi dengan kualitas hidup pada pasien dengan HIV/AIDS di Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of Health Research" Forikes Voice"), 11(3), 307-312.
Muntamah, U. (2020). Perawatan Paliatif HIV AIDS. In Yuma Pustaka (Vol. 5, Issue 3).
ADVERTISEMENT
Merlins JS, Tucker RO, Saag MS, Selwyn PA. The role of palliative care in the current HIV treatment era in developed countries. Top Antivir Med. 2013 Feb-Mar;21(1):20-6. PMID: 23596275; PMCID: PMC6148889.
Purnamawati, D. (2016). Pendidikan Kesehatan HIV dan AIDS Bagi Tenaga Kesehatan. In STIKes Kharisma Karawang.
Salmi, D. N. (2023). Dukungan Keluarga dan Respon Sosial Emosional pada ODHA (Orang dengan Hiv/Aids). Healthcaring: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 2(2), 8-14.
Tamsukhin, P., Bernardo, R., & Eti, S. (2024). Palliative care considerations for the older adults with HIV/AIDS: a clinical practice review. Annals Of Palliative Medicine, 13(4), 880-892. doi:10.21037/apm-23-550