Konten dari Pengguna

"Muda Tanggap” dan Konsep Pentahelix: Strategi Adaptasi oleh Mahasiswa KKN UNS

Nada Hidayatus Sangadah
Trying to be a content writer
12 Agustus 2020 12:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nada Hidayatus Sangadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Konsep Pentahelix
zoom-in-whitePerbesar
Konsep Pentahelix
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Konsep pentahelix adalah konsep yang mengedepankan sinergitas 5 aspek dalam menyelesaikan sebuah persoalan. Kelima aspek tersebut diantaranya adalah masyarakat, pemangku kebijakan, pengusaha atau pemberi modal, peneliti atau akademisi, dan media atau penyalur informasi. Pada saat pandemi, keadaan berbagai sektor mengalami adaptasi. Untuk terus dapat bekerja semestinya, maka diperlukan kondisi untuk menstabilkan keadaan saat ini.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa UNS, Nada Hidayatus Sangadah mencoba untuk mengaplikasikan konsep tersebut dalam program Kuliah Kerja Nyatanya. Langkah awal yang dilakukan adalah aspek akademisi dan masyarakat. Adanya pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata yang hampir serentak dilaksanakan oleh berbagai universitas, Ia memanfaatkan momentum ini untuk bisa mengumpulkan pemuda di desanya, terutama mahasiswa KKN. Nada Hidayatus Sangadah dengan teman desanya, Reza Trisnani menginisiasi "Muda Tanggap”. Program-program dari tiap mahasiswa dikhususkan untuk masyarakat Desa Baleraksa. Dengan mengacu pada konsep pentahelix maka gerakan ini diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam proses adaptasi di tengah pandemi.
Setelah aspek akademisi dan masyarakat, selanjutnya adalah aspek ‘pemangku kebijakan’ dalam hal ini adalah pemerintah desa. Setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat Desa Baleraksa, maka perlu untuk meminta ijin kepada kepala desa. Lalu agar informasi terkait kegiatan ataupun pengetahuan yang dibagi oleh komunitas bisa tersalurkan kepada masyarakat, dibentuklah media sosial instagram, youtube, dan website. Sebagai pelengkap dan aspek terakhir adalah sumber dana. Sumber dana ini masih menggunakan dana pribadi dan open donasi baik berupa barang/uang.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, relawan Muda Tanggap terus bertambah. Kegiatan dilaksanakan dengan menjadwal setiap relawan yang ada untuk diberi tugasnya masing masing, sehingga pembatasan jumlah tetap terjaga dan dapat berjalan dengan baik.
Berikut beberapa program yang telah dijalankan :
Kegiatan Book-Upgrading
Pertama book-upgrading di Perpustakaan Widuri SD N 2 Baleraksa. Kondisi desa yang terkadang bermasalah pada jaringan internet mengakibatkan sulitnya menciptakan kondisi study from home atau work from home. Maka dibukalah akses perpustakaan dengan tetap membatasi pengunjung dan patuh pada protokol kesehatan covid-19. Kegiatannya meliputi pembukaan akses perpustakaan untuk warga Desa Baleraksa, pendampingan cara membaca, review bacaan dalam bentuk narasi, serta perlombaan untuk meningkatkan minat baca dan melatih kepercayaan diri. Lebih jauh lagi, tujuan pembukaan akses perpustakaan ini adalah melatih sejak dini menyikapi dan menerima informasi dengan bijak. Selain itu, Gerakan ini telah membantu dalam perekapan dan pembukaan perpustakaan desa dan perpustakaan SD N 1 Baleraksa. Sehingga sumber belajar bisa diakses untuk seluruh warga desa tanpa terkendala sinyal.
ADVERTISEMENT
Penyerahan Face Shield oleh Komunitas Muda Tanggap kepada Perangkat Desa
Program kedua yaitu pembuatan dan/atau pembagian hand sanitizer, face shield dan masker. Pembagian masker dilakukan bertahap dan pada dusun yang berbeda-beda. Lalu, untuk face shield terhitung sejak awal juni 2020, Gerakan Muda Tanggap telah menyalurkan ke Puskesmas Kecamatan Karangmoncol, Balaidesa Baleraksa, Tenaga Pendidik di SD N 2 Baleraksa, serta Posyandu. Untuk hand sanitizer masih dalam tahap perencanaan.
Peserta lomba saat mengambil pewarna dan desain gambar
Program ketiga yaitu lomba membaca puisi, menyanyi, dan mewarnai terkait covid-19. Lomba membaca puisi dan menyanyi diperuntukkan untuk pengunjung perpustakaan Widuri, sedangkan mewarnai diperuntukkan untuk warga Desa Baleraksa SD/MI sederajat. Kegiatan lomba membaca puisi dan menyanyi dilakukan offline dengan pembatasan jumlah pendaftar kurang dari 15 peserta. Sedangkan lomba mewarnai dilaksanakan di rumah masing-masing dengan total pendaftar hampir 2 kali lipat dari targetnya 20 peserta.
ADVERTISEMENT
Pamflet acara Jagongan Onlen
Kegiatan diskusi dan bertukar informasi ini diselenggarakan secara daring dengan nama "Jagongan Onlen". Pada kegiatan yang sudah berjalan, Jagongan onlen ini dilakukan via whatsapp grup dengan dihadiri oleh perangkat desa, karangtaruna, warga desa baik yang merantau atau menetap. Tema pada acara tersebut yaitu “Pemuda, Tani dan Desa” dengan mengundang narasumber dari DPP Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah yaitu Mas RD Aan Saputra, S.P. Output dari bahasan tersebut adalah diadakannya pelatihan hidroponik.
Sosialisasi Hidroponik
Berhubungan dengan kegiatan Jagongan Onlen, maka dilakukan tahap selanjutnya yaitu sosialisasi dilaksanakan sebanyak 2 kali dengan musyawarah terlebih dahulu. Pelatihan hidroponik di Dusun Karang Wringin diselenggarakan pada tanggal 16 Juli 2020. Melihat ketercapaian pelatihan hidroponik yang pertama, maka dilakukan kembali pelatihan hidroponik kedua yang dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2020 di aula Balaidesa Baleraksa.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pelatihan hidroponik bersama dengan Kepala desa, kepala RT dan Pemateri dalam acara pelatihan hidroponik di Dusun Karang Gude
Kegiatan tentor dibagi menjadi 2, yaitu tentor offline dan online. Pada tentor online, penulis bekerjasama dengan teman satu jurusannya untuk membuka grup whatsapp untuk siapa saja yang ingin menjadi siswa. Dengan begitu, maka tentor tercukupi dan siswa juga mendapat banyak pelajaran. Kegiatan tentor online dilakukan dari hari senin-sabtu dengan kelas yang dibuka adalah kelas 3,4, dan 5 SD serta untuk tingkat SMP dibuat dalam satu kelas. Penulis mendapat jadwal dihari kamis dan sabtu untuk kelas 5. Mata pelajaran yang disampaikan yaitu IPA dan bahasa.
Tentor offline dilakukan di rumah dengan jumlah siswa 3 anak. Mata pelajaran yang diajarkan adalah bahasa inggris. Mengingat di sekolahnya tidak diberi pelajaran bahasa inggris, sehingga untuk menunjang bahasa di tingkat SMP dilakukanlah pendahuluan atau dasar dari bahasa inggris, seperti vocabulary, menyanyi lagu bahasa inggris, dan juga games. Kegiatan ini dijadwal setiap hari pukul 18.30-19.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Keberjalanan setiap program kerja memang tidak bisa melibatkan seluruh masyarakat. Karena keadaan yang mengharuskan perbatasan jumlah dan jarak serta sumber daya manusia yang terbatas. Maka dengan bantuan pemuda Desa Baleraksa, gagasan mengenai Gerakan Muda Tanggap perlu untuk di salurkan lewat media digital. Diantara media yang sudah dibuat adalah, Youtube, website serta instagram. Diharapkan pemberdayaan pada masyarakat tidak berhenti saat kegiatan KKN berakhir, namun dapat diteruskan oleh masyarakat Desa Baleraksa.
Dalam keberjalanannya, Gerakan Muda Tanggap juga melakukan open donasi untuk penyaluran segala bentuk bantuan. Tercatat dari awal sudah mendapatkan bantuan buku dan pewarna krayon. Semua program berjalan dengan baik berkat kelima aspek pentahelix tersebut. Kegiatan yang dijalankan tetap sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 dan juga dengan persetujuan perangkat desa. kedepan, semoga Muda Tanggap bisa lebih banyak melibatkan pemuda untuk meningkatkan potensi yang ada di Desa Baleraksa.
ADVERTISEMENT