Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menilik Kepemimpinan Mohammed bin Salman, Apakah Makin Membaik?
11 Desember 2021 7:23 WIB
Tulisan dari Muhammad Nadhif Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal Mohammed bin Salman lebih dalam
Jika mendengar nama Mohammed bin Salman pasti tidak asing lagi yang ada di telinga kita. Setelah dipikir-pikir bahwa nama salman ini merujuk pada Raja Salman bin Abdul Aziz yang berkuasa di arab saudi. Nah jika ada yang belum tahu bahwa sosok muhammad bin salman ini adalah anak dari Raja Salman bin Abdul Aziz yang menjadi raja di arab saudi, yang sekarang menjabat sebagai putra mahkota yang menggantikan Muhammad bin Nayef.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi telah resmi mendeklarasikan Salman bin Abdul Aziz sebagai Raja Arab Saudi. Pada Januari 2015, Mohammed bin Salman menjabat sebagai menteri pertahanan Arab Saudi, dan pada hari yang sama ia diangkat menjadi sekretaris jenderal pengadilan kerajaan. Pada bulan yang sama, Dewan Pengembangan Ekonomi Arab Saudi didirikan dan Mohammed bin Salman diangkat sebagai ketuanya. Kemudian, pada 2017, Mohammed bin Salman diangkat sebagai Putra Mahkota, menggantikan Muhammad bin Nayef, yang mendapat dukungan dari 31 dari 43 dewan suksesi Arab Saudi.
Gaya Kepemimpinan Muhammad bin Salman sebagai Putra Mahkota
Sebagai Putra Mahkota yang masih tergolong muda yaitu 31 tahun, Mohammed bin Salman ini menerapkan Kepemimpinan yang Visioner dan Kepemimpinan yang Inovatif, Visioner disini adalah mengenai kebijakan yang ia rencanakan yaitu Visi 2030 Arab saudi. Mohammed bin Salman ini memiliki pemikiran yang sudah ke masa depan yaitu tahun 2030 dan dapat digambarkan dengan jelas bahwa pada tahun 2030 Arab Saudi akan mau dibawa kemana dan rencana ini tidak asal asalan ia rencanakan bahwa ditegaskan memiliki sasaran dan target yang terutama adalah modernisasi. Inovatif disini adalah bahwa Mohammed bin salman ini berinovasi hal baru yang dapat meningkatkan perekonomian Arab Saudi kedepan nya seperti menerapkan E-Government yang belum pernah ada di pemerintahan sebelum-sebelumnya. Dia tidak takut untuk melakukan inovasi hal ini meskipun banyak pihak yang menentang nya tapi ia akan terus meneruskan inovasi ini.
ADVERTISEMENT
Nah sebetulnya apa itu Visi 2030? Visi Arab Saudi untuk masa depan adalah menjadikan Arab Saudi sebagai jantung dunia Arab dan Islam, pusat investasi dan penghubung yang menghubungkan tiga benua. Inisiatif reformasi bertujuan untuk mendiversifikasi dan memprivatisasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada minyak. Pada tahun 2030, inisiatif ini juga bertujuan untuk membangun sistem E-Government. Dia juga mengumumkan rencana $500 miliar untuk menciptakan zona bisnis dan industri yang membentang melintasi perbatasan dengan Yordania dan Mesir. Ini mencakup area seluas 26.500 meter persegi, yang dikenal sebagai NEOM, secara eksklusif akan menyediakan tenaga angin dan surya ke wilayah tersebut, dengan fokus pada industri seperti energi dan air, bioteknologi, pemrosesan makanan, manufaktur canggih, dan hiburan.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Mohammed bin Salman juga mencabut kebijakan-kebijakan yang tidak menyetarakan gender di Arab Saudi. Kebijakan tidak pro gender pertama yang dicabut adalah larangan mengemudi bagi perempuan. Pemerintah Arab Saudi mulai mengizinkan perempuan Saudi mengemudikan mobil lagi pada 24 Juni 2018. Sejak itu, sebuah kebijakan telah diperkenalkan yang memungkinkan perempuan untuk bepergian ke luar negeri tanpa wali. Reformasi perwalian Arab Saudi adalah langkah maju terbesar dalam transisi Arab Saudi dari politik yang sangat konservatif ke kesetaraan gender. Reformasi perwalian ini telah memungkinkan perempuan untuk bergerak mandiri untuk mencapai impian mereka, yang sebelumnya sulit bagi perempuan Saudi karena sistem perwalian yang sangat membatasi pergerakan perempuan Saudi. Melalui reformasi sistem perubahan ini, perempuan di Arab Saudi dapat mencapai banyak efek positif untuk mewujudkan impian mereka. Dari contoh tersebut, jika kita lihat lebih dalam bahwa Putra Mahkota Arab Saudi ini mencerminkan Gaya Kepemimpinan yang Demokratis, Bahwa dia memperjuangkan hak perempuan juga yang sama dengan laki-laki.
Pendekatan Kepemimpinan Mohammed bin Salman
ADVERTISEMENT
Mundur sedikit mengenai masa lalu Mohammed bin Salman bahwa Putra Mahkota Arab Saudi ini secara teori kepemimpinan Gabungan dari The Great Man Theory dan Trait Theory. Disatu sisi memang Mohammed bin Salman adalah anak kandung dari Raja Salman bin Abdul Aziz yang dimana di Arab Saudi menganut sistem monarki yang tahta kerajaan akan dilanjutkan berdasarkan keturunan nya, Tetapi di satu sisi bahwa Mohammed bin Salman ini telah mengalami beberapa pengalaman sebelumnya yang pernah menjadi penasihat ahli di dewan pemerintah Arab Saudi, wakil putra mahkota yang memperoleh sifat kepemimpinan nya dari pengalaman nya itu.
Selain itu juga Mohammed bin Salman ini mengadopsi pendekatan kepemimpinan yaitu Transformational Leadership yang dimana putra mahkota Arab Saudi ini membuat sebuah kebijakan yaitu Visi 2030 Arab Saudi ini untuk merubah secara perlahan Arab Saudi menjadi kota yang lebih modern, lebih terbuka dan tidak ada lagi ketidaksetaraan gender disana. Mohammed bin Salman ingin merubah hal tersebut dan hal ini tidak akan bisa terlaksana tanpa masyarakat Arab Saudi yang mendukung hal ini untuk kedepan nya.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Adriansah, A. PERAN POLITIK MUHAMMAD BIN SALMAN DALAM MODERNISASI MENUJU VISI 2030 ARAB SAUDI (Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Dewi, N. R., Fikri, A. I., & Febriani, A. (2020). Dinamika Kesetaraan Gender di Arab Saudi: Sebuah Harapan Baru di Era Raja Salman. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 6(1), 30-42.
Merdeka.com/dunia/liberalisasi-arab-saudi-di-bawah-kepemimpinan-pangeran-muhammad-bin-salman.html
Aljazeera.com/features/2017/12/14/profile-crown-prince-mohammed-bin-salman