Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Antara Luka dan Pengorbanan: Potret Nyata Perjuangan Dokter untuk Indonesia
3 Januari 2025 14:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Nadhifa Almira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belakangan ini profesi dokter di Indonesia kerap dijadikan perbincangan, salah satunya adalah kasus perundungan atau penyiksaan yang menimpa para tenaga medis. Menurut Kementrian Kesehatan, terdapat kurang lebih tiga ratus laporan dugaan perundungan dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di berbagai universitas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2024 lalu, adanya kasus tragis yang terjadi pada salah satu mahasiswi PPDS Anestesi Universitas di Jawa Tengah. Mahasiswi tersebut ditemukan meninggal di kosnya pada 12 Agustus 2024. Kasus ini diduga atas perlakuan tidak manusiawi yang dialaminya selama masa pendidikan oleh para seniornya. Selain itu, hal yang sama juga terjadi di salah satu Universitas di Jawa Barat dan ditindaklanjuti dengan memberikan sanksi kepada tujuh pelaku yang terlibat dalam aksi perundungan tersebut.
Melalui banyaknya kasus tersebut, dapat dimengerti, menjadi seorang dokter memang memerlukan pengorbanan yang cukup besar, baik dari segi waktu, tenaga, maupun biaya. Pendidikan dokter memakan waktu yang cukup panjang, mulai dari jenjang sarjana kedokteran hingga PPDS. Total waktu yang diperlukan untuk menjadi dokter umum yaitu sekitar 6-7 tahun, belum ditambah dengan masa pendidikan dokter spesialis selama 4-6 tahun. Dapat diperkirakan, mahasiswa kedokteran harus menjalani masa pendidikannya lebih dari 10 tahun untuk menjadi dokter spesialis.
ADVERTISEMENT
Selama masa pendidikannya, mahasiswa kedokteran harus menjalani berbagai tahapan, seperti masa co-ass dan internship yang membutuhkan banyak sekali energi dan kekuatan fisik maupun mental. Mereka dituntut untuk bisa menangani berbagai kasus medis yang mungkin baru mereka temui di saat itu dengan jam kerja yang panjang. Hal tersebut terkadang membuat mereka kelelahan akibat istirahat yang tidak cukup. Di samping itu, pengalaman tersebutlah yang mengajarkan para mahasiswa kedokteran mengenai ketahan dan komitmen dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.
Tidak berhenti disitu, dedikasi para dokter akan terus terlihat, terutama di saat mereka berjuang sebagai garda terdepan ketika dihadapkan dalam berbagai situasi darurat kesehatan. Para dokter juga seringkali mengorbankan waktunya bersama keluarga demi memberikan layanan terbaik kepada pasien. Presiden RI 2024, Joko Widodo, mengapresiasi para dokter atas pengabdian dan perjuangan mereka yang selalu berada di garis terdepan dalam pencegahan maupun penanganan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Profesi dokter merupakan panggilan mulia yang membutuhkan dedikasi, komitmen, pengorbanan, serta perjuangan yang tinggi. Meskipun dihadapkan oleh berbagai situasi sulit seperti perundungan, beban kerja yang berat, dan tekanan emosional, semangat para dokter tidak pernah berkurang sedikitpun untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi pasiennya. Tentunya, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan demi mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi para tenaga medis sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan optimal, berkualitas, serta dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.