Konten dari Pengguna

Benarkah Covid-19 Berdampak pada Bidang Pendidikan di Indonesia?

Nadhifah Abdul Haris
Mahasiswi Institut Tekhnologi dan Bisnis Ahmad Dahlan prodi Akuntansi
19 Januari 2022 15:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadhifah Abdul Haris tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/siswa-corona-virus-5204989/?download
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/siswa-corona-virus-5204989/?download
ADVERTISEMENT
Dua tahun sudah kita menjalani kehidupan dengan pandemi ini. Covid-19 menghantui setiap belahan dunia. Berbagai macam cara dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19. Pemerintah menganjurkan 3M yaitu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Keputusan pemerintah dalam memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memberikan dampak yang begitu nyata bagi masyarakat Indonesia. Semua aspek merasakan dampaknya, termasuk dalam bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kita adalah generasi emas penerus bangsa yang nantinya bisa dijadikan tolok ukur bagaimana negara kita akan diisi dengan ide-ide yang dibawa oleh generasi penerus. Tetapi dengan adanya wabah Covid 19 semua jadi terhalang.
Akibat dari pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan yang dapat di rasakan antara lain adalah penutupan luas sekolah-sekolah, mulai dari pendidikan usia dini, sekolah dasar dan menengah hingga universitas. Sebagai gantinya pemerintah kita menetapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dan daring (dalam jaringan).
Nah, pada saat pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), salah satu keputusan pemerintah yang cukup menjadi perdebatan adalah tentang peniadaan Ujian Nasional (Unas) bagi pelajar sekolah menengah atas (SMA) dan Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk tahun ajaran 2019/2020.
ADVERTISEMENT
Banyak orang tua yang menyetujui ditiadakannya ujian nasional tersebut dengan alasan ancaman virus Covid-19. Namun, tidak sedikit juga orang tua yang mengaku sangat kecewa karena anaknya telah mempersiapkan diri secara maksimal untuk menghadapi ujian, yang merupakan tolok ukur kemampuan diri untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Tetapi dengan alasan demi kesehatan dan keselamatan semua pihak akhirnya kegiatan ujian yang rutin diadakan di setiap akhir tahun ajaran tersebut ditiadakan dan diganti dengan ujian yang diadakan secara daring dari rumah masing-masing.
Harus kalian ketahui dengan adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh dan daring (dalam jaringan). Kita semua dipaksa untuk melakukan aktivitas secara online. Menggunakan media online untuk pembelajaran pasti ada saja kedalanya yang dihadapi guru dan murid, seperti materi pelajaran yang di berikan guru belum selesai disampaikan sudah diganti dengan tugas lainnya, tugas menjadi semakin banyak dan menumpuk. Belum lagi kapasitas internal handphone yang penuh dan membuat sistem dari handphone tersebut menjadi lemot. Semua itu menjadi keluhan bagi setiap murid karena tugas yang diberikan menjadi lebih banyak ketimbang dengan tugas saat pembelajaran offline.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya itu, akses internet yang terbatas dan sarana yang kurang memadai menjadi keluhan juga bagi para murid atau guru di Indonesia. Banyak masyarakat Indonesia yang kondisi ekonominya menghawatirkan. Jika mereka saja tidak mampu untuk membeli sarana media online bagaimana bisa mereka dapat mengakses informasi untuk kegiatan pembelajaran. Belum lagi bagi mereka yang tinggal di daerah pelosok, pasti akan sangat amat susah untuk mengakses internet.
Nah, anak-anak di Indonesia yang tadinya belajar dengan tenang, menjadi terganggu dengan adanya pamdemi seperti ini. Bahkan banyak anak yang terpaksa putus belajar terutama di daerah pedesaan yang sangat minim dan rendah tingkat pendapatan ekonominya. Karena pembelajaran metode daring harus menggunakan kuota internet yang cukup. Juga terkendala sinyal yang sering tidak lancar, sehingga pembelajaran menjadi sangat terhambat.
ADVERTISEMENT
Nah, di saat situasi seperti ini peran orang tua dalam pembelajaran daring seperti sangat penting. Setiap orang tua pasti menjadi garda terdepan bagi anak-anaknya. Partisipasi orang tua sangat dibutuhkan agar pembelajaran yang tujuannya mulia terlaksanakan secara optimal seperti menyampaikan kembali materi pembelajaran yang diberikan oleh gurunya dan membantu mengerjakan tugas jika mengalami kesulitan.
Menurut saya, adanya pandemi Covid-19 dan dilaksanakannya pembelajaran daring memberikan hikmah bagi kita semua. Pembelajaran yang dilakukan dirumah membuat orang tua yang mungkin tidak memiliki waktu dengan anaknya karena sibuk bekerja menjadi memiliki banyak waktu dan orang tua dapat memonitoring atau mengawasi perkembangan pembelajaran anaknya secara langsung. Artinya orang tua dapat lebih mudah memantau potensi atau kemampuan anaknya dirumah. Komunikasi orang tua dengan anak menjadi lebih intensif dan menimbulkan hubungan antara orang tua dengan anak menjadi lebih erat.
ADVERTISEMENT
Hikmah selanjutnya, penggunaan teknologi seperti handphone atau gadget dapat dikontrol orang tua untuk kebutuhan anak dalam melakukan pembelajaran. Hal ini dapat memberikan dampak positif kepada seorang anak, dalam memanfaatkan sarana media online (handphone) dan menghindari anak dari dampak negatif atau hal-hal yang kurang baik.
Walaupun pandemi Covid-19 memberikan dampak yang begitu besar dalam bidang pendidikan di Indonesia, tetapi dibalik itu semua terdapat hikmah dan sebuah pembelajaran yang dapat kita ambil. Dengan adanya kebijakan pemerintah yang menetapkan kita semua untuk melakukan pembelajaran jarak jauh memberikan manfaat yaitu meningkatkan kesadaran untuk menguasi teknologi dan mengatasi proses pembelajaran di pendidikan Indonesia.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Sumber :

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/15314/0
https://iain-surakarta.ac.id/hikmah-pandemi-covid-19-bagi-pendidikan-di-indonesia/#:~:text=Adanya%20pandemi%20covid%2D19%20juga,dan%20mengawasi%20belajar%20anak%20dirumah.