Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Sastra Lisan di Era Sekarang
10 April 2022 7:34 WIB
Tulisan dari Nadhila Zahra Rahmahwati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, sastra lisan sudah ada sejak periode sebelum kemerdekaan. Sastra lisan tentunya sangat berkaitan dengan sejarah sastra. Karena, sastra lisan merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat pada periode sebelum kemerdekaan. Sastra lisan digunakan sebagai media penyampaian pesan masyarakat pada masa itu. Sedangkan masyarakat sekarang beranggapan bahwa sastra lisan digunakan hanya dalam bentuk tuturan atau ucapan saja, tetapi sebenarnya sastra lisan juga berbentuk sastra dan seni.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari penulisan artikel yang berjudul “Mengenal Sastra Lisan di Era Sekarang” adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama yang membaca artikel ini. Mungkin sebagian masyarakat baru mengetahui sastra lisan, tetapi sebenarnya sastra lisan itu sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Penulisan artikel ini juga bermanfaat bagi masyarakat, khususnya yang membaca artikel ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Lalu, apa saja yang termasuk sastra lisan?
Pada zaman dahulu, masyarakat belum mengenal tulisan sehingga sastra lisan dianggap sebagai bentuk awal kesusastraan yang berkembang dari waktu ke waktu. Berbeda dengan zaman sekarang, masyarakat lebih mengetahui sastra dalam bentuk digital saja, karena memang zaman dan teknologi yang sudah berkembang pesat. Tetapi sebagai masyarakat, kita juga harus mengenal apa saja sastra yang sudah pernah ada sebelumnya, salah satunya seperti sastra lisan. Sebab, tidak akan ada sastra digital jika sebelumnya tidak ada sastra lisan.
ADVERTISEMENT
Sastra lisan terdiri dari pantun, sajak atau puisi, legenda, mitos, dongeng, dan lainnya. Pantun termasuk salah satu sastra lisan yang sudah mulai dilupakan. Pantun biasanya dilakukan oleh masyarakat daerah Minangkabau dalam acara-acara resmi. Masyarakat Minangkabau termasuk masyarakat yang pintar berbalas pantun, sehingga bisa membantu melestarikan sastra lisan. Sama halnya dengan legenda, mitos, dan dongeng yang saat ini juga sudah mulai dilupakan. Berbeda dengan puisi, saat ini masih digunakan walaupun tidak terlalu sering. Misalnya dalam mengungkapkan sebuah perasaan kepada seseorang, biasanya menggunakan puisi.
Contoh sastra lisan yang kita kenal, yaitu cerita Malin Kundang. Cerita Malin Kundang termasuk cerita rakyat yang bergenre legenda. Cerita ini berasal dari Sumatra Barat, yang menceritakan tentang seorang anak yang durhaka terhadap Ibunya dan dikutuk menjadi batu. Cerita ini diambil berdasarkan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Cerita legenda Malin Kundang ini juga pernah dijadikan drama dan sinetron, di dalamnya terdapat pesan moral yang disampaikan dari cerita tersebut. Saat ini, cerita legenda Malin Kundang hanya dapat dijadikan sejarah dan diketahui oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, dari uraian singkat di atas yaitu sastra lisan sebagai media penuturan yang mengandung gagasan-gagasan dari masyarakat pada masa itu. Gagasan-gagasan tersebut menjadi sumber cerita yang disampaikan dalam bentuk lisan. Dalam kehidupan sehari-hari, sastra lisan biasanya dituturkan seseorang untuk berkomunikasi secara langsung tanpa harus memakai perantara seperti kertas, handphone, dan lainnya.
Sastra lisan juga merupakan kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu yang disebarluaskan secara turun-temurun dari mulut ke mulut, di dalamnya terdapat pesan-pesan moral yang disampaikan. Walaupun demikian, sastra lisan ini harus sesuai dengan fakta, agar sastra lisan ini menjadi sebuah sejarah yang dapat dikenang dan dapat diketahui oleh masyarakat di era sekarang.