Konten dari Pengguna

Menggali Nilai Kepemimpinan Kearifan Lokal Suku Melayu Sambas Kalimantan Barat

Nadia
Mahasiswi Aktif Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta
14 Juli 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bangunan peninggalan kesultanan melayu islam Sambas Keraton Alwatzikhobillah, foto ini diambil dari galeri pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Bangunan peninggalan kesultanan melayu islam Sambas Keraton Alwatzikhobillah, foto ini diambil dari galeri pribadi
ADVERTISEMENT
Suku Melayu di Sambas, Kalimantan Barat merupakan salah satu kelompok etnis terbesar yang mendiami wilayah tersebut. Mereka memiliki sejarah panjang dan budaya yang kaya. Suku Melayu Sambas memiliki sejarah yang terkait erat dengan kesultanan Sambas, yang didirikan pada abad ke-17. Kesultanan ini merupakan salah satu kerajaan Melayu di Kalimantan Barat yang memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut. Suku Melayu Sambas tersebar di berbagai daerah di Kalimantan Barat, terutama di Kabupaten Sambas dan sekitarnya. Bahasa yang digunakan oleh Suku Melayu Sambas adalah bahasa Melayu Sambas, yang merupakan dialek dari bahasa Melayu.
ADVERTISEMENT
Nilai Kepemimpinan Suku Melayu Sambas
Nilai adalah sesuatu yang berharga sehingga menjadi patokan dalam kehidupan. Nilai memberikan makna dalam hidup, sehingga memberi corak dalam perilaku manusia. Nilai dianggap sebagai alat kontrol sosial, dianggap juga sebagai nilai agama yang menjadi pedoman bagi kehidupan manusia. Sedangkan nilai yang tidak sesuai dengan nilai keagamaan dianggap oleh masyarakat sebagai yang tidak bisa menghargai nilai.
Kepemimpinan adalah suatu tindakan dalam bentuk mempengaruhi orang lain agar mau dan bertindak, proses komunikasi untuk mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan sosial, politik, dan budaya bagi masyarakat. Di berbagai daerah yang ada di belahan dunia, nilai-nilai kepemimpinan sering kali dipengaruhi oleh kearifan masyrakat setempat yang merupakan penduduk lokal, lalu diwariskan turun-temurun. Di Kalimantan Barat sendiri, khususnya di daerah Sambas, Suku Melayu Sambas memiliki kearifan lokal yang kaya dan sarat dengan nilai-nilai kepemimpinan yang relevan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Karifan Lokal Suku Melayu Sambas
Kearifan lokal adalah sebuah produk budaya yang diciptakan oleh nenek moyang kita, sehingga menjadi warisan leluhur yang perlu kita kaji kembali dari makna nilai-nilai kearifan lokal itu sendiri. Kearifan lokal adalah sebuah sistem yang dianut oleh masyarakat yang mengandung nilai dan norma yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal merupakan hubungan yang mengatur dalam kehidupan masyarakat yang dikenal sebagai adat. Kearifan lokal dapat ditemui dalam nyanyian, pepatah, sasanti, petuah, semboyan, dan kitab-kitab kuno yang melekat pada perilaku sehari-hari.
Adapun kearifan lokal yang kita dapati pada Suku Melayu yang ada di Sambas seperti gotong royong. Nilai kebersamaan dalam gotong royong sangat kental dalam masyarakat Melayu Sambas. Mereka sering bergotong royong dalam kegiatan pertanian, pembangunan rumah, dan acara-acarat adat. Selanjutnya, kearifan lokal yang mereka miliki adalah kepemimpinan adat. Yang mana sistem kepemimpinan dalam Suku Melayu Sambas sering kali bersifat kolektif dan dipimpin oleh para tetua adat atau tokoh masyrakat yang dihormati. Mereka memainkan peran penting dalam menjaga harmoni dan menyelesaikan konflik dalam komunitas.
ADVERTISEMENT
Suku Melayu Sambas terkenal dengan budaya dan tradisi yang kuat serta terpelihara dengan baik. Terdapata adat istiadat, sistem sosial, dan norma-norma yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Kearifan lokal ini tidak hanya menjadi identitas budaya, tetapi juga menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam aspek kepemimpinan.
Adat Istiadat yang Dapat Kita Jumpai Pada Masyarakat Suku Melayu Sambas
1. Tepung tawar
Ritual ini diwarisi dari ajaran Hindu, namun mengalami pengaruh Islam sejak abad ke-7 M. Tepung tawar digunakan dalam acara kelahiran. Ritual ini bertujuan untuk meminta keselamatan dan menghindarkan musibah. Prosesi ini melibatkan doa-doa khusus untuk meminta keselamatan.
2. Tradisi saprahan
Tradisi saprahan adalah tradisi makan bersama yang ada di Kalimantan Barat, terutama berkembang di Sambas, Mempawah, dan Pontianak, sebagai hasil akulturasi budaya lokal dengan islam sejak abad ke-16 M. Tradisi ini dilakukan dengan cara makan bersama di atas kain yang dihamparkan di lantai, melambangkan nilai-nilai islam seperti rukun islam dan rukun iman. Yang mana tradisi saprahan ini disantap oleh 6 orang untuk setiap nampan, ini melambangkan rukun iman, dan lauk pauk yang dihidangkan biasanya berjumlah 5 macam, ini melambangkan rukun islam.
ADVERTISEMENT
Nilai-Nilai Kepemimpinan Dari Kearifan Lokal Suku Melayu Sambas
1. Nilai gotong royong
Nilai ini mengajarkan pentingnya kerja sama dan kebersamaan dalam mencapai tujuan bersama. Contohnya pada tradisi saprahan yang melibatkan banyak orang dalam persiapan dan pelaksanaan acara makan bersama. Masyarakat bersama-sama mengatur tempat, menyiapkan makanan, dan memastikan semua tamu terlayani dengan baik.
2. Nilai menghormati tamu
Pemimpin diharapkan untuk selalu menghormati tamu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan. Contohnya dalam tradisi saprahan, tamu undangan terutama yang paling dihormati seperti kepala kampung atau pemuka agama, diberikan tempat dan sajian khusus yang menunjukan penghargaan masyarakat terhadap mereka.
3. Nilai tenggang rasa
Di mana pemimpin harus memiliki sikap tenggang rasa, yaitu mampu memahami dan menghargai perasaan serta kebutuhan orang lain. Contohnya, pada tradisi saprahan semua orang duduk bersama tanpa memandang status sosial, mencerminkan rasa saling menghargai dan menghormati antar warga.
ADVERTISEMENT
4. Nilai keadilan
Bagi pemimpin diharapkan untuk bersikap adil dan tidak memihak dalam mengelola masyarakat. Contohnya, dalam pelaksanaan tradisi tepung tawar, semua orang yang hadir diberikan berkat yang sama tanpa ada perbedaan, mencerminkan sikap adil dan merata dalam memberikan perlindungan dan kesejahteraan.
5. Nilai kesopanan dan kesantunan
Pemimpin harus menunjukan sikap sopan dan santun dalam berinteraksi dalam masyarakat. Contohnya, dalam prosesi tradisi saprahan, tata cara menghidangkan makanan yang dilakukan dengan penuh sopan dan pakaian adat yang rapi, mencerminkan pentingnya sikap kesopanan dalam setiap tindakan.
6. Nilai religius
Pemimpin harus mengedepankan nilai-nilai agama dalam kepemimpinan nya. Contohnya, tradisi tepung tawar sering diawali dengan doa dan ritual keagamaan, menunjukan bahwa pemimpin mengedepankan nilai-nilai spiritual dalam setiap acara penting.
ADVERTISEMENT
Nilai-nilai ini diambil dari kearifan lokal Suku Melayu Sambas dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, membentuk dasar kepemimpinan yang efektif dan beretika dalam masyarakat tersebut.
Relevansi Nilai Kepemimpinan dalam Konteks Modern
Nilai-nilai kepemimpinan yang berasal dari kearifan lokal Suku Melayu Sambas masih sangat relevan dalam konteks modern. Di era globalisasi dan modernisasi ini, prinsip musyawarah, keadilan, kejujuran, kepedulian, ketegasan, kebijaksanaan, serta penghormatan terhadap tradisi dan budaya dapat menjadi fondasi yang kuat dalam membangun kepemimpinan yang efektif dan bermartabat.
Dengan menggali dan menerapkan nilai-nilai kepemimpinan dari kearifan lokal ini, kita tidak hanya menjaga warisan budaya yang berharga, tetapi juga menciptakan model kepemimpinan yang mampu menghadapi berbagai tantangan zaman. Masyarakat yang dipimpin dengan nilai-nilai-nilai yang kokoh ini akan memiliki kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi perubahan serta mampu menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kearifan lokal Suku Melayu Sambas Kalimantan Barat menyimpan banyak nilai-nilai kepemimpinan yang dapat diadaptasi dan diterapkan dalam kehidupan modern. Dengan mengedepankan musyawarah, keadilan, kejujuran, kepedulian, ketegasan, kebijaksanaan, serta penghormatan terhadap tradisi dan budaya, kita tidak dapat membangun model kepemimpinan yang tidak hanya efektif, tetapi juga bermartabat dan berkelanjutan. Nilai-nilai ini tidak hanya relevan bagi masyarakat Melayu Sambas, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat luas dalam membangun kepemimpinan yang lebih baik.
Penulis
Karimah
Nadia
Dr. Sarwadi, M.Pd.I.
Sumber
Aslan. (2017). nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya pantang larang suku melayu sambas. 16.
Januardi, A., Superman, & Firmansyah, H. (2022). tradisi masyarakat sambas:identifikasi nilai-nilai kearifan lokal dan eksistensinya. 13.
Putri, astrini eka, Firmansyah, A., Mirzachaerulsyah, E., & Firmansyah, H. (2021). tradisi saprahan sebagai sumber belajar sejarah lokal kalimantan barat. 5.
ADVERTISEMENT