Konten dari Pengguna

Mengenal Budaya Begadang Serta Dampaknya

Nadia Ananda Putri
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
12 Desember 2022 20:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Ananda Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Pixabay
ADVERTISEMENT
Tahukah kamu apa itu budaya begadang? Budaya begadang adalah aktivitas produktif dan konsumtif masyarakat di waktu tengah malam yang ditandai dengan perilaku begadang atau tidak tidur hingga menjelang waktu pagi hari. Budaya begadang sedang banyak diterapkan oleh generasi muda. Banyak orang berfikir bahwa begadang adalah sesuatu yang harus di banggakan, namun hal itu justru membuat berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Bukan karena takut akan menjadi penyakit menakutkan, insomnia malah dianggap sebagai aktivitas yang keren. Selanjutnya, begadang dijadikan media bagi generasi muda untuk mencapai kesuksesan dan mencapai identitas “Workholic”. Mereka menganggap bahwa identitas workholic ini hanya dimiliki oleh orang orang yang begadang untuk menyelesaikan tugas mereka. Akhirnya, kualitas tidur mereka akan terganggu.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, manusia membutuhkan tidur sebagai wadah untuk mengistirahatkan tubuh. Waktu yang dianjurkan orang dewasa untuk tidur adalah 6 hingga 9 jam setiap malam. Pada saat tidur, tubuh melakukan perbaikan fisik maupun mental sehingga dapat tercapai kesehatan tubuh menyeluruh. Ketika memasuki usia remaja, tidur dapat melepas hormon partumbuhan sehingga dapat membangun massa otot serta memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Oleh karena itu, para remaja bisa mengurangi frekuensi begadang agar mendapatkan pertumbuhan yang maksimal. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur berada di otak tepatnya di mesensefalon dan pons. Selain otak, Reticular Activating System (RAS) juga berperan dalam memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri, emosi dan proses pikir. Dalam keadaan bangun, RAS melepas norepinefrin sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan sistem limbik, sedangkan pada saat tidur terdapat pelepasan serotonin dari Bulbar Synchronizing Regional (BSR).
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, begadang sering berkaitan dengan irama sirkadian Irama sirkadian dapat mengatur fluktuasi denyut jantung, tekanan darah, temperatur, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu. Irama sirkadian juga diatur oleh bagian otak yaitu hypothalamus. Pada pagi hari terjadi penurunan pada irama sirkadian sehingga dapat membantu otak agar tetap tidur selama semalam. Selain dapat mempengaruhi tidur bangun, irama sirkadian juga dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Apabila seseorang begadang, maka irama sirkadian akan terganggu sehingga dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan metabolisme tubuh.
Selain itu, begadang dapat memicu berbagai penyakit. Saat begadang, system imun menurun sehingga rentan mengalami masalah kesehatan. Dalam beberapa studi dijelaskan bahwa seeseorang yang sering begadang memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan pencernaan, neurologis hingga gangguan psikologis.
ADVERTISEMENT

Hubungan Begadang dengan Sistem Pencernaan

Begadang Menyebabkan Mudah Lapar

Begadang dapat menyebabkan kurang tidur pada individu. Ketika seseorang kurang tidur, maka akan mempengaruhi hormon leptin dan ghrelin. Kedua hormon ini berperan dalam perasaan lapar dan kenyang. Kurang tidur dapat menurunkan hormon leptin dan meningkatkan hormon ghrelin untuk menstimulasi nafsu makan. Hal ini akan menyebabkan seseorang mudah lapar di malam hari dan bisa meningkatkan risiko obesitas.
Sumber : Pixabay

Begadang Mengganggu Keseimbangan Mikroba Usus

Dalam sebuah studi menunjukkan bahwa mikroba usus bekerja sesuai dengan irama sirkadian. Hal ini dapat mempengaruhi fungsi dari proses pencernaan manusia. Apabila terjadi gangguan pada irama sikardian, maka akan mempengaruhi keseimbangan mikroba usus dan akan rentan menimbulkan berbagai masalah pencernaan.

Hubungan Begadang Dengan Kesehatan Psikologis

Aktivitas yang padat membuat seseorang terpaksa harus merelakan waktu tidurnya. Apabila terus dibiarkan, maka akan menyebabkan waktu tidur pada individu tersebut kurang. Waktu tidur yang kurang akan menganggu irama sikardian. Ketika seseorang tidak mendapatkan kebutuhan tidur yang cukup, mereka akan lebih rentan mengalami stres.
ADVERTISEMENT

Berpengaruh Pada Emosi

Saat tidur, amygdala pada otak mengalami peningkatan aktivitas. Amygdala adalah bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan emosi. Seseorang dengan tidur yang cukup, maka akan terjadi peningkatan aktivitas dari amygdala, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan otak dalam mengendalikan emosi. Jika seseorang kurang tidur, maka akan aktivitas dari amygdala akan menurun dan akhirnya anda kesulitan dalam mengendalikan emosi dan cenderung sering marah.
Sumber : Pixabay

Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan adalah penyebab berkurangnya waktu tidur karena terjadi serangan panik dan mimpi buruk. Tentu saja kecemasan yang muncul berlebihan akan menimbulkan berbagai permasalah tersendiri
Wah, teryata budaya begadang tidak hanya berpengaruh terhadap irama sirkadian, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan tubuh. Oleh karena itu, marilah kita mengurangi frekuensi begadang sehingga tercapainya kualitas tidur yang baik. Dengan kualitas tidur yang baik, maka kehidupan sehari hari akan lebih teratur dan menyenangkan.
ADVERTISEMENT