Konten dari Pengguna

Pentingnya Penerapan Psikologi Komunikasi Antara Guru dan Siswa

Nadia Aulia
seorang mahasiswa semester 3 S1 Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
5 Januari 2025 12:08 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Aulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Psikologi Komunikasi (Sumber: https://www.vecteezy.com/free-photos)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Psikologi Komunikasi (Sumber: https://www.vecteezy.com/free-photos)
ADVERTISEMENT
Dalam dunia Pendidikan, hubungan antara guru dan siswa memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi saya sangat yakin bahwa psikologi komunikasi merupakan fondasi yang sangat dibutuhkan agar menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Psikologi komunikasi tidak hanya mempelajari bagaimana pesan itu tersampaikan, namun bagaimana pesan tersebut diterima dan dipahami oleh kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Komunikasi adalah salah satu elemen penting dalam pendidikan. Guru tidak hanya sekedar memberikan informasi atau materi, tetapi juga berperan sebagai fasilitator guna terciptanya kondisi belajar yang nyaman. Disisi lain, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima informasi melainkan juga pengolah informasi yang diberikan. Interaksi ini menuntut adanya komunikasi efektif yang melibatkan empati, pemahaman, dan kemampuan menyampaikan pesan dengan cara yang sesuai kebutuhan siswa.
Salah satu contoh ketika seorang guru memberikan umpan balik atau feedback kepada siswa, cara penyampaiannya bisa berdampak besar pada penerimaan siswa terhadap kritik tersebut. Komunikasi yang disampaikan dengan empati dan dorongan positif sangat mungkin memotivasi siswa dibandinkan dengan memberikan kritik yang menggunakan nada bicara seperti merendahkan atau menghakimi. Dalam hal ini, psikologi komunikasi sangat berperan untuk memahami kondisi emosional siswa sehingga pesan dapat diterima tanpa menimbulkan adanya hambatan.
ADVERTISEMENT
Empati merupakan inti dari psikologi komunikasi. Guru yang memiliki empati mampu melihat apapun dari perspektif siswa, memahami tantangan atau masalah yang sedang mereka hadapi, dan akan memberikan dukungan yang sesuai. Misalnya, siswa yang cenderung pendiam mungkin akan merasa sulit untuk berpartisipasi aktif dalam kelas atau saat diskusi. Degan menggunakan pendekatan empatik, guru dapat menciptakan kenyamanan yang mendukung siswa tersebut agar berani berbicara.
Disisi lain, empati juga dapat membantu siswa memahami guru sebagai individu yang penuh harapan dan tanggung jawab. Ketika siswa merasa dimengerti, mereka akan cenderung membuka diri dan pastinya akan berpartisi aktif dalam proses belajar mengajar. Hubungan yang didasari dengan empati akan menciptakan suasana kelas yang harmonis, nyaman, dan tenang. Hal itulah yang akhirnya meningkatkan efektivitas pembelajaran. Karena pada kondisi ini antara guru dan siswa mulai menerapkan psikologi komunikasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun psikologi komunikasi sudah diterapkan, hambatan komunikasi pasti ada. Namun bagaimana cara kita antara guru dan siswa dapat menyelesaikannya. Hambatan komunikasi yang sering muncul karena adanya perbedaan usia, pengalaman, atau latar belakang budaya. Misalnya, generasi siswa saat ini yang disebut dengan “Generasi Z” memiliki cara pandang dan gaya komunikasi yang berbeda dengan guru dari generasi sebelumnya. Siswa yang sering menggunakan bahasa atau istilah-istilah saat ini dan terkadang ada beberapa guru yang kurang memahami apa yang sedang di bicarakan oleh siswa.
Selain itu, adanya stereotip atau prasangka juga dapat menghambat komunikasi. Guru yang memiliki persepsi negatif terhadap siswa tertentu mungkin secara tidak sadar memperlakukan mereka secara berbeda, yang dapat berdampak buruk pada motivasi belajar siswa. Begitupun sebaliknya, siswa yang memiliki perspektif negatif terhadap guru juga akan meberikan respon yang kurang interaktif atau kurang bersemangat pada pembelajaran. Dalam hal ini, pemahaman psikologi komunikasi dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan mengajarkan pentingnya menghindari asumsi dan berfokus pada fakta.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara guru dan siswa berkomunikasi. Platform pembelajaran secara daring, forum diskusi online, dan aplikasi pertukaran pesan menjadi media yang memfasilitasi interaksi. Namun, teknologi ini juga dapat membawa tantangan tersendiri. Komunikasi menggunakan media digital sering kali kehilangan elemen non-verbal, seperti tidak maksimalnya intonasi suara atau ketidakjelasan mimic wajah karena kendala signal yang membuat pesan tidak tersampaikan secara efektif.
Dalam konteks ini, psikologi komunikasi dapat membantu guru dan siswa untuk lebih berhati-hati dalam memilih kata dan menggunakannya secara bijak agar dapat dipastikan bahwa pesan akan tersampaikan dengan jelas. Selain itu, guru juga perlu memahami bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar, bukan sekadar sebagai alat pengganti komunikasi tatap muka. Begitu juga dengan siswa, mereka juga akan memahami bahwa kecanggihan teknologi tidak hanya sekedar untuk hiburan saja tetapi sebagai penunjang untuk melakukan pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya melihat bahwa penerapan psikologi komunikasi dalam pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab seorang guru, tetapi juga harus menjadi bagian dari kurikulum pendidikan. Calon guru perlu dibekali tentang pemahaman bagaimana membangun hubungan yang sehat dengan siswa, bagaimana menyelesaikan permasalahan, dan bagaimana menggunakan bahasa yang dapat membatu psikologis siswa.
Disisi lain, siswa juga harus diajarkan mengenai keterampilan berkomunikasi. Dengan demikian, mereka dapat dengan mudah menyalurkan ide, kreativitas, dan perasaan mereka secara lebih baik. Hal ini tidak hanya membatu siswa dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Kepercayaan adalah salah satu elemen kunci yang sangat penting antara guru dan siswa. Psikologi komunikasi mengajarkan bahwa kepercayaan dibangun melalui konsistensi, transparansi, dan saling menhgormati antar individu. Guru yang menunjukkan integritas dalam kata dan tindakan akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari siswa. Siswa yang menunjukkan kebijaksanaan dalam berucap dan bersikap juga akan lebih mudah mendapat kepercayaan dari seorang guru.
ADVERTISEMENT
Siswa yang mendapat kepercayaan dari seorang guru akan lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Misalnya, memberikan tanggung jawab untuk memimpin diskusi di dalam kelas atau menyelesaikan proyek yang dapat menjadi cara efektif untuk menujukkan bahwa guru percaya pada kemampuan mereka, dengan hal tersebut akan menciptakan rasa nyaman antara guru dan siswa.
Saya sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi menyadari bahwa pendidikan tidak hanya saling mentransfer materi, tetapi juga membangun hubungan manusiawi. Psikologi komunikasi memberikan kerangka yang kuat untuk memahami dinamika ini. Dengan memahami bagaimana pesan bisa diterima dan disampaikan, kita dapat menjalin hubungan antara guru dan siswa menjadi sangat lebih baik.
Psikologi komunikasi juga mengajarkan pentingnya mendengarkan secara aktif. Guru yang mendengarkan siswa dengan penuh perhatian tidak hanya mendapat wawasan tentang apa yang mereka butuhkan, tetapi juga akan menciptakan kondisi yang saling menghargai. Hal ini mendorong siswa untuk lebih terbuka dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan yang dapat diambil adalah penerapan psikologi komunikasi antara guru dan siswa adalah suatu hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Dengan memahami aspek psikologis dalam komunikasi, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang akan mendukung perkembangan siswa secara holistik. Di satu sisi, siswa juga sangat perlu diajarkan agar memiliki keterampilan dalam berkomunikasi yang akan membantu mereka berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif.
Menurut saya dalam kacamata mahasiswa Ilmu Komunikasi, psikologi komunikasi tidak hanya membuat hubungan antara guru dan siswa menjadi lebih baik, tetapi juga akan menciptakan kondisi atau lingkungan belajar yang sangat kondusif. Saya percaya hubungan sehat antara guru dan siswa yang diciptakan dari psikologi komunikasi akan meningkatkan kualitas pendidikan, melahirkan generasi yang terbuka dan lebih empatik. Dengan demikian, psikologi komunikasi bukan hanya sebuah teori, tetapi juga sebuah praktik yang relevan dan berdampak besar dalam dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Nadia Aulia Ferlinda, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untag Surabaya