Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Thread Viral Diadaptasi Jadi Film: Memprioritaskan Fakta atau Sinematik?
12 Desember 2024 17:39 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nadia Rahma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika dahulu sumber produksi film adalah murni dari karya sutradara dan penulis naskah atau diadaptasi dari karya-karya sastra yang populer seperti novel dan buku, beberapa tahun terakhir, banyak film yang diproduksi yang mengangkat kisah-kisah populer yang diunggah melalui thread di X. Namun, apakah thread ini diolah dengan memprioritaskan cerita asli sesuai thread atau diubah demi kebutuhan sinematik?
ADVERTISEMENT
Thread atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan utas, adalah sebutan dari sekumpulan cuitan atau unggahan di media sosial X yang menyambung terus menerus. Umumnya, pengguna X menggunakan fitur ini untuk berbagi informasi, bercerita, berbagi ilmu, ataupun bertukar opini yang ingin disampaikan dengan panjang sedangkan fitur ‘post’ di X memiliki batas karakter untuk setiap unggahannya. Banyak pengguna yang memanfaatkannya untuk menceritakan kisah unik yang dianggap menarik hingga viral karena respon netizen yang antusias untuk membaca dan menanggapi cerita tersebut.
Mengadaptasi cerita dari karya tulis menjadi karya visual harus melalui beberapa proses produksi yang tidak mudah salah satunya adalah penyesuaian alur cerita, latar belakang, dan tokoh dalam cerita. Aspek-aspek tersebut juga berpotensi mengalami perubahan seperti pengurangan atau penambahan karena beberapa alasan seperti film tersebut agar lebih mudah dinikmati dan dipahami oleh penonton dengan cerita lebih sederhana, singkat dan lebih masuk akal. Namun, proses ini juga dapat mengubah imajinasi pembaca, kedalaman bahasa, serta kedalaman penggambaran dan penyampaian watak setiap tokoh (Itafarida, 2006).
ADVERTISEMENT
Perubahan tersebut terkadang tidak diterima dengan baik oleh pembaca thread maupun penonton film dan membuat pihak pembuat film merasa serba salah karena jika perubahan terlalu banyak, dianggap dapat menghilangkan keaslian cerita tersebut. Namun, di sisi lain, jika tidak banyak perubahan, produser dan penulis skenario akan dikritik dianggap tidak kreatif dan tidak banyak bekerja dalam membuat ide karena hanya mengandalkan tulisan yang sudah ada.
Salah satu film yang mengambil dari kisah viral yang diunggah di X adalah KKN di Desa Penari. Film ini diadaptasi dari thread yang ditulis oleh anonim dengan nama pengguna @SimpleM81378523 pada 24 Juni 2019 yang kemudian dijadikan novel lalu dilanjutkan menjadi film yang ditayangkan di bioskop pada tahun 2022. Karena kepopuleran kisah tersebut di X, film KKN di Desa Penari dinobatkan sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa karena jumlah penonton tembus hingga 10 Juta.
Dilaporkan oleh KapanLagi.Com , Lele Laila, penulis skenario film KKN di Desa Penari, mengungkapkan jika film tersebut menerapkan teori fidelity of adaptation, yakni proses adaptasi karya tulis menjadi karya visual dengan bentuk setia menjaga karya asli. Meskipun begitu, dalam versi film tersebut terdapat beberapa penambahan elemen fiksi untuk mendukung dan mempertegas cerita dan meningkatkan daya tarik visual. Namun, masih banyak penonton yang tidak paham dengan konsep adaptasi karya tulis menjadi karya visual sehingga masih banyak kritik yang dilontarkan kepada penulis skenario.
ADVERTISEMENT
Adapun film lainnya yang masih cukup baru dan masih diperbincangkan oleh masyarakat adalah film yang berjudul Ipar adalah Maut, diangkat dari thread yang ditulis oleh seorang penguna X dengan nama Eliza Sifa yang menceritakan kisah nyata perselingkuhan seorang suami dengan adik iparnya. Film ini ditayangkan di bioskop pada tanggal 13 Juni 2024. Beberapa adegan dan alur cerita dalam film mengalami perubahan dari cerita aslinya.
Davina Karamoy, aktris pemeran Rani, saat diundang dalam podcast Haloha Hati oleh Blooming Media yang dipublikasikan pada tanggal 28 Juni 2024 mengungkapkan bahwa “Jujur ya, di film itu tuh dibikin se-make sense mungkin, karena kalo lo tahu cerita aslinya, gue tahu, itu gak make sense." Berdasarkan ungkapan Davina tersebut dapat artikan bahwa beberapa elemen dalam film Ipar adalah maut mengalami perubahan dengan tujuan mengemas sebuah kisah nyata yang tabu dan tidak masuk akal menjadi kisah yang bisa diterima oleh penonton namun tidak menghilangkan esensi utama dalam cerita tersebut, meskipun pada nyatanya film ini menghilangkan beberapa adegan dari cerita asli yang ditulis oleh Eliza Sifa dalam threadnya.
ADVERTISEMENT
Keputusan untuk mengadaptasi thread viral menjadi sebuah film memiliki banyak tantangan salah satunya adalah menyeimbangkan fakta untuk menjaga keaslian karya penulis asli dan penambahan elemen fiksi untuk kebutuhan sinematik mempertegas daya tarik visual dan emosi. Produser film harus bijak dalam memutuskan elemen-elemen yang akan ditampilkan dalam film tersebut agar seluruh target audiens dan penulis tidak merasa dirugikan dan puas dengan hasil film yang ditayangkan. Bagaimanapun, cerita dari thread asli berperan sebagai sumber inspirasi dan dasar pembentukan jalan cerita film adaptasi. Meskipun mengalami perubahan, inti cerita tidak akan hilang jika kombinasi fakta dan kebutuhan sinematik seimbang.
Referensi
Itafarida, S. (2006). Adaptasi dari Karya Sastra ke Film: Persoalan dan Tantangan (Vol. 20). Sastra. Retrieved 12 12, 2024, from https://fib.unair.ac.id/fib/2022/07/12/adaptasi-dari-karya-sastra-ke-film-persoalan-dan-tantangan/
ADVERTISEMENT